Diseminasi Teknologi Pakan Ternak Dukung Kemandirian Pakan di Banten

Jakarta, Technology-Indonesia.com – Pembangunan sektor peternakan memerlukan penataan yang tepat mulai dari ketersediaan pakan yang berkesinambungan dan teknik budidaya yang benar. Terdapat tiga bagian penting yang saling terkait dalam budidaya ternak yaitu bibit, pakan, dan manajemen.

Peneliti Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Banten, drh. Eko Kardiyanto menyampaikan hal tersebut saat menjadi narasumber dalam pertemuan peternak bertema “Penerapan Teknologi Pakan Ternak” yang dihadiri 15 peternak ruminansia di Auditorium Balai Pengembangan Peternakan (BP2) Provinsi Banten, Kamis (16/7/2020).

Acara yang digelar Dinas Pertanian Provinsi Banten tersebut merupakan upaya untuk meningkatkan kemandirian pakan serta pengembangan sistem logistik pakan. Upaya tersebut dilakukan dalam rangka menjamin ketersediaan pakan sepanjang tahun.

Lebih lanjut Eko menjelaskan, pakan ternak merupakan bagian yang menyerap biaya produksi terbesar, yaitu sekitar 70%. Karena itu, pakan akan terus menjadi persoalan dalam budidaya ternak jika tidak dikelola dengan baik, apalagi ketersediaan bahan di alam sangat dipengaruhi oleh musim. Sebagai solusi alternatif, penyediaan pakan ternak dapat dilakukan dengan pengawetan atau dengan melakukan diversifikasi sumber pakan.

Secara anatomi, terangnya, ternak ruminansia memiliki jenis lambung majemuk (rumen, reticulum, omasum, dan abomasum) yang berfungsi mencerna pakan yang mengandung banyak serat kasar. Jenis pakan ternak ruminansia secara alami adalah jenis rumput-rumputan dan dedauanan/leguminosa atau biasa disebut hijauan pakan ternak.

Hijauan pakan ternak merupakan semua pakan sumber serat kasar dari tumbuh-tumbuhan dan disukai oleh ternak. Eko menyampaikan, jenis pakan yang digunakan harus memenuhi syarat mudah didapat, murah dan berkualitas/bernutrisi.

Berdasarkan jenisnya, hijauan pakan ternak didapatkan dari jenis rumput-rumputan seperti rumput kumpai, rumput benggala, setaria, brachiaria, gajah dan lain-lain. Pakan ternak bisa berasal dari leguminose seperti arachis, lablab, kembang telang, kalopo, sentrosema, kaliandra, gamal, turi, indigofera, dan lain-lain. Serta, sisa hasil pertanian/ perkebunan seperti jerami padi, jerami kacang tanah, jerami kacang kedelai, brangkasan jagung, ubi jalar, sawit, kopi, kakao, dan lain-lain.

Eko menyampaikan, khusus jagung merupakan salah satu jenis tanaman pertanian yang ideal dijadikan sebagai hijauan pakan ternak dengan konsep terintegrasi antara ternak dan jagung. “Bagian tanaman jagung yang dapat dijadikan sebagai pakan ternak antara lain daun, batang dan tongkol buah. Hijauan yang diberikan kepada ternak sebaiknya dicacah terlebih dahulu agar mudah dicerna ternak, mudah penyimpanan/pengemasan dan tidak banyak terbuang dalam pemberiannya,” jelasnya.

Eko mengajak para peternak melakukan pengawetan pakan ternak untuk menjamin kesinambungan ketersediaan pakan. “Pengawetan pakan ternak dapat diolah secara sederhana menjadi produk hay dan silase” ucapnya.

Hay merupakan teknik pengawetan hijauan pakan dengan cara dikeringkan/dijemur sampai kadar air mencapai 12-30%. Setelah jadi, produk hay dapat langsung diberikan ke ternak atau disimpan di tempat kering dan terlindung hujan.

Sementara Silase adalah hijauan pakan ternak yang diawetkan dalam keadaan segar melalui proses fermentasi dalam silo. Untuk membuat silase, pilih hijauan yang disukai ternak dengan kandungan air 60%, hijauan dicacah untuk memudahkan proses pembuatan. Prinsip dasar dalam pembuatan silase yaitu respirasi (keadaan hampa udara/anaerob) dan fermentasi (pembentukan asam laktat).

Proses pembuatannya, setelah hijauan dicacah langsung dimasukkan ke dalam silo. Bahan hijauan dapat dicampurkan terlebih dahulu dengan bahan imbuhan hidrat arang seperti dedah halus, tepung, molase, ampas sagu dengan takaran 2-4 % dari jumlah bahan hijauan. Silo, merupakan wadah yang bisa ditutup dan kedap udara yang terbuat dari bahan tidak korosif dan tidak beracun seperti tong plastik, drum bekas, plastik/terpal, dan lain sebagainya.

Proses fermentasi berlangsung selama tiga minggu. Silase yang baik akan didapatkan bau yang segar (tidak berbau busuk), warna silase hijauan kecoklatan dengan tekstur lembut, tidak berlendir, tidak berbau mentega tengik, kandungan air dalam silase 60% dan pH berkisar 3,8-4,2. Setelah jadi, silase dapat diberikan langsung kepada ternak atau disimpan dengan mempertahankan kondisi anaerob.

Silase yang dipanen harus dicek dan dikeringanginkan terlebih dahulu sebelum diberikan untuk mengurangi atau menghilangkan gas. Untuk menjaga kualitas silase, pemanenan silase dalam silo maksimal dilakukan sebanyak dua kali.

Dalam sesi diskusi disampaikan bahwa Dinas Pertanian Provinsi Banten melalui kegiatan Gerakan Pengembangan dan Pemanfaatan Pakan Berkualitas (Gerbang Patas) telah memberikan bantuan bibit rumput dan mesin kepada kelompok ternak terpilih untuk mengembangkan jenis hijauan berkualitas untuk mendukung usaha peternakan kelompok. Namun, bantuan pakan masih menjadi masalah dalam budidaya ternak ruminansia di Banten terutama dalam ketersediaan lahan dan pembiayaan.

Karena itu, peternak disarankan melakukan kegiatan usaha beternaknya mengacu pada skala usaha minimal sehingga semua permasalahan yang dihadapi akan diselesaikan dengan prinsip keuntungan usaha. Selain itu, pemanfaatan sumber pakan ternak dari sisa hasil pertanian dan atau perkebunan dapat membantu untuk memberikan solusinya.

Untuk membangun dan mengembangkan peternakan di Banten, komunikasi di antara anggota kelompok dan komunikasi di antara kelompok ternak harus ditingkatkan dalam rangka memberikan masukan perencanaan pembangunan peternakan di Banten berdasarkan masalah, potensi dan kebutuhan. (Sumber: BPTP Banten)

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014). Buku terbarunya, Antologi Puisi Kuliner "Rempah Rindu Soto Ibu"
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author