Jakarta, Technology-Indonesia.com – Salah satu upaya untuk mendukung peningkatan produktivitas pangan adalah dengan Gerakan Pengendalian (Gerdal) Organisme Pengganggu Tanaman (OPT). Gerdal dilaksanakan agar OPT tidak melakukan kerusakan lebih luas dan menekan pergerakannya ke tempat lain.
Pengawalan Gardal OPT di beberapa lokasi dirasakan penting oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan). Pengawalan tersebut dilakukan oleh beberapa Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Balitbangtan yang tersebar di setiap provinsi di Indonesia.
Beberapa BPTP Balitbangtan yang tetap melakukan pendampingan Gerdal OPT selama masa pandemi Covid-19 diantaranya adalah BPTP Balitbangtan Jawa Tengah (Jateng), Jawa Timur (Jatim), Daerah Istimewa Yogjakarta (DIY), dan Kalimantan Timur (Kaltim).
Beberapa waktu lalu, BPTP Balitbangtan Jateng dalam kegiatan pendampingan Gerdal OPT (23/04/2020), juga melakukan mendistribusikan benih padi Inpari 30 dan 43 kepada Kelompok tani di sekitar exit tol Ungaran sebagai bagian kegiatan jarwonisasi. Dalam pendampingan tersebut, BPTP Balitbangtan Jateng melakukan kerja sama dengan instansi lain di daerah, yaitu Balai Perlindungan Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPTPH) Kabupaten Semarang bersama dengan Dinas Pertanian Perikanan dan Pangan (Dispertanikap) Kabupaten Semarang.
Bersamaan dengan kegiatan Gerdal, untuk memaksimalkan kegiatan Jarwonisasi, petani yang tergabung dalam Kelompok Tani (Keltan) Tegalepek juga mendapat bantuan benih padi dan refugia dari BPTP Balitbangtan Jawa Tengah. Selain itu, petani juga mendapatkan bantuan agensia hayati dari BPTPH untuk pengendalian hama penyakit dan meningkatkan pertumbuhan tanaman padi, dan bantuan VIAR roda tiga. Saat kegiatan gerdal ini, tidak hanya agensia hayati, tanaman refugia dan aplikasi agensia hayati yang dibagikan namun juga pembagian masker-sarung tangan.
Kegiatan gerdal yang mendukung kegiatan Jarwonisasi perlu dilakukan secara maksimal agar produktivitas dan kualitas padi yang dihasilkan lebih maksimal. Sedangkan dari Dispertanikap Kab. Semarang, menekankan pentingnya membangun kerjasama yang baik secara bertanggung jawab, agar kegiatan jarwonisasi dan gerdal yang dilaksanakan dapat memberikan manfaat yang besar bagi petani.
Budi Winarto, mewakili BPTP Jawa Tengah lebih memotivasi petani agar bisa melaksanaan kegiatan Jarwonisasi sesuai dengan SOP yang benar. Hasil yang selama ini didapatkan petani, yaitu: 5-6 ton per hektar. Petani harus yakin, jika jarwonisasi dilaksanakan dengan baik dan benar, peningkatan produksi pasti dapat diraih oleh petani.
Pendampingan juga dilakukan oleh BPTP Balitbangtan Jatim (27/04/2020) terhadap petani padi bersama dengan petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tanaman (POPT) dan penyuluh di Kecamatan Karangploso Kabupaten Malang. Gerdal Xanthomonas oryzae pada tanaman padi tersebut berlangsung di Poktan Sumber Makmur, Dusun Babakan, Desa Ngenep.
Diketahui seluas 80% areal pertanian di kawasan tersebut ditanami komoditas padi. Kegiatan gerdal ini biasa dilakukan saat musim tanam dan diakhiri saat musim panen. Kegiatan ini dirasakan penting oleh petani sebagai upaya dalam mencegah kegagalan panen padi di daerah tersebut.
Tak lupa semua petani dan pihak terkait tetap melakukan physical distancing, menggunakan masker, serta kaos lengan panjang selama kegiatan Gerdal berlangsung. Hal ini disampaikan Koordinator Penyuluh di BPP Karangploso untuk mengantisipasi kondisi pandemi Covid-19.
Gerdal OPT padi juga dilakukan BPTP Balitbangtan DIY, bersama dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan DIY, dan petani (18/05/2020). Gerdal padi dengan sasaran utama wereng batang coklat dilaksanakan di Desa Gadingsari, Kapanewon Sanden, Kabupaten Bantul.
Lokasi gerdal dibagi pada 3 Poktan, yaitu Poktan Klatak, Poktan Klagaran, dan Poktan Bongos dengan varietas dominan Situ Bagendit, Pepe dan IR-64. Luas pengendalian masing-masing Poktan adalah 16, 13 dan 10 ha, dengan kisaran umur tanaman 30-35 hari.
Gerakan ini merupakan ulangan dari gerakan pengendalian yang telah dilakukan terdahulu sehingga populasi wereng batang coklat dapat ditekan sampai di bawah ambang yaitu 1 ekor per tunas pada tanaman muda (tanam, anakan maksimum).
Bahan pengendalian yang digunakan terdiri atas Beauveria bassiana, Paenibacillus Polymyxa dan PGPR (Plant Growth-Promoting Rhizobacteria) dan tambahan tetes tebu. Penambahan Phaeni dan PGPT bertujuan untuk menekan penyakit bakteri dan memacu pertumbuhan padi. Sedangkan tetes tebu ditambahkan untuk nutrisi awal bagi APH. Bahan ini dipilih karena ramah lingkungan dan aman bagi musuh alami.
Jumlah petani yang terlibat kurang lebih 50 orang dan hadir dalam gerakan itu Regu Perlindungan Tanaman (RPT), POPT Sanden, dan Kasi Pengendalian OPT BPTP DIY. Antusias petani di Desa Gadingsari sangat bagus, karena ramah lingkungan dan tidak berbahaya bagi musuh alami.
Satu lagi BPTP yang melakukan pengawalan yaitu BPTP Balitbangtan Kalsel. Kamis, 18 Juni 2020, anggota Poktan Bangkit Desa Damit, Kecamatan Paser Balengkong, Kabupaten Paser bersama POPT, penyuluh pertanian, dan perangkat desa melaksanakan Gerdal hama siput murbai.
Siput murbai atau keong emas merupakan salah satu hama yang perlu diwaspadai dan diantisipasi keberadaannya. Mereka memakan tanaman yang masih muda dan lunak seperti bibit padi, tanaman sayuran, dan enceng gondok.
Demikian halnya yang terjadi di hamparan lahan Poktan Bangkit ini, keong emas menyerang tanaman padi yang baru beberapa waktu petani tanam. Pengendalian secara biologis sudah dilakukan, seperti memasang saringan pada saluran masuk, pemasangan ajir disertai umpan, melakukan penyulaman tanaman, aplikasi pestisida nabati, melepas bebek, serta mengumpulkan telur dan keong emasnya, namun populasi keong emas ini belum juga menurun.
Pada akhirnya, pengendalian kimiawi dengan moluskisida menjadi alternatif terakhir dengan tetap berpedoman pada 6 Tepat Aplikasi Pestisida, yaitu tepat sasaran, tepat mutu, tepat jenis, tepat waktu, tepat dosis/konsentrasi, dan tepat cara.
Meskipun dalam kondisi pandemi, peningkatan produksi pertanian tetap merupakan prioritas utama bagi ketahanan pangan bangsa Indonesia. Kunci keberhasilan Gerdal di setiap daerah adalah dilakukan secara serentak dan dalam skala yang luas, sehingga diperlukan kerjasama semua pihak.
Gerakan Pengendalian OPT di Berbagai Daerah Demi Ketahanan Pangan
