Jakarta, Technology-Indonesia.com – Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) telah melakukan penelitian potensi tanaman obat dan menemukan potensi minyak ekaliptus yang mampu membunuh virus influenza maupun virus corona. Balitbangtan pun menggandeng Ikatan Dokter Indonesia (IDI) agar penelitian tersebut berlanjut menuju tahapan uji klinis.
Penandatanganan Kerjasama Penelitian Tanaman Obat Sebagai Kandidat Obat Pada Manusia antara Balitbangtan dan Lembaga Riset IDI dilaksanakan di Auditorium Gedung D Kementan, Jakarta, pada Rabu (8/7/2020). Penandatangan perjanjian kerjasama disaksikan oleh Menter Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo dan Ketua IDI, Daeng Muhammad Faqih.
Sekretaris Balitbangtan Haris Syahbuddin saat membaca sambutan Kepala Balitbangtan mengatakan penelitian minyak ekaliptus ini dilakukan secara bersama-sama oleh tiga UPT lingkup balitbangtan yaitu Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (Balittro), Balai Besar Penelitian Veteriner (BB Litvet) dan Balai Besar Litbang Pascapanen Pertanian (BB Pascapanen).
Penelitian telah menghasilkan empat produk yang telah didaftarkan sebagai paten di Kementerian Hukum dan HAM yaitu formula aromatik antivirus berbasis minyak ekaliptus; ramuan inhaler antivirus berbasis ekaliptus dan proses pembuatannya; serta ramuan serbuk nano enkapsulasi antivirus berbasis ekaliptus, dan minyak atsiri ekaliptus citridora sebagai antivirus terhadap virus Avian influenza subtipe H5 N1 Gama koronavirus dan Beta coronavirus.
Haris mengungkapkan, produk tersebut telah dilisensi PT Eagle Indo Pharma. Saat ini, telah keluar dua izin edar dari BPOM untuk produk inhaler dan roll on, serta telah siap untuk diproduksi oleh perusahaan nasional tersebut.
“Harapannya dari kerjasama ini akan diperoleh inovasi teknologi yang bukan hanya dalam bentuk jamu tetapi juga tahapan uji klinis dapat meningkatkan menjadi fitofarmaka,” ungkapnya.
Untuk pengembangan penelitian ini, Balitbangtan juga bekerjasama dengan Universitas Hasanuddin (Unhas). Dalam waktu dekat Balitbangtan akan menggandeng Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (UI) untuk uji pra klinis dan uji klinis.
Ketua IDI, Daeng Muhammad Faqih menyampaikan bahwa IDI berkomitmen untuk mendorong semua inovasi yang berbasis riset. “Penelitian eukaliptus ini adalah inovasi anak bangsa yang harus kita dorong dan kita teliti dengan baik supaya memberikan manfaat kepada bangsa kita,” tuturnya.
Menurutnya, Indonesia memiliki kekayaan alam yang, terutama kekayaan flora yang berpotensi menjadi bahan obat. Eukaliptus hanya salah satu kekayaan alam Indonesia yang berpotensi menjadi bahan obat.
“Sebenarnya tanaman obat di Idonesia banyak. Di dunia kesehatan, kita sering bicara tentang Toga atau tanaman obat keluarga, tetapi sampai sekarang memang belum dibudidayakan. Untuk itu perlu melakukan riset untuk menggali potensi bangsa supaya betul-betul dimanfaatkan di dalam industri kesehatan maupun pelayanan kesehatan,” terangnya.
Saat ini, mayoritas alat kesehatan dan obat di Indonesia adalah produk impor. Untuk itu, IDI sangat mendorong kerjasama ini untuk bersama-sama menggali potensi bangsa yang besar untuk kemandirian bangsa di bidang industri kesehatan dan pelayanan kesehatan.
“Mudah-mudahan hari ini menjadi titik awal untuk mendorong kemandirian bangsa di bidang obat-obatan di Indonesia,” harapnya.
Pada kesempatan tersebut, Mentan Syahrul Yasin Limpo menyambut baik dukungan yang diberikan oleh IDI dalam penelitian ini. Sebelumnya telah terjalin kerjasama dengan Unhas dan akan menyusul kerjasama dengan UI.
“Hari ini kita menandatangani MOU untuk mengatakan ada sesuatu yang harus kita buat sama-sama untuk kepentingan negara bangsa dan rakyat,” tuturnya.
Mentan Syahrul berharap uji klinis dan lain-lain sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang akan dilakukan oleh IDI, Unhas, dan UI bisa terproses yang baik.