Balittri Kembangkan Biopestisida dengan Teknologi Nano

Jakarta, Technology-Indonesia.com – Biopestisida merupakan salah satu upaya pengendalian hama dan penyakit yang ramah lingkungan. Beberapa biopestisida telah diuji dan efektif mengendalikan hama dan penyakit kopi. Seiring berkembangnya zaman, teknologi nano dapat diterapkan ke teknik formulasi biopestisida.

Nanobiopestisida merupakan teknologi pestisida yang terdiri atas partikel kecil atau struktur kecil dari bahan aktif yang berfungsi sebagai biopestisida. Pengendalian hama dan penyakit tanaman dengan menggunakan nanobiopestisida akan lebih efektif.

Beberapa keuntungan penggunaan nanobiopestisida adalah tingkat efikasi dan keamanan yang tinggi, mengurangi dosis atau konsentrasi penggunaan pestisida pada tanaman, mengurangi residu beracun, dan mengurangi emisi lingkungan di lahan pertanian.

Formulasi nanobiopestisida ada beberapa cara diantaranya dengan cara nanoemulsi. Kelemahan utama dari pestisida nabati yang mengandung minyak atsiri adalah mudah menguap dan tidak stabil. Karena itu, bahan aktif minyak atsiri perlu diformulasikan dalam bentuk yang lebih stabil, seperti partikel nano.

Teknologi nano dapat memperkecil partikel hingga berukuran nano (10-9 m). Hal ini diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas bahan aktif minyak atsiri. Selanjutnya, dengan sentuhan enkapsulasi, bahan aktif tidak mudah menguap dan lebih stabil.

Nanopestisida terdiri atas partikel kecil dari bahan aktif pestisida atau struktur kecil dari bahan aktif yang berfungsi sebagai pestisida. Nanoemulsi dan nanoenkapsulasi adalah salah satu teknik nanopestisida yang sudah banyak digunakan dan efektif untuk pengendalian penyakit tanaman.

Beberapa hasil penelitian nanobiopestisida yang efektif untuk mengendalikan hama dan penyakit diantaranya keefektifan nanobiopestisida berbahan dasar Bacillus thuringiensis dapat menyebabkan kematian serangga Trichoplusia ni hingga 100%.

Nanobiopestida berbahan dasar bunga cengkeh dapat meningkatkan kandungan eugenol sebesar 9,9% dan menurunkan populasi N. lugens dan relatif aman bagi musuh alami. Nanobiopestida berbahan dasar bunga cengkeh dapat meningkatkan kandungan eugenol sebesar 9,9% dan menurunkan populasi N. lugens dan relatif aman bagi musuh alami.

Balai Penelitian Tanaman Industri dan Penyegar (Balittri) telah dilakukan penelitian awal Pemanfaatan Teknologi Nano untuk pembuatan biopestisida untuk mengendalikan hama dan penyakit pada tanaman kopi, yaitu pemanfaatan nanobioinsektisida ekstrak buah cabai dan nanobiofungisida menggunakan cengkeh.

Nanobioinsektisida ekstrak buah cabai dan nanobiofungisida menggunakan cengkeh dapat efektif dalam mengendalikan hama PBKo dan karat daun dengan dosis rendah. Hasil penelitian awal telah didapatkan ekstrak cabai jawa (Piper retrofractum) dengan dosis 2,5%-3% efektif mengendalikan PBKo (Hypothenemus hampei) skala laboratoriumdan pengujian ekstrak daun cengkeh (Syzygium aromaticum) dosis 0,2% efektif menghambat perkecambahan spora H. vastatrix skala laboratorium. (Sumber Balittri)

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author