Gelar Bakti Teknologi, BPPT Kirim KR Baruna Jaya I ke Palu

Jakarta, Technology-Indonesia.com – Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) mengirimkan Kapal Riset Baruna Jaya I untuk melaksanakan operasi survei bakti teknologi dan bakti sosial bagi korban bencana gempa dan tsunami di Palu dan Donggala, pada Rabu (03/10/2018). Kegiatan yang akan berlangsung selama dua puluh hari ini, direncanakan membutuhkan waktu selama 5 hari untuk mencapai lokasi bencana.

Deputi BPPT Bidang Teknologi Pengembangan Sumberdaya Alam (TPSA) BPPT, Hammam Riza mengatakan operasi ini dimotori Balai Teknologi Survei Kelautan (Balai Teksurla) dengan menurunkan Kapal Riset Baruna Jaya I milik BPPT.

Selain misi bakti sosial, BPPT mengemban misi bakti teknologi yaitu Survei Batimetri di lima titik gempa Palu, tak terkecuali bagian yang terdampak likuifaksi. Dengan survei batimetri akan diketahui data terakhir bawah laut akibat gempa yang terjadi. Data kebumian ini akan dijadikan dasar untuk menentukan langkah selanjutnya seperti menentukan potensi bencana yang akan terjadi, maupun tindakan pencegahannya.

Kapal Riset yang beroperasi sejak 1989 ini, menurut Hammam, telah dilengkapi perangkat multibeam echosounder, yang merupakan alat untuk menentukan profil permukaan dasar laut dan kedalaman air dengan cakupan area dasar laut yang luas. Diharapkan hasil survei batimetri dapat menjadi guidelines dan sebagai kajian antisipasi bencana.

Multibeam echosounder yang dimiliki kapal Baruna Jaya I menjangkau kedalaman kurang lebih dari 11.000 meter yang belum ada kapal-kapal riset di Indonesia. Alat ini memiliki kemampuan pemetaan dasar laut dari kedalaman dangkal 20 meter hingga kedalaman 11.000 meter,” lanjutnya.

Kegiatan survei direncanakan berlangsung hingga 10 hari dan melibatkan total 12 perekayasa/peneliti yang berasal dari BPPT, Ikatan Alumni Institut Teknologi Bandung (IA-ITB), Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), dan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).

BPPT juga menyumbangkan Teknologi Air Siap Minum (Arsinum) yang sebelumnya telah diterjunkan untuk membantu korban bencana gempa di Lombok. Arsinum memiliki kapasitas menghasilkan 5.000 liter air bersih per hari, atau cukup untuk kebutuhan 2.000 jiwa tiap harinya.

Selama pengoperasian di Lombok sejak 9 September 2018, Arsinum telah menghasilkan sekitar 65.000 liter air siap minum, yang aman dikonsumsi oleh korban gempa. Teknologi Arsinum juga tersedia dalam bentuk mobile, yang dipasang pada mobil berkabin ganda, sehingga mampu menembus wilayah terdampak bencana.

Dalam operasi terkait kebencanaan, KR Baruna Jaya I BPPT pernah berhasil membantu operasi SAR dengan menemukan bangkai pesawat Air Asia QZ 8501 pada 2014-2015.

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author