BPTP Bali Diseminasikan Inovasi Teknologi Budidaya Kambing Boerka

Jakarta, Technology-Indonesia.com – Kambing boerka merupakan kambing persilangan antara kambing boer dengan kambing kacang atau kambing lokal. Keunggulan dari kambing boerka adalah memiliki pertumbuhan badan yang lebih cepat dibandingkan kambing lokal.

Reproduktivitas kambing boerka terbilang tinggi. Dalam dua tahun, kambing boerka dapat melahirkan anak 3 kali dengan jumlah anak 1 sampai 2 ekor. Kambing boerka juga mampu beradaptasi dengan kondisi tropis basah pada daerah dataran rendah.

Kambing boerka merupakan hasil inovasi Badan Litbang Pertanian melalui Loka Penelitian Kambing Potong, Pusat Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Puslitbangnak). Pada 2019, Puslitbangnak Bogor melalui Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bali mulai mengembangkan kambing boerka di Bali. Pengembangannya bekerjasama dengan petani peternak kambing di Kecamatan Pupuan, Tabanan.

Untuk mengawal perkembangan kambing Boerka di Bali, BPTP Bali tetap melakukan pengamatan dan pendampingan kepada petani dengan inovasi melalui bimbingan teknis (Bimtek) budidaya kambing boerka. Salah satunya, Bimtek hilirisasi teknologi budidaya kambing boerka di Desa Sanda, Kecamatan Pupuan, Kabupaten Tabanan, Bali pada Rabu (16/5/2021).

Bimtek kali menghadirkan Perbekel desa Sanda, PPL desa Sanda dan desa Selemadeg Barat, serta 40 orang anggota kelompok dari empat kelompok di pupuan yaitu, Kelompok ternak Sanda Sari, Kelompok Ternak Walung Amerta, Kelompok Ternak Wana Sari, dan kelompok ternak Merta Sari.

Peneliti BPTP Bali, I Nyoman Sugama mengatakan bahwa Bimtek bertujuan meningkatkan pengetahuan petani terkait teknologi budidaya peternakan, khususnya ternak kambing. Pada Bimtek tersebut, ia menyampaikan materi tentang teknologi penanganan gangguan kesehatan.

I Nyoman Sugama memaparkan perlunya pengetahuan petani akan inovasi teknologi baik dari segi kesehatan, penanganan penyakit, perkandangan, teknik budidaya dan pengawetan pakan agar dapat menjawab peluang dan tantangan tingginya permintaan pemenuhan populasi kambing di Pulau Bali.

“Gangguan kesehatan dapat menyebabkan kerugian ekonomi diantaranya menurunkan efisiensi produksi maupun reproduksi bahkan dalam kondisi yang parah dapat menyebabkan kematian ternak,” jelasnya.

Peneliti BPTP Bali, Ida Dayu Putu Parwati dalam paparannya menyampaikan pentingnya inovasi teknologi budidaya ternak kambing. Pemilihan pejantan dan betina yang baik menjadi dasar untuk pemeliharaan ternak kambing dengan hasil yang maksimal.

“Faktor lain yang sangat penting diperhatikan terkait pemenuhan kecukupan nutrisi yang bersumber dari pakan untuk dapat meningkatkan produktivitas kambing,” paparnya.

Sementara peneliti BPTP Bali lainnya, A.A. Ngurah Badung Sarmuda Dinata menyampaikan perlunya pembuatan pakan awetan dengan memanfaatkan hijauan maupun limbah perkebunan seperti limbah kulit kopi yang selama ini terbuang. “Pakan awetan diperlukan saat persediaan hijauan pakan ternak terbatas terutama saat musim kemarau,” jelasnya.

Ngurah Badung juga mengajarkan teknik pembuatan pakan awetan dalam bentuk Silase dengan menggunakan Moladef maupun Biocas kepada petani. Moladef dikembangkan BPTP Bali untuk untuk meningkatkan produktivitas ternak di Bali. Pemberian moladef akan menekan populasi protozoa dalam rumen sehingga mendongkrak populasi bakteri selulotik yang menyebabkan kecernaan pakan menjadi meningkat.

Moladef dibuat dari campuran cairan molasis dengan tanaman sumber agen defaunasi. Moladef berfungsi memanipulasi cairan rumen sehingga kondisi rumen menjadi kondusif untuk pertumbuhan mikroba terutama bakteri yang berfungsi untuk mencerna pakan.

Pada kesempatan tersebut Perbekel desa Sanda menyampaikan rasa terimakasihnya kepada BPTP Bali karena telah melaksanakan kegiatan Bimtek terkait inovasi Kambing di Desa Sanda.

“Kita harus bersyukur Desa Sanda menjadi Desa pertama pengembangan kambing Boerka di Bali. Karena itu, petani kelompok harus bersungguh-sungguh mengikuti dan melaksanakan inovasi teknologi yang disampaikan oleh BPTP Bali melalui Bimtek ini,” pungkasnya. (Sumber BPTP Bali)

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014). Buku terbarunya, Antologi Puisi Kuliner "Rempah Rindu Soto Ibu"
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author