Jakarta, Technology-Indonesia.com – Perubahan iklim berdampak terhadap masalah ketersediaan air bersih. Pemerintah pun mulai mendorong penggunaan air bersih yang efisien. Produk plumbing yang berkualitas memberikan peran penting dalam upaya efisiensi penggunaan air bersih.
Pengembangan Standar Mekanika, Energi, Elektroteknika, Transportasi, dan Teknologi Informasi BSN, Y. Kristianto Widiwardono mengatakan, akibat perubahan iklim mulai dirasakan di beberapa wilayah di Indonesia yang saat ini sedang mengalami krisis air bersih.
Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat, pada 25 Agustus 2022, tercatat ada 38 desa yang mengalami krisis air bersih. Demikian pula BPBD Gunungkidul, Yogyakarta, melaporkan bahwa lebih dari 120.000 warga mulai kekurangan air bersih.
Untuk mengantisipasi krisis air bersih, maka mau tidak mau, efisiensi penggunaan air perlu untuk digalakkan. Pemerintah telah mengeluarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Nomor 21 Tahun 2021 tentang Penilaian Kinerja Bangunan Gedung Hijau yang juga mengatur tentang efisiensi penggunaan air untuk bangunan hijau.
Merujuk pada Permen tersebut, salah satu yang menjadi parameter efisiensi penggunaan air adalah penggunaan keran yang mengatur laju aliran air yang memiliki efisiensi tinggi.
Menurut Kris, Permen PUPR tersebut sejalan dengan pengembangan Standar Nasional Indonesia (SNI) yang dilakukan BSN. “BSN menetapkan SNI keran air suplai untuk keperluan domestik,” jelas Kris di Jakarta pada Sabtu (27/8/2022).
SNI 122:2022 tersebut, telah ditetapkan oleh Badan Standardisasi Nasional (BSN) berdasarkan Surat Keputusan Kepala BSN Nomor 213/KEP/BSN/7/2022 tentang Penetapan SNI 122:2022 Keran Air Suplai Untuk Keperluan Domestik sebagai Revisi dari SNI 03-0122-1998 Keran Air Rumah Tangga Jenis Katup Pintu.
“Standar ini menetapkan persyaratan mutu, cara uji, syarat lulus uji untuk keran air suplai untuk keperluan domestik dengan ukuran keran sampai dengan 1 inci,” lanjutnya.
Ruang lingkup produk dalam standar ini mencakup 15 jenis produk keran yaitu: Keran bak rendam; Keran bidet; Keran suplai mesin cuci pakaian; Keran pancuran air minum; Keran dapur; Keran wastafel; Keran taman/tembok; Keran otomatis; Keran pancuran kepala; Keran pancuran kepala dengan efisiensi tinggi; Keran pancuran genggam; Keran pancuran genggam dengan efisiensi tinggi; Keran pancuran badan efisiensi tinggi; dan Stop Keran.
Standar SNI 122:2022 terdiri dari persyaratan desain, persyaratan mutu dan unjuk kerja. Untuk persyaratan unjuk kerja, salah satu parameter adalah siklus pakai (life cycle) yang ditetapkan sesuai dengan jenis keran dan lokasi penggunaannya, misalnya untuk keran wastafel yang digunakan pada lokasi publik dan privat.
Terkait dengan produk keran efisiensi tinggi, parameter yang dilihat adalah melalui laju aliran (flow rate).
“Dengan efisiensi tinggi yang memenuhi parameter laju aliran dapat digunakan untuk mendukung penggunaan pada bangunan gedung hijau,” ungkap Kris.
General Manager PT. IAPMO Group Indonesia, Rista Dianameci sangat mendukung upaya BSN dalam mengembangkan dan mendorong penerapan SNI untuk sistem plumbing, salah satunya keran air.
“PT. IAPMO Group Indonesia sebagai LPK (Lembaga Penil)aian Kesesuaian) terakreditasi Komite Akreditasi Nasional (KAN) untuk lingkup plambing, telah siap untuk mendukung pelaku usaha dalam menerapkan standar SNI tersebut dengan menyediakan jasa pengujian sesuai SNI 122:2022 dan Sertifikasi produk tanda SNI,” ungkap Rista.
Penerapan SNI 122:2022 Keran Air Suplai Untuk Keperluan Domestik, menurutnya, dapat mendukung efisiensi penggunaan air pada bangunan hijau yang diharapkan turut berkontribusi dalam mengantisipasi krisis air bersih sebagai dampak perubahan iklim. (Foto: pixabay.com/kaboompics)