Perguruan Tinggi Indonesia Perlu Kolaborasi dengan Perguruan Tinggi Asing

Jakarta, Technology-Indonesia.com – Wakil Presiden Jusuf Kalla mengungkapkan perusahaan dan perguruan tinggi memiliki kesamaan dalam berkembang di era Revolusi Industri 4.0 yaitu semakin berkurangnya lokasi fisik dari perguruan tinggi maupun perusahaan.

“Kepemilikan tidak lagi penting, tapi sharing. Aset tidak perlu banyak, sama seperti perusahaan start-up yang baru, yang penting inovasi, kemudian disebar, kemudian ada sharing. Jadilah perusahaan itu besar, tapi pusatnya dimana tidak ada yang tahu, bisa pusatnya ada dimana-mana,” ungkap Jusuf Kalla saat meresmikan Jusuf Kalla Entrepreneurial Leadership Centre (JKEC) di Universitas Tanri Abeng.

Wapres menyatakan pemimpin di pemerintahan, perusahaan, dan perguruan tinggi perlu memahami apa yang perlu diprioritaskan dalam bersaing di era Revolusi Industri 4.0. Sharing economy dan berkolaborasi dengan banyak kalangan profesional menjadi semakin penting.

“Ini semua perubahan revolusi akan menyebabkan pemimpin harus memahami. Kalau Gojek sharing dengan pengemudi, universitas sharing dengan dosen. Mahasiswanya boleh dari macam-macam. Profesornya boleh dari macam-macam negara, mengajar menjadi sharing,” ungkap Jusuf Kalla.

Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir yang turut hadir meresmikan pusat kajian tersebut menyatakan perguruan tinggi baik negeri maupun swasta tidak boleh lagi berbangga telah berprestasi di dalam negeri tanpa memperhatikan kerja sama dengan perguruan tinggi luar negeri dalam era Revolusi Industri 4.0.

“Ini menandakan perguruan tinggi tidak bisa lagi mengandalkan (kinerja) dalam negeri saja. Biasanya perguruan tinggi yang mengandalkan di dalam negeri itu merasa besar, tapi di dunia kecil. Karena itu perlu kolaborasi,” ungkap Menristekdikti.

Tanri Abeng, Rektor Universitas Tanri Abeng, menyatakan perguruan tingginya sudah bekerja sama dengan delapan perguruan tinggi dari Inggris, Australia, dan Korea Selatan dalam bentuk blended learning (gabungan antara online learning dengan perkuliahan tatap muka).

“Kami sudah membangun yang dinamakan aliansi strategis dimana kita bisa membangun kerja sama sehingga foreign universities tidak perlu membangun gedung yang besar (di Indonesia) yang pasti biayanya mahal. Oleh karenanya masuklah di Universitas Tanri Abeng yang kita bisa carry your programs,” Tanri Abeng, Rektor dari Universitas Tanri Abeng, yang pernah menjabat sebagai Menteri Negara Pendayagunaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author