Prof. Dr. Ir. Zainal Arifin, M. Sc, Profesor Riset Bidang Pencemaran Laut

Jakarta, Technology-Indonesia.com – Dr. Ir. Zainal Arifin, M. Sc, peneliti dari Pusat Penelitian Oseanografi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dikukuhkan menjadi Profesor Riset Bidang Pencemaran Laut. Dalam prosesi pengukuhan Profesor Riset di Jakarta pada Selasa (18/12/2018), Zainal menyampaikan orasi berjudul Peran Riset Ekotoksikologi Logam Berat dalam Pengelolaan Ekosistem Perairan Pantai.

Dalam orasinya, Zainal yang menjabat sebagai Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Kebumian LIPI menyampaikan bahwa industrialisasi, pengembangan kota dan urbanisasi menjadi faktor paling signifikan yang memengaruhi kualitas ekosistem perairan pantai. Industrialisasi dan urbanisasi yang cepat dan ketiadaan tata-ruang pesisir telah meningkatkan beban kontaminan yang masuk ke ekosistem perairan pantai dan memunculkan permasalahan terkait pengelolaan.

“Faktor utama yang menjadikan logam berat sebagai kontaminan berbahaya adalah sifatnya yang tidak dapat dihancurkan (non-degradable) oleh organisme hidup, terakumulasi di lingkungan dan mengendap di dasar perairan membentuk senyawa kompleks bersama bahan organik dan anorganik melalui proses adsorbsi dan absorpsi,” papar Zainal yang meraih gelar Sarjana Perikanan dari Institut Pertanian Bogor pada 1984.

Pria kelahiran Ciamis, 14 September 1959 ini memaparkan bahwa pantai-pantai kota yang ada di sepanjang pantai utara Jawa, pantai timur Sumatera, sebagian pantai barat dan timur Kalimantan cenderung memiliki tingkat kontaminasi logam berat yang lebih tinggi dibanding pantai-pantai di kawasasan timur Indonesia seperti Maluku, Nusa Tenggara Barat dan Papua.

Zainal menjelaskan, beberapa faktor yang mempengaruhi kontaminasi logam berat antara lain aktivitas industri yang terkonsentrasi di sepanjang pantai, tingkat urbanisasi yang tinggi, dan pertumbuhan kota yang tidak terkelola.

Peraih gelar Magister Science dari Dalhousie Universitas Kanada pada 1989 ini mengungkapkan pengembangan ekotoksikologi logam berat di Indonesia telah mencapai tingkat kematangan dari segi sains. Riset ekotoksikologi logam berat pada tingkatan spesies telah mengalami kemajuan yang signifikan dalam kurun waktu 30 tahun terakhir di Indonesia.

Meskipun demikian, pada masa mendatang pemahaman pengaruh kontaminan logam berat terhadap kehidupan biota makin menantang. Dengan produksi pestisida dan produk-produk farmaseutikal mencapai lebih dari 100 jenis per hari, maka berbagai ragam jenis kontaminan baru seperti sisa pestisida, personal care product, dan farmaseutical, memiliki potensi jauh lebih berbahaya bagi biota laut, bahkan kesehatan manusia.

Zainal memulai karir di LIPI pada 1985 dengan bekerja di Balai Penelitian Sumberdaya Laut, Lembaga Oseanografi Nasional LIPI Ambon yang sekarang menjadi Pusat Penelitian Oseanografi Laut Dalam LIPI. Selanjutnya, ia pindah ke Pusat Penelitian Oseanografi (P2O) LIPI Jakarta sejak tahun 2000.

Pria yang meraih gelar Doctor of Philosophy dari Simon Fraser University tahun 2000 ini pernah menjabat sebagai Kepala Bidang Sarana Penelitian P2O LIPI (2001-2006), Kepala Bidang Dinamika Laut P2O LIPI (2007-2011), Kepala P2O LIPI (2011-2015), hingga menjadi Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Kebumian LIPI (2015-sekarang).

Putra pertama dari lima bersaudara pasangan H. Sobirin (alm) dan Hj. Rohayati ini telah mengikuti beberapa pelatihan terkait bidang kompetensinya. Antara lain, Radiation Training in the Handling, Disposal and Decontamination of Radionucleides di Kanada pada 1996; The Workshop Course on the Marine Environment Protection di Korea Selatan tahun 2004; dan Partnership Workshop for Implementing Coastal Management di Jakarta pada 2008.

Zainal yang diangkat menjadi Peneliti Utama pada 22 Juli 2013 ini telah menghasilkan publikasi sebanyak 70 karya ilmiah. Ia juga aktif dalam berbagai profesi ilmiah. Antara lain, anggota American Society of Limnology and Oceanography (1999-2000), Ketua Harian Ikatan Sarjana Oseanografi Indonesia (ISOI) tahun 2003-2008, dan Ketua Kelompok Kerja Pencemaran dan Ekotoksikologi Laut ISOI tahun 2011-201. Sejak 2017-sekarang, ia menjadi Vice-Chair IOC Sub-Commission for the Western Pacific – UNESCO.

Atas dedikasinya di bidang riset, Zainal pernah meraih EMDI-Canada Research Grand Award tahun 1993, CIDA Fellowship tahun 1994-1999, dan American Society of Limnology and Oceanography Travel Award pada 2002. Suami dari Ina B. Pranoto ini juga meraih Satyalancana Karya Satya X pada 2002, Satyalancana Karya Satya XX tahun 2012, dan Satyalancana Karya Satya XXX pada 2016 dari Presiden RI.

Dalam orasi pengukuhan profesor riset, Zainal berharap hasil-hasil riset ekotoksikologi dapat membantu para pengambi kebijakan dalam upaya perlindungan sumber daya laut dan pengelolaan ekosistem perairan pantai.

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author