LIPI Gagas Temu Generasi Millenial Di Bidang Sains

Jakarta – Generasi millenial menjadi istilah populer dalam beberapa tahun terakhir. Para pakar mengkategorikan generasi yang lahir dekade 1980-an hingga 2000. Periode tersebut terjadi peningkatan besar angka kelahiran kendati sisi lain terjadi percepatam perkembangan teknologi yang pesat.

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) yang selama ini konsisten mengembangkan budaya ilmiah kepada generasi muda Indonesia, ikut menyoroti fenomena generasi milineal. Berbagai ajang digelar,  mulai kompetisi ilmiah remaja LIPI hingga pemberian penghargaan kepada peneliti muda berprestasi. Terbaru, LIPI membuka kran komunikasi diantara kelompok anak-anak muda melalui Milennials Talk.

Millennials Talk adalah upaya LIPI untuk menyebarkan ide-ide brilian generasi muda yang kan memberi kontribusi positif bagi Indonesia. Kegiatan ini akan menghadirkan diskusi berbobot antara peneliti muda berprestasi dari LIPI serta para pelajar yang berhasil menorehkan prestasi dalam ajang kompetisi ilmiah LIPI,” ujar Nur Tri Aries, pelaksana tugas Sekretaris Utama LIPI di Jakarta, Rabu (12/12/2018).

Kegiatan ini, lanjut Nur, baru pertama kali diselenggarakan dengan peserta dari kalangan umum, siswa, serta mahasiswa.

Hadir sebagai pembicara Intan Suci Nurhati, peneliti Pusat Penelitian Oseanografi LIPI, yang meraih penghargaan LIPI Young Scientist Award (LYSA). Intan telah konsisten melakukan penelitian tentang terumbu karang. “Pendekatan penelitian saya adalah berusaha memahami perubahan lingkungan melalui arsip-arsip alam seperti perubahan temperatur, curah hujan, dan terumbu karang di Indonesia,” ungkap peneliti berusia 35 tahun itu. .

Intan mengenyam pendidikan S3 di Georgia Institute of Technology, Amerika Serikat bidang Earth and Atmospheric Sciences. Selain itu, Intan juga telah menerima penghargaan dari United Nations’ IOC-WESTPAC Best Young Scientist, German Ministry of Education and Research (BMBF)’s Green Talents Award for International Forum of High Potentials in Sustainable Development, dan John Bradshaw Research Award, Georgia Institute of Technology. Ia juga berhasil mendapatkan pendanaan riset dari National Geographic Society.

Dua siswa pemenang Lomba Karya Ilmiah Remaja (LIPI) 2018, yaitu William dan Michaela Samantha juga turut menyumbangkan pengalaman penelitiannya. William, pelajar SMA Santa Laurensia, melakukan penelitian Studi Analisis Eksperimental dan Komputasional Modifikasi Angle Of Wingtip yang mengantarnya menjadi juara bidang Ilmu Pengetahuan Teknik di LKIR 2018. Penemuannya berpotensi mengoptimalkan efisiensi bahan bakar dan faktor aerodinamika pesawat terbang. Sedangkan Michaela Samantha dari SMAK Penabur Gading Serpong, mengembangkan penelitian mengenai beras hasil rekayasa genetika yang mengandung sedikit karbohidrat dan lebih banyak protein dibandingkan beras biasa.

 Nur juga mengharapkan Pemerintah segera mengeluarkan keputusan untuk kemudahan pendidikan para siswa berprestasi ini.  “Draft aturan yang disusun diantaranya memberikan beasiswa hingga S3 bagi siswa yang berprestasi di ajang Internasional,” ujarnya. Sementara dalam lingkup LIPI, para siswa peraih penghargaan, diberikan akses untuk penelitian di laboratorium-laboratorium yang dikelola LIPI.

 

You May Also Like

More From Author