Dirjen Penguatan Riset dan Pengembangan Kemenristekdikti, Muhammad Dimyati dalam Sosialiasi Kebijakan, Pengelolaan dan Pelaksanaan Riset Tahun 2017 dan 2018 di UGM, Yogyakarta (Foto Humas UGM)
Technology-indonesia.com – Pengembangan riset dan inovasi merupakan kunci dalam membangun daya saing bangsa. Namun, penelitian-penelitian di Indonesia belum dapat memberikan efek multiplier besar sehingga tidak mampu untuk mendorong daya saing bangsa.
Karena itu, Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) mendorong riset yang berorientasi pada inovasi dan invensi dalam upaya meningkatkan daya saing nasional untuk kesejahteraan rakyat.
“Penelitian jangan hanya untuk memenuhi cum saja. Ubah orientasi ini dengan meneliti dalam mozaik untuk kesejahteraan masyarakat yang berpengaruh pada daya saing nasional,” kata Dirjen Penguatan Riset dan Pengembangan Kemenristekdikti, Muhammad Dimyati, Kamis (6/4/2017) di Grha Sabha Pramana UGM, Yogyakarta.
Dalam Sosialiasi Kebijakan, Pengelolaan dan Pelaksanaan Riset Tahun 2017 dan 2018, Dimyati menyebutkan dalam dua tahun terakhir daya saing Indonesia mengalami penurunan. Kondisi ini mendorong Kemenristekdikti melakukan reformulasi skema pendanaan penelitian untuk meningkatkan produktivitas penelitian di perguruan tinggi.
Penyederhanaan ini diharapkan mampu mendorong riset yang berorientasi pada inovasi dan invensi guna meningkatkan daya saing bangsa. “Penyesuaian skema riset ini merupakan upaya untuk meningkatkan pencapaian indikator-indikator riset yaitu publikasi, kekayaan intelektual, dan prototipe industri,”jelasnya.
Saat ini publikasi Indonesia berada di posisi keempat di antara negara anggota ASEAN dibawah Malaysia, Singapura, dan Thailand. “Tahun 2016 publikasi kita berada diangka 11.406, jauh dibawah Malaysia sebanyak 25.000 publikasi,”ungkapnya.
Namun Dimyati optimis ke depan Indonesia mampu menduduki posisi atas di ASEAN. Kemenristekdikti telah menyiapkan instrumen berupa Permenristekdikti No. 20 Tahun 2017 tentang Pemberian Tunjangan Profesi Dosen dan tunjangan Kehormatan Profesor untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas publikasi ilmiah lektor kepala dan guru besar. Serta Permenristekdikti No. 44 Tahun 2015 yang mengatur secara khusus tentang kewajiban publikasi mahasiswa program magister dan doktor.
“Menristekdikti berharap 2019 Indonesia bisa juara ASEAN. Ini sangat mungkin untuk dikejar dengan adanya dua instrumen Permenristekdikti yang mendorong publikasi ilmiah. Kita punya potensi 151 ribuan penelitian yang bisa dipublikasikan ”urainya.
Selain publikasi, Kemenristekdikti juga mendorong peningkatan capaian kekayaan intelektual melalui hak cipta, merk, indikasi geografis, desain industri, tata letak sirkuit terpadu, rahasia dagang, paten, dan perlindungan varietas tanaman. Hal serupa dilakukan dalam menghilirkan produk-produk penelitian kepada dunia industri.