Jakarta, Technology-Indonesia.com – Teknologi drone kini sudah menjamur di Indonesia terutama untuk dunia fotografi dan pembuatan film. Beberapa waktu terakhir pemanfaatan teknologi drone kian meluas ke berbagai bidang termasuk sektor pemetaan udara dan pertanian modern.
Hal ini sangat mempengaruhi produktivitas petani Indonesia. Hadirnya drone proses perawatan dan pengendalian organisme pengganggu tanaman (OPT) menjadi lebih cepat dengan lebih sedikit biaya yang di keluarkan. Hasilnya lebih baik dari perawatan dan pengendalian OPT dengan cara biasa.
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) melalui unit kerja Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian (BBP Mektan) berhasil mengembangkan drone sprayer untuk pengendalian OPT.
Drone sprayer ini merupakan pesawat nirawak yang berfungsi menyemprotkan pestisida pembasmi OPT. Drone ini mempunyai kapasitas muat sekitar 20 liter, kecepatan semprot 3 km/jam dengan ketinggian 1,5-2 m dari permukaan tanah, dan lebar kerja 4 meter sehingga akan diperoleh kapasitas kerja 1,2 ha/jam (0,83 jam/ha).
Di bagian bawah pesawat terdapai tangki penampung pestisida. Dua tangkai penyemprot yang dilengkapi nozel dan pompa terpasang di sisi kanan dan kiri. Sebuah kamera video terpasang untuk memantau kestabilan drone. Peranti itu beroperasi dengan bantuan dua operator. Operator pertama mengendalikan laju dan arah terbang drone. Adapun operator kedua bertugas menghidupkan sprayer.
Adanya drone sprayer ini, pekerjaan penyemprotan pestisida bisa lebih cepat, hemat air dan merata. Selama ini, kebutuhan pestisida penyemprotan manual lebih besar. Sebab, kerap kali tercecer dan tidak tepat sasaran sehingga banyak pestisida yang terbuang.
Lantaran penyemprotan dilakukan di udara maka operator harus memperhatikan kondisi cuaca. Penyemprotan sebaiknya dilakukan saat cuaca cerah dan kecepatan angin rendah. Idealnya penyemprotan dilaksanakan pada pagi hari sebelum pukul 09.00.
Biasanya operator akan menerbangkan drone setinggi 1 meter dari tajuk agar cairan pestisida jatuh tepat mengenai tanaman. Posisi operator dengan drone cukup jauh sehingga paparan pestisida bisa dikurangi. Bandingkan dengan penyemprotan manual, posisi penyemprot dengan pestisida sangat dekat.
Drone sprayer bisa digunakan untuk semua topografi lahan. Khusus untuk lahan landai atau berbukit butuh kecakapan yang tinggi untuk menerbangkan drone. (Wira)