Menristekdikti: Sistem e-Voting Lebih Akurat dan Efisien

Serpong, Technology-Indonesia.com – Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Puspiptek) merupakan pusat untuk pengejawantahan para intelektual dalam menghasilkan inovasi yang bermanfaat bagi bangsa Indonesia. Banyak inovasi yang telah dihasilkan para peneliti di Puspiptek. Salah satunya, teknologi pemungutan suara sistem elektronik atau electronic voting (e-Voting) yang dikembangkan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).

“e-Voting dihasilkan BPPT yang ada di kawasan Puspiptek dan sudah diterapkan di beberapa kabupaten. Di Kabupaten Pemalang, e-Voting dilakukan di 18 desa secara bersama dengan tingkat kesalahan nol persen,” kata Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir dalam acara Buka Puasa Bersama Keluarga Besar Puspiptek, Serpong, Tangerang Selatan pada Senin (20/5/2019). Pada kesempatan tersebut, Menristekdikti memberikan santunan kepada anak yatim.

Tahapan e-Voting, terang Menristekdikti, dimulai dari e-Verifikasi untuk memverifikasi apakah calon pemilih sudah masuk dalam DPT (Daftar Pemilih Tetap) yang telah ditetapkan oleh Ditjen Dukcapil (Kependudukan dan Catatan Sipil), Kementerian Dalam Negeri. Verifikasi dilakukan dengan menggunakan Kartu Tanda Penduduk (KTP), apakah asli atau tidak. “Kalau KTP-nya tidak asli akan ditolak secara otomatis,” lanjutnya.

Jika KTP calon pemilih sudah terdaftar di DPT dan KTP-nya asli, tahap berikutnya adalah e-Voting. Prosesnya pencoblosannya hanya dengan menunjuk gambar sesuai pilihan. “Pada saat pencoblosan ditutup jam 13.00, bisa langsung dilihat semua hasilnya, berapa warga yang mencoblos, berapa yang tidak dan lain-lain. Hasil uji coba yang dilakukan BPPT tingkat kesalahannya nol persen, jadi sangat akurat,” kata Menristekdikti

Melihat hasil ujicoba yang memuaskan, Menristekdikti berharap, teknologi e-Voting bisa dilakukan di tempat-tempat lain. Karena sekarang secara nasional masih berat, e-Voting bisa digunakan untuk Pilkada seperti Pemilihan Bupati, Pemilihan Walikota, dan Pemilihan Gubernur. “Harapan saya karena sudah ada beberapa kabupaten yang berhasil, kabupaten dan walikota yang lain bisa mengikuti hal yang sama sehingga efisiensi bisa dilakukan,” lanjutnya.

Menurut Menristekdikti, yang terpenting adalah bagaimana mengedukasi masyarakat. Kita takut orang desa yang buta huruf tidak bisa, ternyata bisa dilakukan karena petunjuknya sederhana. Menristekdikti mencontohkan, ada warga berusia 70 tahun yang melakukan pencoblosan ditanya: Apakah kesulitan dalam melakukan e-Voting? Ternyata tidak ada.

“Kalau ini kita terapkan teknologi ini pada sistem Pemilu yang ada sekarang akan menyelesaikan berbagai masalah dan pelaksanaannya akan jauh lebih baik,” pungkasnya.

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author