Dukungan Teknologi Balitbangtan untuk Kemajuan Pertanian Sultra

Sultra, Technology-Indonesia.com – Pada acara puncak Hari Pangan Sedunia (HPS) ke 39, di Sulawesi Tenggara (Sultra) Sabtu (2/11/2019) Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengatakan bahwa pembangunan pertanian adalah tanggungjawab bersama. Untuk kemajuan pertanian Indonesia, perlu memanfaatkan sains, riset, dan teknologi.

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) sebagai instansi yang bergerak di bidang riset pertanian siap untuk terus mengembangkan teknologi yang dibutuhkan petani. Seperti yang telah diterapkan pada beberapa komoditas di Sultra di lokasi Gelar Teknologi HPS di Puudambu, Kecamatan Anganta, Kabupaten Konawe Selatan.

Misalnya, sentuhan teknologi pada komoditas kakao sehingga dapat berbuah di luar musim. Penerapan teknologi ini sangat tepat untuk mengangkat komoditi kakao karena Kabupaten Konawe Selatan merupakan sentra utama kakao di Sultra.

“Di sini kurang lebih ada 850 hektare kakao yang tersebar. Umur sekitar 20 sampai 25 tahun, sudah tanaman tua dan hampir tidak terpelihara, tidak ada sentuhan teknologi. Untuk itu Balitbangtan mencoba, dengan tantangan dan kondisi tanaman kakao yang ada ini untuk memberikan, memperlihatkan kepada petani bahwa dengan sentuhan teknologi dapat membuahkan kakao di luar musim,” terang Fadjry saat di lokasi Gelar Teknologi HPS 2019.

Selain penanaman dan pembuahan kakao, Fadrjy menyebutkan Balitbangtan juga memberikan bimbingan olahan kakao. Misalnya, bagaimana melakukan fermentasi yang cepat dengan alat sederhana, termasuk hingga menghasilkan produk setengah jadi seperti powder, pasta coklat, dan lainnya.

Selain kakao, Balitbangtan juga memberikan contoh bagaimana pemanfaatan lahan saat ingin melakukan rehabilitasi/replanting tanaman kakao. “Kita bisa tumpangsari dengan varietas unggul seperti pagi gogo, jagung, kedelai, bahkan kacang hijau,” jelasnya.

Tumpangsari sari tanaman pangan (Turiman) padi gogo kedelai (Pagole) misalnya, dengan varietas unggul yang ada seperti pagi gogo Inpago 8, Inpago 11, Inpago 12, dan Rindang 1. Kemudian ada kacang hijau Vima 1 dan Vima 2, kedelai Dering 2 dan Dering 3, kacang tanah Talam 1, juga ubi jalar Antin 3.

Fadjry menambahkan, “Kita mempunyai beberapa VUB yang tahan naungan dan tahan kering. Respon petani sudah baik. Jika tanaman samping ini sudah menghasilkan, semoga bisa menambahkan penghasilan untuk kebutuhan sehari hari.”

Balitbangtan juga mengenalkan kambing Boerka (indukan kambing kacang dan jantan kambing Boer). Kambing Boer dikenal dapat mengawini betina hingga 50 ekor, dan merupakan tipe pedaging.

“Kenapa kambing boerka karena bisa beradaptasi tinggi pada kondisi tropis dan kondisi pakan di wilayah ini,” jelas Kepala Balitbangtan.

Lebih lanjut Fadjry memperkenalkan bioindustri kambing Boerka dengan kakao dimana kulit kakao sebagai tambahan pakannya, lalu urine kambing dapat dijadikan sebagai pupuk organik.

“Kita juga beri contoh ke petani bagaimana pengelolaan air dengan sentuhan teknologi 4.0. Dengan sentuhan android bisa menghidupkan sistem irigasi di lapangan. Ini salah satu contoh kalau Balitbangtan sudah mengarah ke pertanian 4.0,” tutup Fadjry.

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014). Buku terbarunya, Antologi Puisi Kuliner "Rempah Rindu Soto Ibu"
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author