Bogor, Technology-Indonesia.com – Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) meresmikan antena S&X-Band Mission Control Centre di Pusat Teknologi Satelit LAPAN, Rancabungur, Bogor pada Selasa (3/4/2018). Antena full motion berdiameter 11,28 meter ini merupakan antena terbesar di Indonesia.
“Mission Control Centre ini berfungsi sebagai pusat kendali satelit-satelit LAPAN sekaligus stasiun bumi untuk penerima data-data berbagai satelit internasional pada frekuensi S-Band dan X-Band. Antena tersebut juga dirancang untuk dapat menerima dan mengirimkan data satelit LAPAN generasi selanjutnya,” kata Kepala LAPAN, Thomas Djamaluddin di sela-sela peresmian antena S&X-Band Mission Control Centre.
Antena S&X-Band terintegrasi dengan bangunan pusat pengendali misi satelit di LAPAN. Kemampuan antena ini dapat menerima dua frekuensi yaitu frekuensi S dan X band serta dapat melakukan transmisi pada frekuensi S-band. Antena ini berfungsi untuk mengunduh data muatan satelit LAPAN-A2 dan LAPAN-A3 berupa data gambar.
“Sesungguhnya untuk satelit-satelit lain seperti Landsat, Spot, maupun Pleiades, LAPAN menggunakan stasiun bumi di Pare-Pare dan Rumpin. Tetapi untuk pengendalian satelit dan penerimaan data-data satelit LAPAN menggunakan stasiun bumi di Rancabungur ini, selain stasiun bumi kerjasama dengan India di Biak,” terangnya.
Kepala LAPAN mengungkapkan, pengembangan satelit di LAPAN dimulai sekitar tahun 2000 melalui pengiriman engineering-engineering ke Jerman untuk belajar membuat satelit. Mereka berhasil menyerap ilmu secara penuh dan kembali ke Indonesia mengembangkan Pusat Teknologi Satelit.
Peluncuran satelit LAPAN-A1 atau LAPAN Tubsat pada 2007 menjadi awal pengembangan satelit di LAPAN. Keberhasilan ini disusul peluncuran satelit LAPAN-A2 atau sering disebut LAPAN-ORARI pada 2015. LAPAN-A2 memiliki misi pengambilan citra satelit, pemantauan kapal dengan sensor Automatic Identification System (AIS), dan komunikasi radio amatir terutama saat bencana.
LAPAN-A3 atau LAPAN-IPB diluncurkan pada 2016 dengan misi pemotretan vegetasi, sensor AIS untuk pemantauan kapal, dan misi ilmiah pemantauan medan magnet bumi. Pada kedua satelit ini, diujicoba dua perangkat yang dikembangkan LAPAN yang berfungsi untuk kendali arah satelit dan kontrol gerakan satelit.
Saat ini LAPAN sedang mengembangkan satelit LAPAN-A4 yang rencananya diluncurkan pada 2020 dan LAPAN-A5 pada 2022. Selepas tahun 2022, LAPAN akan memasuki era satelit operasional.
“Mimpi pertama satelit operasional adalah satelit besar dengan kelas sekitar 500-1000 kg. Namun kita harus realistis karena anggarannya tidak memungkinkan, sehingga kemungkinan yang bisa dikembangkan adalah satelit mikro kelas sampai 150 kg. Selain dari segi anggaran bisa dimungkinkan, dari segi teknologi kecenderungan global sekarang menuju pada pengembangan satelit mikro,” terang Thomas.
Tak hanya menerima data satelit LAPAN, antena ini juga kompatibel untuk mengunduh data dari satelit milik luar negeri. Satelit yang dapat diterima yaitu misalnya Landsat-7 dan 8; Worldview-1, 2, dan 3; GEOEYE-1; Radarsat-2; MODIS (Aqua, Terra, Aura), SPOT-6 dan 7; IRS-P5, P6, dan P7; Sentinel-1A dan 2A; COSMO-Skymed-1, 2, 3, dan 4; TerraSar-X; Tandem-X; Kompsat-2, 3, dan 5; Pleiades-1A dan 1B, EROS atau satelit yang bekerja pada frekuensi tersebut.
“Dengan hadirnya antena ini, operasi misi satelit LAPAN dan juga penerimaan data satelit lainnya dapat berjalan secara optimal. Hal ini merupakan langkah maju dalam mewujudkan pencapaian kemandirian penguasaan teknologi di Indonesia,” ungkap Thomas.
Dalam kesempatan tersebut, Dirjen Penguatan Riset dan Pengembangan Kemenristekdikti, Muhammad Dimyati mengatakan pembangunan satelit dan seluruh perangkatnya antena adalah bagian dari upaya riset untuk tujuan mensejahterakan masyarakat indonesia.
Dimyati menekankan agar hasil-hasil citra satelit dapat dimanfaatkan stakeholder sehingga bisa memajukan bangsa ini secara menyeluruh. Misalnya data permukaan lahan, seberapa jauh data bisa dianalisa oleh Kementerian Pertanian. Hasil pemotretan kapal bisa dimanfaatkan untuk KKP dan Kemenko maritim untuk menggali sumber daya dan meminimalkan pencurian ikan di wilayah Indonesia.
Dalam peresmian antena ini, LAPAN juga menandatangani naskah kerja sama dengan PT Telkom di bidang telekomunikasi, informasi, media, edutainment, serta layanan teknologi penerbangan dan antariksa. LAPAN juga menandatangani naskah kerja sama terkait pengembangan satelit dan pemanfaatan data satelit dengan beberapa perguruan tinggi yaitu IPB, ITS, Universitas Syiah Kuala, Surya University, dan Universitas Bandar Lampung.