JAKARTA – Wakil Presiden Swiss, Doris Leuthard bersama delegasi melakukan kunjungan ke kantor pusat Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) di Jakarta, Rabu (30/3/2016). Kunjungan ini terkait kerjasama antara MeteoSwiss dengan BMKG terkait CATCOS (Capacity Building and Twinning for Climate Observing System).
Program CATCOS bertujuan meningkatkan kapasitas pengukuran Gas Rumah Kaca dan Aerosol di beberapa negara yang memiliki kekosongan data (data gaps). Kepala BMKG, Andi Eka Sakya dalam keterangan persnya mengatakan, outcome dari kegiatan ini adalah meningkatkan ketersediaan pengamatan data-data atmosfer untuk dihubungkan ke dalam beberapa pusat data dunia.
“CATCOS mempunyai peranan yang sangat strategis dalam konstribusinya memberikan hasil pengukuran kenaikan Gas rumah Kaca. Kita melakukan pengukuran konsentrasi Gas Rumah Kaca sejak tahun 2009 yang dilakukan oleh Global Atmospheric watch di Bukit Kototabang, Sumbar,” tutur Kepala BMKG.
CATCOS merupakan proyek kerjasama yang diinisiasi oleh the Swiss Agency for Development and Cooperation (SDC) dengan MeteoSwiss sebagai mitra koordinasi. Proyek ini diharapkan akan meningkatkan kapasitas pengamatan khususnya bagi variabel iklim seperti aerosol.
Program kerjasama CATCOS sangat bermanfaat dalam peningkatan kapasitas sumber daya manusia BMKG khususnya di Stasiun GAW Bukit Kototabang. Disamping itu, data yang dihasilkan sangat bermanfaat dalam mendukung proses analisis khususnya pada kejadian cuaca ekstrim seperti kebakaran hutan dan kabut asap.
Doris Leuthard berharap kerjasama ini dapat dilakukan kembali untuk meningkatkan informasi terkait climate observing system.
Kerjasama Pariwisata
Dalam lawatannya ke Indonesia, Doris Leuthard juga mengunjungi Kantor Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Sumber Daya, Rizal Ramli dan Istana Merdeka untuk bertemu Presiden Joko Widodo. Dalam pertemuannya di Kemenko Maritim dan Sumber Daya, keduanya membicarakan kerjasama Pemerintah Indonesia dan Swiss, terutama di sektor pariwisata.
Selama ini Swiss dan Indonesia telah mengembangkan kerjasama dalam sektor pariwisata berupa pendidikan yaitu membangun sekolah pariwisata, National Hotel Institute di Bandung dan Bali.
Melihat perkembangan itu, Rizal Ramli meminta kerjasama dengan pemerintah Swiss untuk membangun National Hotel Institute yang ketiga di Mandalika, Lombok. Tawaran ini disambut baik oleh Swiss yang akan merealisasikan rencana tersebut.
