Bogor, Technology-Indonesia.com – Kementerian Pertanian (Kementan) kembali mengukuhkan tiga Peneliti Utama Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) sebagai profesor riset di Bogor pada Jumat (28/1/2022). Salah satunya, Dr. Muhammad Azrai, SP., MP yang dikukuhkan menjadi profesor riset bidang pemuliaan dan genetika tanaman.
Prof. Muhammad Azrai merupakan profesor riset ke 162 di Kementan dan Profesor Riset ke 633 secara nasional. Usianya yang genap 50 tahun di bulan Januari 2022, menjadikannya sebagai profesor termuda di Balitbangtan, Kementan.
Dr. Azrai dalam orasinya berjudul “Inovasi Varietas Hibrida Nasional Berdaya Saing Mewujudkan Swasembada Jagung Berkelanjutan” memaparkan bahwa selama ini banyak varietas unggul hibrida (VUH) jagung yang dilepas diperuntukan untuk lahan optimal. Sedangkan program pemerintah diarahkan pada lahan baru yang umumnya berupa lahan sub optimal.
Karena itu, menurutnya, perakitan dan penyediaan VUH jagung spesifik agroekosistem merupakan tantangan utama dalam pengembangan VUH jagung, mengingat target lingkungan berkaitan langsung dengan ekspresi potensi genetik dari varietas yang dikembangkan.
Dalam hal penyediaan benih, Dr. Azrai juga menyampaikan bahwa program desentralisasi produksi benih VUH jagung yang melibatkan mitra lisensi, lembaga litbangjirap (Penelitian, pengembangan, pengkajian, penerapan) serta pemerintah pusat dan daerah pada setiap provinsi sentra jagung perlu mendapatkan perhatian bersama.
Hal ini dikarenakan desentralisasi perbenihan merupakan salah satu solusi bagi penyelesaian masalah pengadaan benih jagung nasional dalam menjamin ketepatan waktu, jumlah, mutu, dan jenis yang diharapkan berdampak positif terhadap peningkatan produksi dan kesejahteraan petani, baik petani jagung maupun petani penangkar benih.
Diakhir orasinya, Dr. Azrai menyampaikan gagasannya bahwa pengembangan VUH jagung berdaya saing tinggi berbasis inovasi dan teknologi modern yang adaptif pada berbagai agroekosistem serta mampu beradaptasi pada perubahan iklim global merupakan salah satu terobosan dalam mewujudkan program pemerintah menjadikan Indonesia sebagai lumbung pangan dunia pada tahun 2045 dan swasembada berkelanjutan.
Hasilkan 42 Varietas Unggul Jagung
Peneliti Utama kelahiran Walenreng, Bone, Sulawesi Selatan pada 20 Januari 1972 ini merupakan anak pertama dari enam bersaudara, dari Bapak Mahmud (alm) dan Ibu Nurkaya. Ia menikah dengan Asni dan dikaruniai dua anak.
Muhammad Azrai menamatkan Sekolah Dasar Negeri tahun 1984 di Walenrang, Sekolah Menengah Pertama Negeri tahun 1987 di Cina, Kab. Bone, dan Sekolah Menengah Atas Negeri tahun 1990 di Watampone. Ia mengikuti jenjang Diploma di Universitas Hasanuddin tahun 1994.
Gelar Sarjana Pertanian (SP) diperoleh dari Universitas Hasanuddin tahun 1997, gelar Magister Pertanian (MP) dalam bidang Pemuliaan Tanaman dari Universitas Padjadjaran tahun 2002, dan gelar doktor (Dr) dari Institut Pertanian Bogor tahun 2007 pada bidang studi pemuliaan tanaman dan bioteknologi.
Mengikuti beberapa pelatihan yang terkait dengan bidang kompetensinya, antara lain: Exchange Visit Program and Training Course on Molecular Marker Applications in Plant Breeding di Indian Agricultural Research Institute (IARI), Pusa Campus New Delhi India (2002); On-job training the AMBIONET Service Lab of CIMMYT di IRRI Philippines (2005); Statistics and exchange visit of Maize Research Activity di Kunming, PRC (2007); dan The Asian Regional Advanced Training Course on Breeding Maize Hybrids for Rainfed Environments di ICRISAT India (2009).
Pelatihan lainnya yaitu International Course on Maize Molecular Breeding di CIMMYT, Mexico (2010); Annual Meeting Generation Challenge Program (Hyderabad India 2011, Lisbon Portugal 2013, Rayong Thailan 2014); Launch of the Maize and Wheat CGIAR Research Programs, Mexico (2012); The Integrated Breeding Multi-Year Course di Wageningen Belanda (2012); Course on Plant Variety Protection and DUS Testing di KOICA, Korea Selatan (2012); dan Quantitative Methods In Plant Breeding Course di The National Institute of Agricultural Botany Cambridge (2013).
Bekerja sebagai peneliti pada Balai Penelitian Tanaman Serealia sejak 1999, Penanggung Jawab Penelitian dan Pengembangan Jagung Hibrida (2006 – sekarang), dan Kepala Balai Penelitian Tanaman Serealia periode 2017-2021.
Jabatan fungsional peneliti diawali sebagai Asisten Peneliti Muda tahun 2004, Ajun Peneliti Muda tahun 2005, Peneliti Madya tahun 2008, Peneliti Ahli Utama tahun 2017 dan aktif kembali tahun 2021.
Ia telah menulis 156 karya tulis ilmiah, baik ditulis sendiri maupun dengan penulis lain dalam bentuk buku, bagian dari buku, jurnal, prosiding, dan pedoman umum. Sebanyak 53 dari 156 karya tulis tersebut ditulis dalam bahasa Inggris.
Sebagai peneliti, ia telah menghasilkan 42 varietas unggul jagung, yang terdiri atas 35 varietas jagung hibrida dan 7 varietas bersari bebas, 24 diantaranya sebagai pemulia utama. Ia juga aktif sebagai anggota Tim Penilai dan Pelepas Varietas Tanaman Pangan Nasional mulai tahun 2007 sampai sekarang.
Menjadi anggota organisasi profesi ilmiah Himpunan Peneliti Indonesia – Himpenindo (2018-sekarang); Ketua Bidang III Perhimpunan Agronomi Indonesia Komda Sulsel (2016-sekarang); Ketua Bidang Litbang Perhimpunan Alumni IPB Komda Sulsel (2015-2021); Pengurus PERIPI: Kompartemen Kerja sama dan Hubungan Luar Negeri (2010-2013); Kompartemen Pengembangan dan Komersialisasi (2013-2017); Ketua Kompartemen Penelitian dan Iptek (2018-2022); dan Anggota Dewan Pakar Asosiasi Perbenihan Nasional (2022-2027).
Ikut serta dalam pembinaan kader ilmiah, diantaranya sebagai Pembimbing Tesis dan Disertasi, Penguji Luar Komisi mahasiswa S2 dan S3 di UNHAS, IPB, dan UB. Ia pernah menerima tanda lulus predikat ’Cum Laude’ dari Rektor pada Program Magister Pertanian Universitas Padjajaran pada 2002, dan lulus sebagai Doktor Terbaik pada wisuda tahap II di IPB tahun 2007.
Berkat prestasinya, Muhammad Azrai mendapatkan penghargaan sebagai Peneliti Berprestasi dari Menteri Pertanian RI tahun 2011, 2015, dan 2017; Satyalancana Karya Satya X Tahun dari Presiden RI tahun 2013; penghargaan Inovasi Ketahanan Pangan dari Gubernur Sulawesi Selatan pada 2014; Anugerah Kekayaan Intelektual Luar Biasa dari Kemenristek dan Dikti tahun 2014; dan Penerima Royalti Hak Kekayaan Perlindungan Varietas Tanaman dari Kementan periode 2016 -2021.