BPPT : Penanggulangan Bencana Banjir Dapat Melalui Teknologi Modifikasi Cuaca

Jakarta – Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) mengusulkan pelaksanaan modifikasi cuaca  di banyak daerah untuk mengatasi bencana hidrometrologi dan kekeringan selain penanggulangan kebakaran hutan.

“Jadi perlu ada solusi yang sistemik atau tersistem dan dilaksanakan secara nasional.  Kami akan berkoordinasi dengan BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana-red)  untuk menggunakan teknologi modifikasi cuaca BPPT di banyak daerah. Jadi tidak terbatas  pada bencana kebakaran hutan saja,” kata Kepala BPPT Hammam Riza dalam Jumpa Pers disela-sela Kongres Nasional Teknologi 2019 di Jakarta, Rabu (20/03/2019).

Menurut Hammam, fenomena cuaca ekstrem yang dapat menyebabkan terjadinya bencana dapat diprediksi sebelumnya. “Teknologi modifikasi cuaca dapat diimplementasikan untuk mitigasi bencana kekeringan, kebakaran hutan, termasuk mengurangi curah hujan penyebab banjir,” ujarnya.

Seperti diketahui, sejak awal tahun bencana banjir melanda beberapa wilayah Indonesia, diantaranya Sulawesi Selatan, Jawa Timur, Jawa Tengah termasuk Papua.  Terkini, banjir bandang di Sentani, Papua yang memakan korban cukup banyak. Hingga hari ini, korban banjir bandang yang meninggal di Kabupaten Jayapura mencapai 104 orang, termasuk 44 jenazah yang masih tersimpan di RS Bhayangkara, Kota Jayapura. Jumlah tersebut kemungkinan akan terus meningkat karena ratusan orang dilaporkan hilang dan pencarian masih terus dilakukan. Sementara jumlah pengungsi saat ini mencapai 8.773 orang yang tersebar di 18 titik.

Menurut Sutrisno, Kabid Pelayanan Teknologi Modifikasi Cuaca Balai Teknologi Modifikasi Cuaca (BTMC-BPPT), dalam kondisi darurat persiapan pelaksanaan dalam dilakukan minimal dua hari.

Metode pengurangan curah hujan, kata Sutrisno, dapat dilakukan melalui proses lompatan (jumping process). ” Awan-awan yang tumbuh di luar wilayah akan mengalami percepatan proses dan segera turun menjadi hujan,” ujarnya. Selama ini, BTMC-BPPT rutin “mengamankan”event-event nasional seperti SEA Games dan Asian Games dari hantaman hujan lebat.

Disisi lain, Hamman juga menyatakan koordinasi akan membahas antisipasi  kekeringan tahun ini. “ BMKG prediksi akan terjadi El Nino yang dapat akibatkan kekeringan di Indonesia dalam waktu panjang. Teknologi modifikasi cuaca dapat dimanfaatkan untuk pengisian waduk-waduk bagi keperluan listrik dan pertanian,” ujarnya.

Foto : Antara

You May Also Like

More From Author