RPIK Jeruk Sambas Terapkan Pengelolaan Terpadu Kebun Jeruk Sehat Plus

Jakarta, Technology-Indonesia.com – Pusat Penelitian dan Pengembangan Holtikultura (Puslitbanghorti) melakukan kegiatan tanam bersama 5 ribu benih jeruk bantuan dalam rangkaian program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) pada Senin (01/11/2021). Benih ini merupakan tahap pertama dari rencana 10 ribu benih jeruk yang akan disalurkan di tahun 2021 kepada petani jeruk di Kecamatan Sambas, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat (Kalbar).

Riset Pengembangan Inovatif Kolaboratif Jeruk (RPIK Jeruk) di Sambas terdiri dari berbagai kegiatan yang tergabung dalam paket pengelolaan terpadu kebun jeruk sehat plus (PTKJS+). PTKJS+ terdiri dari teknologi perbenihan dan pengembangan varietas unggul baru (VUB) jeruk, teknologi EWS hama berbasis industri 4.0, pemetaan endemisitas HLB/CVPD, pengujian teknologi pengendalian HLB dan diplodia dengan heat treatment, pengujian ameliorant yang mampu meningkatkan produksi dan kualitas jeruk, teknologi pengendalian burik buah berbasis fenologi tanaman, pengelolaan pascapanen produk turunan jeruk, dan pendampingan dan penguatan kelembagaan petani jeruk.

Kegiatan ini menggandeng banyak pihak yaitu Pemerintah Daerah Kabupaten Sambas, Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Kalbar, Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian (BB Pascapanen), Balai Besar Sumberdaya Lahan Pertanian (BBSDLP) dan Pemerintah Provinsi Kalbar. Acara tanam bersama ini dihadiri Kepala Bidang Penyuluhan A. Mubarak dan jajaran Dinas Pertanian Bidang Hortikultura Apriadi serta tim RPIK Jeruk Balitjestro (Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika) yang dipimpin oleh Otto Endarto.

Dalam sambutannya, Otto Endarto menegaskan bahwa, “Bantuan kali ini diberikan hanya kepada petani yang terkait program RPIK Jeruk dan telah menyiapkan tukungan.” Lebih lanjut Otto menjelaskan bahwa tahun ini Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo telah meluncurkan 100 ribu benih jeruk gratis bantuan pemerintah untuk program PEN yang ditujukan terutama di kawasan sentra jeruk nasional.

Proses pengiriman benih jeruk berlangsung sejak hari Kamis (28/10/2021) atau empat hari sebelum tanam bersama dengan pengiriman benih jeruk tanpa media tanah. Cara ini sudah lazim dilakukan oleh KPRI Citrus untuk penghematan biaya kirim. Benih jeruk mampu bertahan selama sepekan tanpa media tanah, namun syaratnya harus segera ditanam. Perlakuan yang diberikan dengan mencelupkan akar di cairan yang telah diberi zat pengatur tumbuh (ZPT).

Marlin, salah satu petani yang menerima benih jeruk sebanyak 500 batang menyatakan bahwa benih jeruk yang dia terima tampak segar dan sehat. Ia berencana mengganti tanaman jeruk yang rusak dan menambah area penanaman di sekitar area penelitian ameliorasi yang dilakukan oleh Balitjestro.

Di lokasi penelitian perlakuan HLB, tanaman jeruk petani yang terserang HLB akan diganti dengan benih jeruk baru program dari RPIK Jeruk. Tampaknya petani masih membeli benih jeruk liar yang tidak terjamin kualitasnya. Sehingga berdasarkan uji PCR dan HLB kit ditemukan tanaman jeruk petani, bahkan yang masih kecil (baru tanam) ternyata hasilnya positif HLB, padahal tidak ditemukan vektor Diaphorina citri.

Sosialisasi penggunaan benih jeruk sehat bebas penyakit ini perlu terus digalakkan agar petani tidak dirugikan akibat benih liar yang masih banyak beredar. Petani akan membuktikan sendiri dengan perawatan yang sama baiknya, benih jeruk yang berasal dari prosedur yang sesuai ini (berlabel biru) akan lebih produktif berbuah dan berumur lebih panjang, tambah Otto Endarto. (Sumber Balitjestro)

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author