Bogor, Technology-Indonesia.com – Nanoteknologi merupakan salah satu teknologi andalan yang diyakini mampu mengatasi berbagai permasalahan sekaligus menjawab tantangan pembangunan pangan dan pertanian saat ini dan ke depan. Nanoteknologi disebut-sebut sebagai era revolusi baru bagi dunia iptek dan industri.
Sekretaris Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) Dr. Prama Yufdi dalam sambutannya mewakili Kepala Balitbangtan mengatakan bahwa Balitbangtan sangat mendukung pengembangan nanoteknologi untuk pangan dan pertanian. Karena itu, nanoteknologi akan diangkat menjadi salah satu flagship riset Balitbangtan.
“Kepala Balitbangtan mengarahkan agar semua kegiatan nanoteknologi Balitbangtan akan dilakukan secara terintegrasi dan sinergi antar unit kerja, dengan BB-Pascapanen menjadi koordinatornya. Dengan demikian, diharapkan hasil penelitian tersebut akan mendukung program Balitbangtan maupun Kementan, tidak lagi penelitian kecil-kecil yang hanya menjadi output unit pelaksana teknis/unik kerja,” kata Prama saat membuka Workshop on Recent Advances and Future Perspective in Nanotechnology for Food And Agriculture di Auditorium Dr. Ismunadji, Cimanggu, Bogor pada Selasa (13/8/2019).
Workshop yang digelar oleh Balitbangtan melalui Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian (BB-Pascapanen) ini dihadiri sekitar 100 orang peserta dari perwakilan Balitbangtan, Direktorat Jenderal teknis lingkup Kementan, perguruan tinggi, Lembaga Penelitian Non Kementerian, Industri, dan organisasi profesi. Workshop ini diselenggarakan dalam rangka Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) yang diperingatia setiap tanggal 10 Agustus, sekaligus menyambut HUT Kemerdekaan RI ke-74 serta 45 tahun Balitbangtan.
Workshop bertujuan meningkatkan iptek sekaligus berbagi pengalaman dalam pengembangan nanoteknologi untuk pangan dan pertanian dan mempromosikan hasil-hasil riset nanoteknologi untuk pangan dan pertanian serta potensi pengembangannya ke depan. Workshop juga bertujuan untuk mengembangkan jejaring kerja sama litbang dan penerapan nanoteknologi untuk pangan dan pertanian yang melibatkan pihak-pihak terkait di dalam dan luar negeri, serta memberikan masukan terhadap roadmap litbang nanoteknologi yang dapat menjadi bahan dalam penyusunan RPJMN pangan dan pertanian 2020 – 2024.
Kepala BB Pascapanen, Dr. Prayudi Syamsuri berharap melalui workshop yang dihadiri oleh para pemangku kebijakan, para peneliti, industri dan himpunan profesi ini, akan terjalin sinergi untuk bersama-sama melakukan pengembangan nanoteknologi bidang pangan dan pertanian sehingga hasil litbang nanoteknologi tersebut dapat diterapkan oleh pengguna dan lebih dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.
Workshop menghadirkan empat pembicara yaitu Direktur Pangan dan Pertanian Bappenas yang menyampaikan paparan terkait kebutuhan teknologi maju dalam pembangunan pangan dan pertanian pada RPJMN 2020-2024. Pembicara selanjutnya Prof Paul Van der Meeren dari Ghent University, Belgium yang merupakan pakar nanoteknologi khususnya nanoemulsi. Paul menyampaikan materi dengan tema “Application of nanotechnology for food and agriculture: a case study of (nano) dispersions and emulsions from basic science to industry”.
Pembicara dari Universitas Gajah Mada (UGM) Arima Diah Setiowati, PhD menyampaikan materi tentang bagaimana mengembangkan nanostruktur biomaterial untuk pelepasan bahan aktif terkontrol pada industri pangan dan pertanian. Sementara, Dr Sri Yuliani menyampaikan hasil-hasil penelitian nanoteknologi yang sudah dihasilkan oleh Balitbangtan serta rencana penelitian ke depan.
Acara workshop dilanjutkan dengan kunjungan serta demo pembuatan nanoemulsi serta karakterisasinya yang dilakukan di Laboratorium Nanoteknologi, Balitbangtan. Pada kesempatan tersebut dilakukan penandatangan kerjasama pengembangan nanoteknologi antara BB-Pascapanen dengan PT Triangkasa Lestari Utama tentang pemanfaatan biosilika serbuk dari sekam padi untuk industri berbahan dasar karet. Serta Kerjasama BB-Pascapanen dengan PT Gelora Rempah Inti Indonesia tentang pengembangan teknologi nano biopestisida serai wangi bentuk serbuk.