Jakarta, Technology-Indonesia.com – Kacang hijau merupakan pilihan petani di sebagian wilayah Indonesia ketika musim kering. Masa tanam kacang hijau relatif singkat (genjah) antara 55- 65 hari), variasi jenis penyakit relatif sedikit, dapat ditanam pada lahan kurang subur, serta harga jual yang relatif tinggi dan stabil.
Keunggulan tersebut menjadikan kacang hijau sebagai komoditas yang cukup menguntungkan bagi petani di Indonesia, khususnya di Pulau Jawa, Nusa Tenggara, dan Sulawesi. Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur merupakan penghasil kacang hijau terbesar di Indonesia. Kedua provinsi tersebut berkontribusi hingga 70% dari total produksi kacang hijau nasional.
Rendahnya produktivitas kacang hijau nasional disebabkan oleh terbatasnya ketersediaan benih kacang hijau varietas unggul di pasaran, masih rendahnya penerapan praktik bertani kacang hijau yang baik di kalangan petani, dan kurangnya pengetahuan mengenai peluang pasar kacang hijau di kalangan petani.
Bertolak dari permasalahan tersebut, digelar Webinar yang diprakarsai oleh PT. Ewindo, didukung oleh Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi (Balitkabi) pada Senin (30/8/2021). Webinar tersebut merupakan tindak lanjut dari webinar Propaktani sebelumnya yang mengungkap potensi dan peluang usahatani kacang hijau.
Deputy Finance & Accounting Director PT. East West Seed Indonesia, Isak Heryawan menyampaikan keinginan PT. Ewindo untuk membangkitkan gairah dan minat petani milenial untuk berbisnis kacang hijau. Saat ini, PT. Ewindo sudah memproduksi benih bersertifikat Vima 1, sehingga akan membantu mengatasi kelangkaan benih kacang hijau di masyarakat.
Rudi Iswanto dari Balitkabi selaku pemulia yang melahirkan Vima 1 menyampaikan beberapa keunggulan Vima 1 untuk dibudidayakan, antara lain umur genjah, produksi tinggi, tahan pecah polong, letak polong hampir semuanya di atas kanopi, sehingga memudahkan pemeliharaan dan panen. Yang tidak kalah menarik adalah varietas ini tahan penyakit embun tepung.
Selain keunggulan varietas Vima 1, juga disampaikan bagaimana praktek budi daya yang baik yang bisa menghasilkan produksi kacang hijau yang tinggi, dimulai saat persiapan panen hingga penanganan pasca panennya. Juga disampaikan pula peluang untuk ditanam secara tumpangsari maupun tumpang sisip.
Sumanto, CEO PT. Agrotani Sukses Sejahtera, praktisi yang bergerak dalam ekspor kacang hijau juga menyampaikan keunggulan Vima 1 sebagai komoditas ekspor. Dituturkan bahwa Vima 1 sangat diterima pasar Filipina, Cina, dan Hongkong, karena warna bijinya hijau kusam dan berukuran biji relatif besar serta tanpa ada biji kerasnya.
Sigit Purbo Kristianto, Direktur PT. Andaru Damai Sembilan yang bergerak dalam ekspor kacang hijau juga menyampaikan prasyarat kacang hijau agar diterima pasar internasional, yaitu harus memenuhi syarat kotoran kurang dari 1%, kadar air kurang dari 14%, diameter biji 3-5 mm, dan yang paling utama adalah minimal residu pestisida dalam biji.
Menutup sesi webinar kali ini, Kartomo mengisahkan bagaimana ia menanam kacang hijau varietas Vima 1. Di sawahnya ia mencoba menanam kacang hijau sebanyak 1 kg benih. Dari penuturannya, ia mampu menghasilkan hampir 500 kg dari lahan yang luasnya 3000 m2. (Sumber Balitkabi)
Kacang Hijau Vima 1 Masih Menjadi Primadona Komoditas Ekspor
