Gerakan Pengendalian Hama Penggerek Batang Padi di Kabupaten Tegal

Jakarta, Technology-Indonesia.com – Penggerek batang padi menjadi hama utama yang menyerang tanaman padi di hamparan sawah Kecamatan Lebaksiu Kabupaten Tegal pada beberapa musim tanam lalu. Serangan hama ini menjadi kekhawatiran petani untuk musim tanam saat ini.

Itulah sebabnya, Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jateng Badan Litbang Pertanian bekerja sama dengan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Tegal membuat demfarm seluas 36 hektare (ha) di Desa Dukuhdamu Kecamatan Lebaksiu. Demfarm tersebut fokus pada penerapan teknologi peningkatan produksi padi melalui penggunaan varietas unggul baru potensi hasil tinggi dan penerapan budidaya sistem Jajar Legowo (Jarwo), serta pengendalian hama penggerek batang. Demfarm ini, sekaligus menjadi kegiatan peningkatan kapasitas Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) dan Petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT) Kabupaten Tegal serta peningkatan pemahaman dan kekompakan kelompok tani dalam pengelolaan tanaman dan pengendalian hama terpadu.

Kegiatan pun terjadwal sejak awal kegiatan hingga panen, sesuai tahap-tahap teknis budidaya dan fase kritis serangan penggerek batang. Kegiatan dimulai dengan sosialisasi serta bimbingan teknis dan praktik pra pelaksanaan demplot terkait teknologi budidaya padi dengan sistem Jarwo serta teknologi pencegahan dan pengendalian hama penggerek batang padi bagi PPL, POPT dan kelompok tani.

Kegiatan dilanjutkan dengan persiapan melalui koordinasi dan penjelasan teknis pelaksanaan demplot, pembagian tugas dan kelompok pengamatan, koordinasi dengan pengelola irigasi, penyiapan logistik produksi, penyiapan sarana dan prasarana, serta penyusunan jadual palang tahap-tahap budidaya dan pengamatan, pelaksanaan. Kegiatan diikuti evaluasi setiap progress, tindak lanjut dari hasil evaluasi, dan evaluasi akhir berbarengan dengan panen. PPL dan POPT bersama kelompok tani kooperator bersemangat dengan model kegiatan ini, karena teknologi yang dilatihkan langsung diterapkan dengan pendampingan dan pengawalan langsung dari Balitbangtan BPTP Jateng.

Sepaket dengan PPL dan POPT yang terbagi dalam beberapa kelompok, anggota kelompok tani melakukan pengamatan di plot pengamatan yang sudah ditentukan. Selain mengamati keberadaan hama penggerek batang padi, juga dilakukan pengamatan jenis hama dan musuh alami, serta pengamatan agronomi, sebagai dasar tindakan yang akan dilakukan selanjutnya, sehingga tanaman tumbuh optimal sesuai dengan fase pertumbuhannya.

Pengamatan hama penggerek batang dilakukan sejak awal sebelum persemaian dan olah lahan untuk melihat populasi awal, pada pertanaman umur 10- 15 HST (hari setelah tanam) untuk melihat infestasi ngengat hasil penerbangan dari lahan sekitarnya yang telah menanam lebih dulu, dan pada saat tanaman umur 40-45 HST yang merupakan fase kritis infestasi penggerek batang menjelang primordia. Hasil pengamatan ditemukan ngengat dan kelompok telur penggerek batang, sehingga disusun langkah pengendalian pada pertanaman menjelang primordia. Sehingga dilakukan GERDAL penggerek batang untuk menekan terjadinya beluk pada fase generatif.

Di tengah-tengah berperang dengan penggerek batang, kendala kekurangan air juga menjadi faktor pembatas pertumbuhan tanaman, yang diatasi dengan optimalisasi pemanfaatan sumur dangkal yang ada di setiap petak lahan dan pompa air secara bergiliran. RHP/Balitbangtan

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author