Jakarta, Technology-Indonesia.com – Untuk mengembangkan pembibitan dan budi daya Itik Master yang didukung dengan kemandirian pakan ternak, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) melalui Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan (Puslitbangnak) melakukan audiensi dengan Pemerintah Kabupaten Indramayu pada Rabu (22/9/2021) di Pendopo Kab. Indramayu, Jawa Barat.
Hadir pada audiensi tersebut antara lain Kepala Puslitbangnak Agus Susanto, peneliti senior Triana Susanti, Koordinator KSPHP Puslitbangnak Andi Saenab serta perwakilan dari Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jawa Barat, Balitnak, BBLitvet dan Balittanah. Sementara dari Pemkab Indramayu diwakili Asisten Daerah (Asda) III Suwenda Asmita.
Suwenda Asmita menyatakan dukungan penuh Pemkab Indramayu terhadap program Riset Pengembangan Inovatif dan Kolaboratif (RPIK) yang dilaksanakan Puslitbangnak dan siap melengkapi kebutuhan yang diperlukan. “Kami menyambut baik terkait program kegiatan RPIK ini serta mendukung sekali dan akan melengkapi dukungan-dukungan yang dibutuhkan dalam RPIK supaya berjalan dengan baik dan bekelanjutan,” tegas Suwenda.
Pada kesempatan tersebut, Kepala Puslitbangnak Agus Susanto menjelaskan bahwa pengembangan pembibitan Itik Master ini merupakan salah satu rangkaian program RPIK yang dilaksanakan Puslitbangnak. “RPIK merupakan kegiatan riset dan pengembangan yang dilaksanakan secara kolaborasi baik dari pemerintah pusat, pemerintah daerah maupun offtaker,” ujar Agus.
RPIK di Indramayu, terangnya, dilakukan dalam pengembangan budi daya itik secara intensifikasi yang didukung dengan penyediaan pakan yang berbasis bahan baku lokal, produksi bibit itik unggul, perakitan alsintan untuk pabrik pakan, vaksinasi, biosecurity, keamanan pakan dan lain-lain.
Sementara itu, Korwil RPIK Indramayu Triana Susanti berharap program kegiatan pengembangan Itik Master ini kedepannya bisa berkelanjutan dan bisa membantu meningkatkan kesejahteraan ekonomi bagi masyarakat di Kabupaten Indramayu.
Itik Master
Balitbangtan melakukan serangkaian penelitian di Balai Penelitian Ternak (Balitnak) untuk meningkatkan produktivitas itik lokal sekaligus menghasilkan bibit itik yang mempunyai kemampuan beradaptasi terhadap lingkungan. Hal tersebut dilakukan untuk mendukung swasembada protein hewani di Indonesia.
Penelitian diarahkan pada evaluasi kemampuan produksi berbagai jenis itik lokal dan diperoleh itik hibrida persilangan antara itik mojomaster-1 jantan dan itik alabimaster-1 betina yang disebut dengan itik master. Itik master diharapkan mampu beradaptasi dengan lingkungan dan berpotensi sebagai bibit niaga penghasil telur dengan sistem pemeliharaan intensif.
Keunggulan biologis itik master adalah untuk mengidentifikasi jenis kelamin pada saat menetas mudah. Hanya berdasarkan bulu. Itik jantan memiliki bulu yang lebih gelap. Pertumbuhan anak itik jantan juga lebih cepat, sehingga cocok untuk penggemukan sebagai itik potong ukuran sedang.
Itik master memiliki ciri spesifik postur tubuh ramping seperti botol, warna bulu seragam, garis bulu putih di atas mata (alis), warna ceker dan paruh hitam, sedangkan kerabang telur itik master berwarna seragam hijau kebiruan.
Rataan produksi telur itik master pertahun yang relatif tinggi mencapai 70% (265 butir), 15% lebih tinggi dari itik lokal biasanya dengan tingkat kematian yang relatif sangat rendah (<1%). Puncak produksi telur adalah 94%, lebih tinggi 10-15% dari produksi telur itik biasanya. Umur pertama bertelur itik master adalah 18 minggu, 1 bulan lebih awal dari itik lokal dengan masa produksi telur 10-12 bulan/siklus tanpa adanya rontok bulu.
Untuk kebutuhan itik master, rasio penggunaan pakan (FCR) adalah 3,2. Pakan yang diberikan pada itik master juga dapat dibuat sendiri atau diperoleh dalam bentuk konsentrat dari toko makanan ternak, kemudian dicampur dengan sumber energi seperti dedak atau jagung. (Sumber Puslitbangnak)