Mekanisasi Solusi Pertanian Lahan Rawa

Jakarta, Technology-Indonesia.com – Lahan Rawa berupa lahan pasang surut dan lahan lebak tercatat cukup luas di Kalimatan Selatan dan Sumatera Selatan dengan potensi hampir 500.000 hektare (ha) yang dapat dikembangkan menjadi lahan produktif untuk budidaya padi dan palawija. Selama ini lahan rawa banyak terlantar karena memiliki pH masam (pH rendah antara 3 – 4) dan sedikit tenaga kerja di seputaran rawa untuk menggarap lahan.

Banyak lahan yang sudah dibuka akhirnya dibiarkan tidur lebih dari 12 tahun karena produktivitas rendah sehingga tidak efektif dan efisien. Dengan kata lain secara alami minat petani untuk mengelola lahan sangat rendah.

Pengembangan lahan rawa untuk mendukung kedaulatan pangan membutuhkan intervensi negara. Pada konteks ini peran mekanisasi pertanian berupa penerapan alat dan mesin pertanian (alsintan) yang sesuai dan tepat menjadi solusi pengelolaan lahan rawa untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi kerja petani. Mekanisasi pertanian juga diharapkan mengatasi kerlangkaan tenaga kerja di lahan rawa.

Sejek Kementerian Pertanian meluncurkan Program SERASI (Selamatkan Rawa Sejahterakan Petani) pada 2019 ini, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) telah mendukung dengan memperkenalkan beberapa teknologi pertanian yang sesuai. Sebut saja dengan penggunaan beberapa alsintan di dua lokasi demfarm yaitu di Muara Telang, Banyuasin, Sumatera Selatan, dan di Jejangkit, Barito Kuala, Kalimantan Selatan.

Di Jejangkit misalnya telah dibuka luasan demfarm 65 ha dari lahan yang telah tertidur selama 12 tahun karena berada di daerah banjir Sungai Alalak. Balitbangtan melalui unit-unit kerja dan pelaksana teknis (UK/UPT) yang dikoordinasi Balai Besar Sumber Daya Lahan Pertanian (BBSDLP) melaksanakan kegiatan aplikasi teknologi hasil penelitian dan pengembangan mendukung optimalisasi pertanian lahan rawa.

Berdasarkan kondisi eksisting diperlukan desain tata kelola air irigasi yang menjadi hal utama sebelum penerapan aplikasi teknologi budidaya pertanian Balitbangtan.

Beberapa penerapan teknologi mekanisasi pertanian yang telah diterapkan di demfarm antara lain penggunaan pompa Air; traktor roda 4 dan roda 2 untuk pengolahan tanah dangkal; drone tanam benih padi dengan kapasitas 1 jam/ha dan alat tanam bibit padi otomatis; drone penyemprot pestisida nabati yang ramah lingkungan; serta combine harvester untuk memanen padi otomatis.

Bahkan pada demplot sumperimpose juga diperkenalkan teknologi alsin yang dapat berfungsi memanen padi, mencacah jerami dan di bagian belakang alsintan dilengkapi dengan alat untuk mengolah tanah sekaligus sehingga proses panen langsung oleh tanah untuk penanaman padi selanjutnya.

Penerapan alsintan yang telah dikembangkan dalam demfarm tersebut dilakukan oleh Tim dan Perekayasa Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian, Serpong. Bahkan teknologi mekanisasi pertanian yang dikembangkan untuk lahan rawa ini sudah menerapkan teknologi 4.0 seperti operasional alsintan di lapangan yang memanfaatkan jaringan internet, seperti: Drone Tanam, Drone PerNab dan Alsin Tanam Padi Riding Rice Transplanter. (Harmanto/Destika Cahyana)

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author