Kota Batu, Technology-Indonesia.com – Tanaman jeruk yang Anda rawat bertahun-tahun belum juga berbuah? Cobalah metode Pemijatan dan Pelengkungan (Pikung) yang terbukti bisa membungakan pohon jeruk secara efektif.
Pohon jeruk Siam biasanya berbuah pada umur 2-3 tahun, sementara jeruk Keprok baru bisa dipanen setelah rata-rata berumur 4 tahun. Banyak petani mengeluhkan pohon jeruknya belum berbunga walaupun sudah lewat umur berbuah.
Hal tersebut membuat petani lebih memilih mengembangkan jeruk Siam yang relatif lebih cepat berproduksi. Padahal jeruk Keprok memiliki nilai ekonomis yang lebih tinggi karena jeruk impor yang membanjiri pasar dalam negeri merupakan jenis Keprok.
Untuk mengatasi permasalahan lamanya produksi pada jeruk terutama jeruk Keprok, dapat dilakukan dengan metode pemijatan dan pelengkungan atau pikung pada percabangan. Teknik Pikung ini telah diaplikasikan di Kebun Percobaan Banaran, Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika (Balijestro), Balitbangtan. Hasilnya telah terbukti tanaman jeruk Keprok Batu 55 dapat berbuah pada umur 2,5 tahun dengan hasil produksi rata-rata 25 kilogram per pohon.
“Jadi petani tidak harus menunggu 4 tahun dengan biaya tinggi. Kita bisa buahkan pada umur 2,5 tahun sehingga ada efisiensi anggaran untuk saprodi (sarana produksi) sebesar 37,5%,” kata Ady Cahyono Kepala KP Banaran di Kota Batu, Jawa Timur pada Kamis (5/7/2018).
Waktu yang tepat untuk melakukan perlakuan pelenturan percabangan adalah pada saat tanaman mulai layu tepatnya di awal musim kemarau (awal tanaman mengalami kondisi stress air). Alasannya pada kondisi tersebut tanaman berhenti bertunas dengan kondisi sedikit layu sehingga cabang tidak mudah patah saat dilakukan proses pelenturan.

Namun sebelum melakukan teknik Pikung, tanaman diberi pupuk NPK terlebih dahulu 1 bulan sebelumnya untuk penambahan nutrisi. “Sebulan berikutnya baru kita Pikung saat nutrisi sudah terserap,” terangnya.
Cara melakukan pikung cukup mudah yaitu dengan melengkungkan cabang atau ranting pelan-pelan sampai berbunyi krek, tetapi tidak patah. Tahapan pikung dimulai dari cabang bagian bawah kemudian sampai ke atas.
Cahyono menerangkan, dengan metode Pikung, nutrisi yang ada di tanah tidak bisa naik, nutrisi yang ada di daun juga tidak bisa turun. Nutrisi yang ada di daun mengalami kelebihan akumulasi karbohidrat sehingga akan memuncul primordial bakal bunga.
“Setelah kita lakukan Pikung, 1-2 bulan tidak usah kita siram dulu. Setelah 2 bulan kita pupuk lagi, maka akan muncul bunga,” ungkapnya.

Di samping itu, faktor utama penentu keberhasilan dari metode ini adalah dengan mengubah komposisi dosis pemupukan yang diberikan pada tanaman, karena adanya perubahan fisiologis tanaman dari fase vegetatif (pertumbuhan) ke fase generatif (produksi).
Setelah pohon jeruk berbuah, petani bisa mengaplikasikan teknologi Bujangseta (Buah Berjenjang Sepanjang Tahun) agar bisa berbuah sepanjang tahun. Dengan metode Pikung, diharapkan petani bersemangat mengembangkan jeruk Keprok di samping Jeruk Siam. Sebab teknik ini cukup mudah untuk diaplikasikan tanpa perlu ketrampilan khusus.