Teknologi Modifikasi Cuaca, Strategi Jangka Pendek dan Efektif Atasi Polusi

Jakarta – Operasi modifikasi cuaca merupakan  strategi jangka pendek dan efektif mengatasi polusi udara. Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi melalui Balai Besar Teknologi Modifikasi Cuaca (BBTMC) telah mengkaji tiga metode modifikasi cuaca khusus masalah polusi.

“Teknologi modifikasi cuaca atau TMC untuk mengatasi polutan  berbeda dengan TMC untuk  penanganan kebakaran hutan dan lahan.  Kami upayakan melalui tiga cara untuk mengatasi polutan di udara,” ujar Kepala BBTMC-BPPT Tri Handoko Seto di Jakarta, kemarin (29/7/2019).

Metode pertama, kata Tri Handoko Seto, jika masih terdapat awan, maka dapat disemai agar segera turun hujan dan polutan menjadi berkurang. Metode kedua, jika tidak ada awan, maka bisa dilakukan penerapan TMC untuk “mengganggu” atmosfir.

Saat musim kemarau, kata Seto,  kondisi atmosfir cenderung stabil sehingga terbentuk lapisan inversi, karena suhu udara ke lapisan atas  hampir sama atau bahkan lebih tinggi.  “Kondisi ini menjebak polutan di dalamnya. Oleh karena itu, lapisan inversi ini harus dibongkar dengan cara memasukkan bahan-bahan yang sangat dingin atau dry ice,” ujarnya.

Dry ice umumnya berbentuk kapsul berbahan dasar karbondiaoksida. Sebelumnya, dilakukan peta vertical lapisan udara, sehingga ditemukan pada ketinggian tertentu terdapat lapisan inversi .  “Pada lapisan tersebut, nantinya disebar dry ice agar suhu “dipaksa” turun, dan menjadi tidak stabil.  Sehingga polutan akan naik ke atas,” ujarnya.

Upaya ketiga, lanjut Seto, melakukan penyemprotan dry ice ke lapisan inversi dari udara menggunakan pesawat, atau dari menara dan puncak-puncak gedung.  “Jika dilakukan secara simultan bisa mengurangi tingkat polusi secara signifikan. Negara-negara dunia melakukan itu juga,” ujarnya.

Menurut Seto, lapisan inversi umumnya ditemukan pada ketinggian 8000 kaki hingga 12.000 kaki. Sementara upaya membuka lapisan inversi tersebut, lanjut dia, membutuhkan beberapa kali penerbangan bergantung ketebalan dan kapasitas maksimum daya angkut bahan untuk disebarkan. “Bisa satu kali, dua atau tiga kali bergantung ketebalan lapisan inversi tersebut,” ujarnya.

Strategi Jangka Panjang Kurangi Polusi

Disisi lain, Tri Handoko Seto menilai untuk DKI Jakarta, strategi jangka panjang mengurangi polusi dengan menerapkan kebijakan mengurangi kendaraan pribadi, dan beralih pada moda transportasi massal berbasis listrik.

Upaya lain, lanjut Seto, dengan melakukan penanaman pohon-pohon yang mempunyai kapasitas menyerap polutan lebih besar dan membangun pancuran. “Terutama gedung-gedung harus memiliki tanaman tersebut dan pancuran-pancuran air untuk sirkulasi udara,” ujarnya.

You May Also Like

More From Author