Prof. Dr. Ir. Anhar Riza Antariksawan, Profesor Riset Bidang Keselamatan Reaktor Nuklir

Jakarta, Technology-Indonesia.com – Faktor keselamatan dalam mengoperasikan fasilitas nuklir khususnya reaktor Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) menjadi hal yang utama. Karena itu, pembuatan desain reaktor nuklir harus mengedepankan faktor keselamatan dengan berbagai jenis kemungkinan terjadinya kecelakaan yang dapat membahayakan pekerja, masyarakat, dan lingkungan.

Hal ini disampaikan Peneliti Utama Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN), Dr. Ir. Anhar Riza Antariksawan dalam Orasi Pengukuhan Profesor Riset bidang keselamatan reaktor nuklir di Kawasan Nuklir Pasar Jumat, Jakarta Selatan, Kamis (27/12/2018). Dalam acara tersebut Anhar menyampaikan orasi berjudul “Peran Simulasi Eksperimental dan Numerik Aspek Termohidraulika dalam Peningkatan Keselamatan Reaktor Nuklir”.

Peneliti kelahiran Semarang, 6 November 1962 ini dalam orasinya mengatakan, kondisi kecelakaan dalam pengoperasian reaktor dibedakan menjadi dua yakni kecelakaan dasar desain dan kecelakaan parah.

“Kecelakaan dasar desain adalah kecelakaan yang dapat terjadi pada masa reaktor hidup dan dijadikan dasar untuk desain sistem keselamatan, sedangkan kecelakaan parah adalah kecelakaann yang melibatkan kerusaka pada bahan bakar reaktor,” ujar peneliti dari Pusat Sains dan Teknologi Akselerator ini.

Anhar menambahkan, seiring berjalannya waktu dan belajar dari pengalaman terhadap kecelakaan nuklir yang pernah terjadi, teknologi keselamatan reaktor telah mengalami perkembangan. Tujuan dari pengembangan teknologi keselamatan reaktor nuklir ini adalah untuk menjamin bahwa penempatan dan operasi reaktor nuklir mampu memenuhi prinsip dan persyaratan keselamatan, kesehatan, dan proteksi radiasi.

Pembahasan keselamatan reaktor nuklir, lanjutnya, dapat dilihat dari berbagai aspek, yakni neutronik, mekanik, dan termohidraulika. Aspek thermohidraulika merupakan aspek penting yang terkait dengan fungsi dasar keselamatan untuk pengambilan panas dari bahan bakar ke pendingin.

“Jika terjadi kecelakaan fungsi dasar keselamatan ini harus dipertahankan karena kegagalan fungsinya akan mengakibatkan akumulasi panas di teras reaktor nuklir,” tutur Anhar yang meraih gelar Sarjana Teknik Nuklir dari Universitas Gadjah Mada (UGM) tahun 1986.

Melalui penelitiannya, Anhar menekankan pentingnya melakukan riset di bidang keselamatan di bidang termohidraulika baik yang berbasis metodologi simulasi eksperimental maupun numerik untuk mengetahui berbagai fenomena termohidraulika yang dapat menimbulkan kecelakaan. Dari hasil riset inilah nantinya akan digunakan sebagai dasar untuk mengembangkan teknologi keselamatan reaktor nuklir secara tepat.

Menurutnya, secara numerik melalui aplikasi komputer, mekanisme dan fenomena fisis kecelakaan parah dapat dimodelkan. Sehingga dengan demikian kondisi kecelakaan pada sebuah PLTN khususnya yang menggunakan pendingin air dapat dianalisis dan dapat diantisipasi penanganannya.

Dari penelitiannya ini, Anhar berharap simulasi eksperimental dan numerik aspek termohidraulika dalam bidang keselamatan reaktor nuklir memiliki peran saling melengkapi, sehingga kedua model ini harus dikembangkan secara sinergi. Saat ini Batan telah memiliki berbagai fasilitas eksperimental dan program perhitungan komputer terkait dengan kecelakaan PLTN.

“Dengan menyinergikan kegiatan simulasi eksperimental dan numerik serta melibatkan jejaring lembaga penelitian terkait, kegiatan riset yang lebih komprehensif di bidang keselamatan PLTN dapat dirancang dan dilaksanakan dengan baik,” harap Anhar yang pernah menjabat sebagai Deputi Kepala Batan Bidang Pendayagunaan Teknologi Nuklir tahun 2014-2016.

Jika hal itu dapat dilakukan, lanjut Anhar, kontribusi saintifik dan sekaligus dapat meningkatkan kemampuan sumber daya manusia di bidang penguasaan teknologi keselamatan reaktor nuklir. Selain itu, dapat menunjang peran Batan sebagai technical support organization di bidang energi nuklir.

Sarjana Teknik Nuklir

Anak kelima dari sepuluh bersaudara, dari Bapak H. Anwar Haddy Socjanto (alm) dan Hj. Sofiati (almh) ini diangkat menjadi Peneliti Utama melalui Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor: 5/M Tahun 2005, tanggal 17 Januari 2005, terhitung mulai 1 Mei 2004.

Anhar menamatkan Sekolah Dasar Negeri Taman Pekunden I Semarang (1974), Sekolah Menengah Pertama Negeri I Semarang (1977), Sekolah Menengah Atas Negeri I Semarang (1981) dan memperoleh gelar Sarjana Teknik Nuklir dari UGM (1986). Gelar Diplome d’Etude Approfondies (DEA) dan Doktor bidang Termohidraulika diperoleh dari Ecole Nationale Superieure de Physique de Grenoble (ENSPG), Institut National Polytechniques de Grenoble (INPG), Perancis, tahun 1989 dan 1993.

Suami dari Marlina Astuti ini pernah mengikuti beberapa pelatihan yang terkait bidang kompetensinya. Antara lain: Session d’Etudes en Surêté des Centrales à Eau Sous Pression di Saclay, Perancis (1990); BATAN-IAEA Workshop on Quality Assurance in Nuclear Power Plant Construction (1994), Research Exchange dan Post Doctoral bidang kecelakaan parah dari Japan Atomic Energy Research Institute (JAERI) di Jepang, (1998 dan 2000); Pelatihan dan seri training workshop oleh IAEA tentang Safety Analysis Methodology Using Computer Code di Daejon, Korea Selatan (2001-2002); dan Fundamental of Physical Protection at Facilities Holding Nuclear and Radioactive Materials Workshop, di London, Inggris, (2015).

Anhar pernah menduduki jabatan struktural sebagai Kepala Instalasi Termohidraulika (1998-1999), Kepala Bidang Analisis Risiko dan Mitigasi Kecelakaan (1999-2003), Kepala Pusat Teknologi Reaktor dan Keselamatan Nuklir (2006-2008), Deputi Kepala BATAN Bidang Penelitian Dasar dan Terapan (2008-2013), dan Deputi Kepala BATAN Bidang Pendayagunaan Teknologi Nuklir (2014-2016).

Jabatan fungsional peneliti diawali sebagai Ajun Peneliti Muda (1995), Ajun Peneliti Madya (1996), Peneliti Muda (1998), Peneliti Madya (2000), Ahli Peneliti Muda (2002), Peneliti Utama Gol.IV/d (2004), dan Peneliti Utama Gol.IV/e bidang Keselamatan Reaktor Nuklir (2018).

Pemegang 1 Paten Penukar Panas dengan Aliran Fluida Berpilin di Sisi Shell ini telah menghasilkan 106 karya tulis ilmiah yang ditulis sendiri maupun dengan penulis lain dalam bentuk buku, jurnal, prosiding dan makalah yang diterbitkan.

Ikut serta dalam pembinaan kader ilmiah sebagai pengajar di Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Jakarta, Universitas Trisakti Jakarta dan Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir (STIN) Yogyakarta; pembimbing dan penguji skripsi (S1) di UPN Veteran Jakarta, Universitas Ibnu Khaldun Bogor dan Universitas Indonesia (UI); pembimbing dan penguji tesis (S2) di UI, Institut Teknologi Bandung (ITB) dan UGM; dan pembimbing serta penguji disertasi (S3) di UI, ITB, dan Institut Pertanian Bogor (IPB).

Anhar aktif dalam organisasi profesi ilmiah, yaitu sebagai anggota Himpunan Ahli Perpindahan Kalor Indonesia (HAPKI) pada 1995, Pengarah Masyarakat Nano Indonesia (MNI) pada 2012, dan Pengarah Material Research Society Indonesia (MRS-INA) pada 2011.

Ayah dari Kinan Mahardhika Antariksawan dan Tasa Ushuaia Antariksawan ini memperoleh tanda penghargaan Satyalancana Karya Satya X Tahun (1999), XX Tahun (2010), dan XXX Tahun, (2017) dari Presiden Republik Indonesia.

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014). Buku terbarunya, Antologi Puisi Kuliner "Rempah Rindu Soto Ibu"
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author