TechnologyIndonesia.id – Untuk mengupas secara komprehensif rekam jejak patahan yang menjadi sumber gempa bumi di Sumedang, Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menggelar Geoseminar Edisi Khusus terkait Gempa Sumedang yang terjadi beberapa waktu lalu.
Kepala Badan Geologi, Muhammad Wafid berharap dengan memahami karakteristik akan mampu mengantisipasi kejadian gempa bumi yang akan datang, dengan kesiapsiagaan yang matang, sehingga korban jiwa bisa ditekan seminimal mungkin.
Wafid menyampaikan, kejadian gempa bumi di Kabupaten Sumedang dengan gempa bumi utama tanggal 31 Desember 2023 dengan magnitudo (M4,8) dan kedalaman dangkal telah mengakibatkan bencana cukup signifikan di Kabupaten Sumedang.
“Selain kerusakan di Kabupaten Sumedang, kerusakan bangunan juga terjadi di Kabupaten Bandung, Subang dan Ciamis,” ujar Wafid saat membuka membuka acara Geoseminar – Mengupas Gempa Sumedang: Badan Geologi Menyelidiki Dan Memitigasi di Bandung, Jumat (5/1/2023).
Kejadian gempabumi Sumedang lanjut Wafid mengungkapkan suatu fakta bahwa kawasan ini merupakan kawasan yang memang memiliki potensi tinggi terjadinya gempa bumi.
Geoseminar ini mengupas secara komprehensif rekam jejak patahan yang menjadi sumber gempa bumi di Sumedang melalui serangkaian penyelidikan geologi permukaan, geofisika bawah permukaan dan permukaan, indraja dan lain-lain yang telah dilakukan sejak belasan tahun lalu.
“Sebagai kawasan potensi tinggi gempa bumi di jalur patahan aktif salah satunya patahan aktif Cileunyi – Tanjungsari, kawasan ini mempunyai potensi ancaman permanen terhadap kejadian gempa bumi,” lanjut Wafid.
Badan Geologi menggelar geoseminar sebagai rangkaian dari kegiatan respon cepat kejadian gempa bumi Sumedang, serta bagian dari layanan informasi dan dapat dijadikan dasar bagi upaya tindak lanjut di daerah.
“Diharapkan dengan memahami karakteristik kita mampu mengantisipasi kejadian gempa bumi yang akan datang, dengan kesiapsiagaan yang matang, sehingga korban jiwa bisa ditekan seminimal mungkin,” jelas Wafid.
Upaya-upaya mitigasi bencana telah dilakukan untuk mengurangi risiko bencana dan kesiapsiagaan menghadapi bencana. Badan Geologi berperan aktif dalam pengurangan risiko bencana sesuai dengan kewenangan dan tanggung jawabnya.
Sebagai penutup Waid menyatakan pentingnya kolaborasi antar instansi dalam memitigasi bencana.
“Kami menyadari diperlukan komitmen dan kolaborasi antara pemerintah pusat, daerah dan masyarakat dalam upaya kesiapsiagaan bencana geologi, khususnya bencana gempa bumi guna meminimalkan korban jiwa dan harta benda serta mendukung penataan ruang yang berbasis mitigasi bencana,” tutup Wafid.
Acara geoseminar ini diisi para pembicara ahli dari Badan Geologi, Sukahar Eka Adi Saputra dan Joko Wahyudiono yang membahas Temuan Sesar Baru Penyebab Gempa Sumedang. Selain itu, Marjiyono, Hidayat, dan Lucki Junursyah membahas Looking Into The Earth With Geophysics: Open Data Bawah Permukaan Terkait Sesar Aktif Cileunyi-Tanjungsari.