Jakarta, Technology-Indonesia.com – Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) menyerahkan kode sumber (source-code) Sistem Elektronik Perencanaan, Penganggaran dan Kinerja Terintegrasi (SEPAKAT) kepada Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan-RB). SEPAKAT merupakan produk hasil kerjasama antara Kemenpan-RB dan BPPT untuk menjawab keinginan Presiden RI untuk mengintegrasikan e-planning, e-budgeting, dan e-performance.
Kepala BPPT, Hammam Riza mengatakan bahwa SEPAKAT yang diluncurkan saat Kongres Teknologi Nasional 2017 merupakan integrasi dari modul-modul mulai dari perencanaan, penganggaran, pelaksanaan hingga pelaporan kinerja.
“SEPAKAT ini basisnya dari SIMRAL (Sistem Informasi Manajemen Perencanaan, Penganggaran, dan Pelaporan ) yang dibangun BPPT. SIMRAL ini kemudian diintegrasikan dengan sistem pelaporan kinerja sehingga akhirnya muncul SEPAKAT,” kata Hammam saat Penyerahan Kode Sumber SEPAKAT serta Sosialisasi Sistem Informasi Manajemen Pengetahuan (SIMP@N) – SPBE di Jakarta pada Jumat (22/11/2019). Compact Disk (CD) Kode Sumber SEPAKAT tersebut diterima oleh Muhammad Yusuf Ateh, Deputi Bidang Reformasi Birokrasi, Akuntabilitas Aparatur, dan Pengawasan Kemenpan-RB.
SEPAKAT, lanjutnya, memiliki semua keunggulan dari SIMRAL yakni integrasi seluruh proses perencanaan, penganggaran, akuntansi hingga pelaporan pengelolaan keuangan daerah dalam 1 basis data yang tunggal, ditambah dengan modul kinerja, yakni penetapan kinerja dan pohon Kinerja yang memungkinkan penelusuran dan korelasi antara anggaran, penyerapan dan kinerja suatu kegiatan.
Lebih lanjut, Hammam mengungkapkan bahwa sistem ini menggunakan teknologi WEB sehingga pengguna hanya cukup menggunakan browser internet untuk menggunakannya. Sedangkan aplikasinya dapat dijalankan di komputer lokal di daerah, atau di komputer server yang terletak di data center. Namun, hampir semua pengguna SEPAKAT meletakkan server dan datanya di data center BPPT untuk memudahkan perawatannya.
Menurutnya Hammam, saat ini sedang diusahakan untuk melakukan integrasi horisontal dan vertikal terhadap pengelolaan keuangan daerah. “Artinya sedang dilakukan upaya-upaya untuk mengintegrasikan seluruh proses dari perencanaan hingga akuntabilitas kinerja, dan dari desa hingga ke tingkat nasional. Fungsional yang sejak awal sudah didesain di dalam SEPAKAT,” terangnya.
Sejak peluncurannya pada 2017, berbagai daerah telah menggunakan SEPAKAT seperti Bantul, Kota Manado, Pekalongan, Situbondo, Probolinggo hingga Pemprov Banten dan lain-lain di lebih dari 30 daerah. “Sistem ini telah membantu beberapa daerah untuk mendapatkan opini WTP untuk pertama kalinya,” tutur Hammam.
Dengan penyerahan source-code, Hammam berharap aplikasi SEPAKAT dapat membantu lebih banyak lagi pemerintah daerah maupun pemerintah kota maupun pemerintah provinsi untuk mengintegrasikan proses perencanaan, penganggaran, penatausahaan keuangan hingga pengukuran kinerja pemerintah daerah.
Penyerahan CD SEPAKAT ini juga didampingi dengan mulai digunakannya Knowledge Management System – SPBE (Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik), atau disebut SIMP@N yang memungkinkan sharing knowledge antar pengguna, maupun antara pengguna dan pengembangnya. Di dalam SIMP@N yang berbasis WEB ini, telah ditanamkan segala informasi yang dibutuhkan untuk melakukan instalasi, pengoperasian hingga perawatan aplikasi SEPAKAT. Diharapkan SIMP@N dapat membantu para operator dan pelaksana yang melakukan instalasi, menjalankan, dan merawat aplikasi SEPAKAT.
Setelah Penyerahan Source-Code SEPAKAT, tim teknis mempresentasikan penggunaan CD yang diserahkan, dan bagaimana SIMP@N dapat membantu pemda-pemda melakukan implementasi SEPAKAT secara mandiri. “Kami berharap penggunaan yang masif dari aplikasi SEPAKAT akan memudahkan integrasi vertikal hingga ke konsolidasi di pusat, dan supaya SEPAKAT ini dapat dijadikan salah satu aplikasi umum SPBE,” pungkas Hammam.