Kantongi Izin Edar Kemenkes, 5 Ventilator Segera Diproduksi Massal

Jakarta, Technology-Indonesia.com – Kementerian Riset dan Teknology/ Badan Riset dan Inovasi Nasional (Kemenristek/BRIN) merespon cepat Pandemi Covid-19 melalui pembentuk Konsorsium Riset dan Inovasi untuk percepatan penanggulangan pandemi Covid-19. Dalam waktu cepat konsorsium ini menghasilkan 57 produk inovatif guna menanggulangi pandemi Covid 19.

Produk konsorsium tersebut telah diluncurkan pada Hari Kebangkitan Nasional pada 20 Mei 2020 oleh Presiden Joko Widodo. Saat ini, 5 jenis ventilator yang dikembangkan anggota konsorsium berhasil mengantongi Izin Edar dari Kementerian Kesehatan, setelah lulus uji sertifikasi dari Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan (BPFK) Kementerian Kesehatan.

Setelah mengantongi izin edar, kelima ventilator tersebut segera memasuki tahap produksi massal. Bahkan beberapa ventilator sudah dimanfaatkan oleh rumah sakit dalam membantu menyelamatkan pasien Covid-19.

Di tengah kebutuhan ventilator yang langka, mahal, serta bergantung pada ventilator impor, para inovator Indonesia telah menghasilkan produk-produk riset dan inovasi, yang bermanfaat bagi masyarakat dalam waktu yang relatif singkat, hanya 3 bulan.

Menristek/Kepala BRIN Bambang Brodjonegoro mengapresiasi keberhasilan Tim Konsorsium Covid-19. Menteri Bambang sangat kagum dengan kehebatan dan pencapaian putra-putri kebanggaan bangsa Indonesia.

“Bayangkan, riset dan inovasi yang biasanya di proposal dilakukan minimal dalam satu tahun anggaran, ini hanya dalam hitungan 3 bulan, sudah menghasilkan produk-produk inovasi yang berkualitas, luar biasa dan sangat dibutuhkan bangsa Indonesia,” ungkap Menristek di Gedung BJ Habibie, Jakarta (19/6/2020).

Respon cepat Kemenristek/BRIN dalam membentuk Konsorsium Covid-19 bertujuan mensinergikan riset dan inovasi berbagai lembaga penelitian, pengembangan, pengkajian dan penerapan (litbangjirap), seperti Lembaga Pemerintah Non-Kementerian (LPNK), perguruan tinggi, perusahaan swasta dan BUMN untuk percepatan dan penaggulangan Covid-19. Dalam waktu 3 bulan para inovator Indonesia berhasil mengembangkan berbagai alat-alat kesehatan (Alkes), obat dan terapi, sampai pengembangan vaksin Covid-19.

“Kuncinya adalah kolaborasi, kemitraan, dan kerjasama. Pandemi Covid-19 yang merupakan tantangan berat bangsa Indonesia dan global saat ini, terbukti dapat menyatukan tekad dan semangat para inventor dan inovator dari kalangan pemerintah, akademisi, dan pihak swasta untuk berkolaborasi dan bekerja sama mengatasi pandemi bersama-sama,” lanjutnya.

Kelima jenis ventilator tersebut adalah BPPT3S-LEN, GERLIP HFNC-01, Vent-I Origin, COVENT-20, dan DHARCOV-23S. Ventilator berbasis Ambu Bag dan Cam BPPT3S-LEN dikembangkan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) bersama PT LEN. BPPT3S-LEN telah mengantongi Nomor Izin Edar Alat Kesehatan KEMENKES RI ADK 20403020870 dan sekarang ini PT LEN sedang proses produksi 100 unit ventilator.

Ventilator GERLIP HFNC-01 dikembangkan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) bersama PT Gerlink Utama Mandiri. Penggunaan jenis ventilator HFNC (High Flow Nasal Cannula) untuk mencegah pasien tidak sampai gagal nafas dan tidak harus diinkubasi menggunakan ventilator invasive dengan cara memberikan terapi oksigen beraliran tinggi. Sampai saat ini sudah diproduksi 5 unit. Ventilator ini telah mengantongi Nomor Izin Edar Alat Kesehatan KEMENKES RI ADK 20403020951.

Vent-I Origin merupakan model ventilator Continuous Positive Airway Pressure (CPAP) dikembangkan Yayasan Pembina Masjid Salman ITB bersama Unpad dan ITB. Vent-I telah mengantong Nomor Izin Edar Alat Kesehatan KEMENKES RI ADK 20403020696. Hingga hari ini (19/6/2020) sebanyak 139 unit Vent-I produksi pertama yang telah didistribusikan kepada RS yg membutuhkan. Sementara ini total target produksi Vent-I sekitar 800-900 unit.

Covent-20 merupakan ventilator hasil kolaborasi dari para peneliti di Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI) dan Fakultas Kedokteran UI (FKUI), Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), RSUP Persahabatan Jakarta, Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Jakarta II Jurusan Teknik Elektromedik. Convent-20 mudah dibawa dan dapat digunakan dalam keadaan darurat.

Convent-20 memiliki dua mode operasi yaitu mode CPAP (Continuous Positive Airway Pressure) dan CMV (Continuous Mandatory Ventilation). Mode Ventilasi CPAP dioperasikan ketika kondisi pasien masih sadar untuk membantu oksigenasi ke paru-paru pasien, sedangkan Mode CMV dioperasikan ketika pasien tidak sadar atau mengalami kesulitan mengatur pernafasannya. Kedua mode tersebut dapat digunakan saat pasien di rumah maupun dalam perjalanan, namun tidak digunakan di ruang isolasi.

Convent-20 telah mengantongi Nomor Izin Edar Alat Kesehatan KEMENKES AKD 20403021003 dan telah diproduksi sekitar 300 unit oleh beberapa mitra Produsen Alat Kesehatan (Alkes) diantaranya PT Enesers Mitra Berkah, PT Graha Teknomedika, dan PT Pindad, serta dikalibrasi oleh beberapa mitra Perusahaan Kalibrasi Alkes.

Ventilator Emergency CMV dan CPAP berbasis pneumatic DHARCOV 23S dikembangkan BPPT bersama PT Dharma Precission Tools dan telah mengantongi Nomor Izin Edar Alat Kesehatan KEMENKES RI AKD 20403020892. Saat ini, Dharcov-23S telah memasuki fase produksi massal. Total unit dalam batch pertama yang akan diproduksi adalah sebanyak 200 unit ventilator.

Selain kelima ventilator tersebut, BPPT bekerja sama dengan PT Polijaya juga sedang mengembangkan BPPT3S-Poly yang masih dalam uji sertifikasi. Sedangkan Universitas Gadjah Mada bekerja sama dengan Toyota dan industri lokal, mengembangkan tiga jenis ventilator, yakni versi fully featured ventilator (high end), versi low cost dan versi ambu bag conversion. Selain itu, ITS melalui Tim Ventilator Departemen Teknik Fisika ITS telah menciptakan Simple and Low-Cost Mechanical Ventilator atau Robot Ventilator.

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author