Jakarta, Technology-Indonesia.com – Universitas Gadjah Mada (UGM) melakukan pemetaan (mapping) profil DNA Fingerprint dan keragaman fitokimia dari 3.500 tanaman obat Indonesia. Melalui Riset Tumbuhan Obat dan Jamu (Ristoja) selama 3 tahun terakhir telah dihasilkan koleksi 30 spesies tanaman obat yang meliputi tidak kurang dari 3500 sampel.
Pemetaan ini dilakukan bekerjasama dengan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan melalui Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional (B2P2TOOT) Tawangmangu.
Pemetaan profil DNA fingerprint dan keragaman fitokimia tersebut, dilakukan B2P2TOOT Tawangmangu berkolaborasi dengan Fakultas Biologi dan Fakultas Farmasi UGM dan delapan perguruan tinggi lainnya. Beberapa diantaranya Fakultas Pertanian Universitas Andalas, Sekolah Farmasi Institut Teknologi Bandung, FIMPA Institut Pertanian Bogor, Fakultas Pertanian UGM, Fakultas Saintek UIN Sunan Kalijaga, Fakultas Biosains Universitas Brawijaya, Fakultas Saintek UIN Maulana Malik Ibrahim, FMIPA Biologi Universitas Airlangga, dan Fakultas Saintek UIN Sunan Ampel Surabaya.
Dalam melakukan analisis lanjutan tanaman obat hasil Ristoja 2017, B2P2TOOT juga menggandeng Pusat Penelitian Biologi LIPI untuk melakukan analisis lanjut tanaman obat hasil Ristoja 2017.
Sebagai langkah pemantapan metode dan koordinasi pelaksanaan kegiatan tersebut, B2P2TOOT Tawangmangu menyelenggarakan rapat koordinasi teknis bersama para mitranya. FGD yang berlangsung pada 22-24 April 2018 ini membahas teknik analisis profil DNA fingerprint dan keragaman fitokimia tanaman obat, manajemen keuangan serta perumusan draft kerja sama dengan laboratorium mitra.
Slamet Wahyono, Ketua Ristoja 2017 menyampaikan harapannya dapat terjalin kerja sama yang saling menguntungkan antara B2P2TOOT dengan instansi mitra sehingga menghasilkan output yang bermanfaat. Diantaranya, tersusun database potensi tanaman obat nasional serta mendukung peningkatan kapasitas perguruan tinggi dalam pengembangan ilmu.
Dekan Fakultas Biologi UGM, Budi S. Daryono mengatakan pemetaan DNA tanaman obat Indonesia sangat penting dilakukan dalam upaya konservasi dan pemanfaatan sumber daya genetik tanaman obat. Selain itu, identitas dan data-data berbagai tanaman obat asli Indonesia dapat didokumentasikan dan dipetakan kemanfaatannya.
“Indonesia merupakan hotspot biodiversitas dengan lebih dari 32 ribu tanaman yang berkhasiat obat. Ristoja ini merupakan riset strategis dan pertama dalam sejarah Indonesia mendata seluruh tanaman obat di seluruh daerah Indonesia,” tuturnya baru-baru ini.
Kerja sama pemetaan DNA ini sejalan dengan visi Fakultas Biologi UGM sebagai pusat unggulan biodiversitas tropika. Visi tersebut juga didukung oleh Laboratorium Genetika dan Pemuliaan yang berafiliasi dengan Laboratorium Pengujian dan Penelitian Terpadu (LPPT) UGM telah mendapatkan akreditasi ISO 17025:2005 dari KAN untuk pengujian profil DNA fingerprint.