TechnologyIndonesia.id – Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yuliot didampingi Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Eniya Listiani Dewi melakukan soft launching Global Hydrogen Ecosystem Summit and Exhibition 2025 (GHES2025) di Jakarta pada Selasa (17/12/2024).
Pada peluncuran ini diselenggarakan Focus Group Discussion (FGD) untuk mereviu Peta Jalan Hidrogen dan Amonia Nasional (RHAN) yang menjadi langkah awal menuju GHES2025, yang puncaknya akan berlangsung pada 16-18 April 2025 di Jakarta.
Dalam arahannya, Yuliot mengungkap bahwa Indonesia memiliki kesempatan baik untuk mengembangkan hidrogen dan amonia dalam mendukung upaya transisi energi dan mendukung dekarbonisasi sistem global, karena Indonesia mempunyai modal kuat berupa sumber daya energi terbarukan yang berlimpah.
“Jadi kalau Kita lihat dari sisi pemanfaatan, itu juga bisa dimanfaatkan selain untuk kebutuhan pupuk, transportasi, shipping, aviasi dan juga dalam rangka pengolahan industri dalam negeri,” imbuh Yuliot.
Lebih lanjut, Yuliot menyampaikan pentingnya peran hidrogen dan amonia sebagai salah satu kunci untuk mengatasi perubahan iklim.
“Pengembangan hidrogen dan amonia merupakan salah satu strategi untuk mengatasi perubahan iklim karena sifatnya ramah lingkungan, selain itu menambah hidrogen dan amonia akan menarik investasi, menumbuhkan Industri dalam negeri, dan juga menciptakan nilai tambah dan lapang kerja dalam negeri” tambahnya.
Saat ini Kementerian ESDM telah meluncurkan dokumen Strategi Hidrogen Nasional (SHN) pada Desember 2023. Tujuan utama pengembangan hidrogen adalah untuk mewujudkan ekonomi hidrogen yang berkontribusi pada transisi energi dan berperan penting dalam upaya dekarbonisasi sistem energi global.
Terdapat 3 pilar strategi utama yaitu: hidrogen untuk tujuan dekarbonisasi, hidrogen untuk mendukung pemanfaatan EBT, dan Hidrogen sebagai komoditas.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Jenderal EBTKE Eniya Listiani Dewi menjelaskan bahwa standar nasional untuk hidrogen sudah mulai diterapkan, termasuk pada stasiun pengisian bahan bakar hidrogen.
“PLN sudah membuat hydrogen refilling station yang ada di Senayan, dan itu sudah mengikuti standar yang kita keluarkan, dan juga standar mengenai safety dari hidrogen,” ujar Eniya.
Untuk mendetailkan rencana strategis menjadi rencana aksi, Kementerian ESDM sedang menyusun dokumen Peta jalan/Roadmap Hidrogen dan Amonia Nasional (RHAN), dimana saat ini dokumen tersebut dalam tahap finalisasi. Penyusunan roadmap telah melalui tahapan konsensus yang melibatkan berbagai pemangku.
“Kami percaya dengan adanya wadah seperti ini Kita dapat membangun sinergi yang kuat antara pemerintah, akademisi, juga industri untuk mewujudkan misi besar Bapak Presiden Prabowo Yang mendukung Renewable Energy menjadi satu bagian dari swasembada energi kita,” tutup Eniya.