Jakarta, Technology-Indonesia.com – Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Balitbangtan Sulawesi Tengah (Sulteng) pada hari Kamis (4/3/2021) melakukan sekolah lapang dan pendampingan/pengawalan teknologi pemupukan menggunakan bagan warna daun (BWD) di Desa Jono, Kecamatan Dolo Selatan, Kabupaten Sigi. Kegiatan ini dihadiri Kelompoktani Loleangga Tuvu 1, Maroso Singgani dan Roso Risi, serta tim Yayasan Pusaka Indonesia.
BWD merupakan alat bantu untuk menentukan kebutuhan nitrogen (N) pada padi dan dosis pemupukan. BWD terbuat dari plastik dengan 4 skala warna yang dijadikan dasar penilaian kualitatif warna daun padi. BWD dapat membantu petani untuk mengetahui kapan tanaman perlu segera diberi pupuk N dan berapa takarannya.
Penyuluh BPTP Balitbangtan Sulteng, Basrum menyampaikan bahwa berdasarkan hasil penelitian dari Balai Besar Penelitian Padi, pemberian hara dalam bentuk pupuk dapat dilakukan berdasarkan fase pertumbuhan tanaman, ataupun dengan melihat penampilan tanaman di lapangan. Salah satu cara pemberian pupuk Urea pada tanaman padi adalah dengan mengamati perubahan warna daun dengan bantuan alat BWD.
Menurut Basrum, monitoring pemberian pupuk dengan mengacu pada alat BWD dilakukan sejak 30 hari setelah tanam (HST). Selanjutnya, 45 HST sampai fase berbunga (63 HST) setiap 7 hari sekali. “Banyaknya penambahan Urea, bila terjadi kekurangan hara N adalah 70 kg Urea/ha. Pemberian urea cara seperti itu dapat dihemat rata-rata 100 kg/ha tanpa menurunkan hasil gabah,” ujarnya.
Secara teknis, cara penggunaan BWD pada pertanaman padi adalah, pertama dipilih secara acak 10 rumpun tanaman sehat yang seragam. Selanjutnya, diamati daun teratas yang telah membuka penuh pada setiap rumpun.
Selanjutnya bagian tengah daun ditaruh di atas BWD kemudian dibandingkan antara warna daun dengan warna pada panel BWD. Jika warna daun berada di antara dua skala, gunakan nilai rata-ratanya, misalnya 3,5 untuk skala antara 3 dan 4.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sewaktu mengukur warna daun dengan BWD. Saat pengukuran hendaknya tidak menghadap sinar matahari karena pantulan sinar matahari dari daun padi dapat berpengaruh pada pengukuran warna daun, tidak menilai warna daun dengan BWD di tengah terik matahari, dan pengukuran dilakukan pada waktu yang sama dan oleh orang yang sama.
Jika enam atau lebih dari sepuluh daun yang diamati warnanya berada antara skala 4-5 pada BWD maka diberi 50 kg Urea/ha. Sedangkan jika berada antara skala 3-4 pada BWD diberi 125 kg Urea/ha, dan antara skala 2-3 BWD diberi 150 kg Urea/ha.
Setelah penyampaian materi, para petani praktek langsung cara penggunaan BWD dan melakukan pemupukan sesuai rekomendasi yang ditunjukan bagan warna daun.
Hasil pengamatan di demplot bahwa warna daun berada pada kolom 3 pada BWD sehingga sesuai petunjuknya maka pemberian urea per hektare sekitar 75 kg.
Para petani sangat antusias mengikuti praktek tata cara penggunaan BWD. Melalui kegiatan ini, anggota kelompok diharapkan dapat menerapkan di sawahnya masing-masing demi untuk mengefisienkan penggunaan pupuk, namun hasil yang diperoleh dapat maksimal.
Kegiatan yang sama juga dilakukan BPTP Sulteng pada hari Selasa (2/3/2021) di Desa Sambo Kecamatan Dolo Selatan Kabupaten Sigi. Pengawalan dan pendampingan kali ini difokuskan pada teknologi pemupukan ke tiga padi sawah yang sudah berumur kurang lebih 46 hst, dengan menggunakan BWD.
Kegiatan ini dihadiri Penyuluh BPTP Sulteng, Tim Yayasan Pusaka Indonesia serta gabungan tiga kelompok tani selaku pelaksana demplot di Desa Sambo, yakni kelompok Suka Maju, Maroso dan Mabelo Singgani. (Sumber BPTP Sulteng)
Pendampingan Pemupukan Padi Menggunakan BWD oleh BPTP Sulteng
