Jakarta, Technology-Indonesia.com – Film dokumenter berjudul Connecting the Islands menangkap beberapa cerita lokal tentang transformasi digital, yang dinikmati oleh penduduk di daerah terpencil di seluruh Indonesia. Film ini diluncurkan pada ajang CSD Forum 2022 bertema, “Connectivity+: Innovate for Impact.”
Film Film dokumenter ini menampilkan kisah pribadi dari berbagai penduduk desa tentang bagaimana konektivitas telah mengubah hidup mereka menjadi lebih baik dan menciptakan lebih banyak makna.
Hal itu mencontohkan bagaimana infrastruktur telekomunikasi memungkinkan anak sekolah mengakses materi pembelajaran dengan lebih mudah, petani dan pengrajin semakin terkoneksi dengan pasar, dan berbagai cerita warga lain yang menikmati konektivitas berkualitas.
Pemutaran film dokumenter ini, juga mewujudkan komitmen jangka panjang Huawei untuk mendukung Indonesia dalam membangun konektivitas bagi 17.000 pulau di Nusantara dan memberikan kontribusi berkelanjutan dalam teknologi nirkabel, optik, dan cloud, terutama untuk daerah terpencil.
Selama lebih dari 22 tahun, Huawei Indonesia telah mengatasi berbagai medan berat dan segala tantangan untuk memastikan pengiriman peralatan dan pemasangan jaringan telekomunikasi dilakukan dengan baik.
Jun Zhang, Vice President, Public Affairs and Communications Department, Huawei Asia Pacific, menggarisbawahi pentingnya pengembangan konektivitas menuju inklusi digital dan transformasi masyarakat informasi.
Menurutnya, dalam 30 tahun terakhir, kapasitas jaringan nirkabel telah berkembang 10 ribu kali lipat. Konektivitas jaringan semakin menjadi listrik baru yang tak seorang pun dapat hidup tanpanya. Namun, masih banyak orang yang tidak dapat menggunakan jaringan seluler dasar di daerah terpencil di Indonesia.
Kesenjangan digital bahkan menjadi tantangan kritis bagi setiap negara. Hampir 3 miliar orang, atau 37% dari populasi global, masih belum memiliki akses ke Internet. Sebagian besar dari mereka tinggal di daerah terpencil.
“Didorong oleh komitmen Huawei I Do, Huawei selalu memiliki misi untuk menghadirkan digital ke setiap orang, rumah, dan organisasi untuk dunia yang sepenuhnya terhubung dan cerdas,” kata Jun Zhang, di sela-sela Huawei Indonesia Media Salon di Huawei ASEAN Academy kampus di CIBIS Park, Jakarta Selatan.
Vice President, Delivery & Service, Huawei Indonesia, Lai Chaosen menegaskan kembali komitmen membangun konektivitas bagi Indonesia.
“Pandemi telah menjadi batu ujian bahwa konektivitas menjadi kebutuhan untuk transformasi digital di Indonesia. Pemulihan dan transformasi ekonomi yang lebih cepat di semua dimensi kehidupan dimungkinkan berkat infrastruktur digital yang lebih baik,” ujar Lai Chaosen.
Ke depannya, Huawei akan mendorong peningkatan konektivitas yang berkualitas untuk seluruh ekosistem digital Indonesia sehingga ekosistem digital menjadi mesin utama ekonomi digital yang terintegrasi dengan seluruh perekonomian nasional.
Menurut data Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), setidaknya 20 persen masyarakat Indonesia belum terkoneksi dengan internet. Mereka belum bisa menikmati layanan internet broadband karena mayoritas tinggal di wilayah Indonesia yang kondisi geografisnya sangat sulit.
Sementara itu, James Sun, Vice President, Director of the Board, Business Environment, Huawei Indonesia mengatakan Huawei selalu mencari terobosan dan inovasi teknologi untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi dalam pembangunan infrastruktur telekomunikasi.
“Huawei akan terus memperluas inklusi digital untuk menghubungkan masyarakat yang selama ini sulit dijangkau layanan internet melalui berbagai solusi Huawei, termasuk solusi Huawei Rural Star yang telah diterapkan di banyak negara di dunia. Kami melihat solusi ini sangat cocok untuk diterapkan untuk menciptakan konektivitas antar pulau di Indonesia,” kata James Sun.
Pada tahun 2021, Huawei dan mitra operator menguji coba solusi broadband nirkabel Rural Star Pro dengan fitur utama LTE untuk backhaul di daerah terpencil di Pulau Kalimantan.
Huawei Rural Star merupakan terobosan dalam desain stasiun pangkalan radio dengan kemampuan untuk mengintegrasikan pita dasar, peralatan transmisi radio, dan secara bersamaan LTE untuk backhaul nirkabel, dalam satu modul.
Dengan konsep LTE untuk backhaul, spektrum operator yang biasanya hanya digunakan untuk akses radio ke perangkat pengguna atau akses radio juga dapat digunakan untuk menyediakan akses antar stasiun pangkalan radio (backhaul).
Fitur ini mampu menekan biaya sewa transmisi yang sebelumnya dikeluarkan oleh operator seperti penggunaan microwave dan satelit. Saat ini, solusi tersebut telah diterapkan di lebih dari 60 negara yang melayani 50 juta populasi.
“Bekerja sama dengan mitra operator, Huawei berupaya untuk memaksimalkan semua potensi dan peluang dengan berbagi praktik terbaik dan berfokus pada cara-cara baru untuk memperluas infrastruktur yang ada untuk menciptakan masyarakat digital yang benar-benar inklusif. Kita dapat menunjukkan betapa efektif, produktif, dan cerdasnya dunia kita nantinya. di masa depan,” tambah James Sun.
Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Huawei dengan lebih dari 1.000 ilmuwan terkemuka dunia selama 3 tahun terakhir, Huawei memperkirakan bahwa pada tahun 2030, akan ada 200 miliar perangkat yang terhubung ke internet di seluruh dunia, dengan lebih dari 1 YB data dihasilkan setiap tahunnya, 23 kali lebih banyak dari volume data yang dihasilkan pada tahun 2020.