JAKARTA – Kemenristekdikti memberikan tiga kategori apresiasi kepada lembaga litbang atas keberhasilannya mencapai kinerja lembaga. Ketiga apresiasi yang diberikan yaitu penetapan lembaga litbang sebagai Pusat Unggulan Iptek (PUI), penghargaan bagi Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi (BPPD Prov) berkinerja utama, dan pemberian Sertifikat Akreditasi bagi Pranata Litbang.
Menristekdikti, Mohammad Nasir mengatakan dalam menghadapi era kompetisi, pusat-pusat unggulan harus dikembangkan dan apresiasi. “Sekarang sudah ada 19 PUI. Tahun depan ada 27 lembaga litbang yang harus kita dorong sehingga minimal ada sepuluh PUI lagi. Sementara, pusat unggulan yang sudah ada harus bisa mengembangkan inovasi baru,” kata Nasir di sela-sela acara Innovation Business Gathering (IBG) 2015, di Jakarta, Selasa (15/12).
Menurut Menristekdikti, riset-riset yang selama ini dilakukan oleh lembaga litbang, LPNK, dan perguruan tinggi harus dilakukan hilirisasi. Upaya hilirisasi bisa dilakukan jika ada inovasi. “Ke depan semoga riset kita semakin baik. Jangan sampai antara kementerian dan lembaga hanya berpikir untuk dirinya sendiri. Jadi harus ada sinergi antar kelembagaan,” lanjutnya.
Dirjen Kelembagaan Iptek dan Dikti, Patdono mengungkapkan kegiatan tahunan yang dilaksanakan bagi lembaga litbang bertujuan meningkatkan kapasitas dan kapabilitas lembaga litbang sehingga mampu berkontribusi secara nyata bagi perekonomian dan daya saing bangsa.
Menurut Patdono pengembangan PUI dilaksanakan sejak 2010 dengan meningkatkan kompetensi melalui empat sisi yaitu kemampuan lembaga litbang untuk menyerap informasi dan teknologi, melakukan kegiatan riset, mendiseminasikan hasil-hasil riset, serta kemampuan mengembangkan kegiatan litbang berbasis sumber daya lokal.
Kemenristekdikti telah membina 27 lembaga litbang, sembilan diantaranya ditetapkan sebagai Pusat Unggulan Iptek (PUI). Tahun 2015 akan dikembangkan 18 lembaga litbang baru sebagai PUI serta penetapan sepuluh lembaga litbang sebagai PUI 2015.
Sepuluh lembaga litbang yang ditetapkan sebagai PUI 2015, antara lain tiga lembaga litbang dari Kementerian Pertanian yaitu Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen, Balai Besar Penelitian Tanaman Padi, dan Balai Besar Penelitian Veteriner. PUI 2015 juga diberikan kepada dua lembaga litbang dari Institut Pertanian Bogor yaitu Puslit Surfaktan dan Bioenergi, serta Pusat Studi Satwa Primata.
Lembaga litbang lainnya yang ditetapkan sebagai PUI adalah Pusat Penelitian Teh dan Kina – PT Riset Perkebunan Nusantara, Pusat Aplikasi Isotop dan Radiasi – Badan Tenaga Nuklir Nasional, Pusat Mikroelektronika – Institut Teknologi Bandung, Konsorsium Riset Pengelolaan Hutan dan Tropis Berkelanjutan – Universitas Lambung Mangkurat, dan Lembaga Biologi Molekuler Eijkman.
Sementara itu dari sembilan PUI 2014, dua lembaga diperpanjang sebagai PUI yaitu Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia (PT Riset Perkebunan Nusantara) dan Lembaga Penyakit Tropis (Universitas Airlangga).
Menurut Patdono, secara umum semua PUI dilakukan pendampingan selama tiga tahun. Dalam pendampingan kelembangaan ini diberikan asistensi tenaga ahli untuk mengembangkan inovasi, program-progam dan pendanaan.
“Dulu setiap PUI mendapatkan pendanaan 300 juta pertahun. Mulai tahun 2016 bertambah minimal 1-1.5 Milyar pertahun. PUI yang menghasilkan inovasi yang sangat besar di manufaktur bisa mendapat lebih besar lagi. Pertahun bisa sampai 20 Milyar selama 3-4 tahun,” lanjut Patdono.
Sementara, penghargaan terhadap BPPD diberikan untuk meningkatkan kapasitas dan kapabilitas pemerintah daerah, daya saing, serta peningkatan kinerja lembaga litbang di daerah. Penghargaan BPPD berkinerja utama diberikan kepada Balitbangda Sulawesi Tenggara, Banten, Jambi, dan BP3Iptek Jawa Barat.
Apresiasi sertifikasi akreditasi pranata litbang diberikan kepada Pusat Penelitian dan Pengembangan Perubahan Iklim dan Kebijakan (Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup), Balai Penelitian Serealia Maros (Kementerian Pertanian), Pusat Penelitian Teh dan Kina, Balai Riset dan Standarisasi Isi, Palembang (Kementerian Perindustrian), serta Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (Institut Pertanian Bogor).
Apresiasi ini diberikan sebagai jaminan mutu bagi masyarakat terhadap pelaksanaan kegiatan pranata litbang. Sampai tahun 2014 terdapat 35 pranata litbang yang telah tersertifikasi Komite Nasional Akresitasi Pranata Penelitian dan Pengembangan (KNAPPP).
Dalam IBG juga dilakukan acara pelepasan Tim Mahasiswa Eco Marathon Asia 2015 ke Manila dan Talkshow Hilirisasi dan Komersialisasi Inovasi ke Industri.