Bogor, Technology-Indonesia.com – Dr. Ir. Mat Syukur, MS dikukuhkan menjadi profesor riset bidang sosial ekonomi pertanian oleh Majelis Pengukuhan Profesor Riset Kementerian Pertanian (Kementan) di Bogor pada Selasa (1/9/2020). Mat Syukur merupakan profesor riset ke 562 secara nasional dan profesor riset ke 146 di lingkup Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan), Kementan.
Pada acara pengukuhan profesor riset, Mat Syukur menyampaikan orasi berjudul “Inovasi Kelembagaan Keuangan Mikro untuk Meningkatkan Akses Petani Kecil pada Sumber Permodalan”. Ia berhasil merumuskan gagasan baru untuk meningkatkan akses petani kecil pada sumber permodalan melalui inovasi kelembagaan, berupa tata kelola identifikasi kelayakan petani calon penerima pinjaman, proses penyaluran dan pengembalian pinjaman, serta mitigasi risiko pinjaman pada Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis (LKMA).
Melalui serangkaian penelitian dan pengalaman kaji tindak di Kabupaten Bogor dan Tangerang, gagasan tersebut berhasil diimplementasikan dengan baik. Mat Syukur berkeyakinan dengan dukungan fasilitasi dari pemerintah dan pemerintah daerah, gagasan inovasi kelembagaan LKMA dapat meningkatkan akses petani petani kecil pada sumber permodalan secara berkelanjutan, meningkatkan budaya menabung petani untuk pemupukan modal, memitigasi risiko gagal bayar pinjaman, dan dapat mempercepat terwujudnya program nasional keuangan inklusif serta penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR).
“Dengan akses terhadap permodalan secara berkelanjutan, petani dapat mengadopsi teknologi secara maksimal untuk meningkatkan produksi usahataninya, yang pada gilirannya dapat meningkatkan pendapatannya,” tuturnya.
Peneliti ahli utama kelahiran Lamongan 28 Desember 1958 ini adalah anak pertama dari tujuh bersaudara dari pasangan Kasmolan (Almarhum) dan Rumi’ah (Almarhumah). Mat Syukur menikah dengan Hj. Henny Windarti (Almarhumah, 1983-2013) dan Erny Hertanti tahun 2015, dan dikaruniai empat orang anak, yaitu: Maulida Hayuningtyas, Listya Citraningtyas, Hanif Pramudya, dan Gigih Taufan Herdianto.
Menyelesaikan Sekolah Dasar di Babat, Lamongan pada tahun 1971; Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama di Babat, Lamongan pada tahun 1974; dan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas dari Malang, tahun 1977. Ia memperoleh Gelar Sarjana Pertanian Bidang Keahlian Sosial Ekonomi Pertanian dari (IPB) tahun 1982; Gelar Magister Sains (MS) Program Studi Ekonomi Pertanian dari IPB tahun 1988; dan Gelar Doktor Ekonomi Pertanian dari IPB tahun 2001.
Mat Syukur pernah menduduki jabatan struktural sebagai Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jawa Timur; Kepala Pusat Pembiayaan Pertanian, Sekretariat Jenderal, Kepala Biro Perencanaan Sekretariat Jenderal; Sekretaris Direktorat Jenderal Hortikultura; Staf Ahli Menteri Bidang Inovasi dan Teknologi, Kementerian Pertanian; serta Staf Ahli Menteri Bidang Perdagangan dan Hubungan Internasional, Kementerian Pertanian.
Jabatan fungsional peneliti diawali sebagai Asisten Peneliti Madya tahun 1989, Ajun Peneliti Muda tahun 1993, Ajun Peneliti Madya tahun 1997, Peneliti Madya tahun 2006, dan memperoleh jabatan Peneliti Ahli Utama Gol IV/E tahun 2018.
Mat Syukur telah menghasilkan 26 karya tulis ilmiah yang ditulis sendiri maupun dengan penulis lain dalam bentuk buku, bagian buku, jurnal, prosiding, dan makalah yang diterbitkan, tiga diantaranya dalam bahasa Inggris.
Ia berhasil mereplikasi skema kredit mikro Grameen Bank di Kabupaten Bogor pada tahun 1989-1992 dan Kabupaten Tangerang tahun 2002-2003, yang saat ini telah berkembang menjadi Lembaga Keuangan Mikro (LKM) dan melayani 364.752 orang, tersebar di 3.244 desa di provinsi Jawa Barat, Banten, dan Jawa Tengah.
Menjadi Anggota Perhimpunan Ekonomi Pertanian Indonesia (PERHEPI), Anggota Himpunan Peneliti Indonesia (HIMPENINDO), Anggota Perkumpulan Ahli Sistem Indonesia (PASINDO). Mat Syukur memperoleh tanda penghargaan Satyalancana Karya Satya X, XX, dan XXX dari Presiden Republik Indonesia, masing-masing pada tahun 2000, 2008 dan 2013.
Prof. Dr. Ir. Mat Syukur, MS Kembangkan Inovasi Kelembagaan Keuangan Mikro
