Canggihnya Kawasan Geodiversitas Karang Sambung

Jakarta, Technology-Indonesia.com – Kawasan Geodiversitas Karang Sambung menjadi salah satu fasilitas yang dimanfaatkan untuk memajukan ilmu kebumian khususnya geologi. Kepala Pusat Riset Sumber Daya Geologi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Iwan Setiawan menyebutkan bahwa kawasan tersebut merupakan Center of Excellence Riset dan Pendidikan Kebumian.

“Kawasan Geodiversitas Karang sambung adalah kawasan kawah candradimukanya bagi calon-calon ahli geologi di Indonesia. Fasilitas ini digunakan bersama berbagai pihak baik periset di perguruan tinggi dan periset lainnya di Indonesia,” ungkap Iwan pada Diskusi Geologi Sumber Daya (Digdaya) edisi 9, Selasa (23/5/2023).

Koordinator Pelaksana Fungsi Pengembangan Kemitraan dan Tata Kelola Layanan Teknik BRIN, Tjahjo Pranoto menjelaskan mengenai infrasuktur dan berbagai fasilitas terbaru di Kawasan Geodiversitas Indonesia Sukendar Asikin di Karangsambung.

Di kawasan tersebut terdapat sarana baru yang ada meliputi Gedung Geodiversity, Gedung Geoconservation, Gedung Dormitory, Power House, Site Development, Utilitas Mekanikal Elektrikal dan Plumbing.

Adapun gedung geodiversity terdiri dari 3 lantai, Lantai 1 Labotarorium/Pengolahan Batu, Lantai 2 laboratorium dan lantai 3 co-working space serta fasilitas umum dan ruang rapat.

Gedung B Geoconservation, lantai 1 meliputi ruang display batuan, resto, dan mini theater dan lantai 2 meliputi kantor pengelola. Gedung C Dormitory memiliki beberapa 50 kamar twin, 8 kamar VIP King, dan 10 kamar researcher king, sehingga total kapasitanya 118 tempat tidur.

Sementara fasilitas dan peralatan yang tersedia di kawasan Geodiversitas Sukendar Asikin ini, meliputi peralatan laboratorium, peralatan untuk survei seperti: kompas geologi, GPS handheld, GPS geodetic trimble, Drone Multispectral, Goeplistrik, Current meter, Magnometer, Handheld mineral identifier dan Core drill, serta fasilitas Mikroskop optik juga tersedia berbagai macam berupa mikroskop polarisasi, gemoscope, dan binokuler. Selain itu ada fasilitas geokimia berupa WD-XRF, Terraspec, dan storage untuk penyimpanan core drill ataupun batuan.

Plt. Direktur Pengembangan Kompetensi BRIN, Yustiar Gunawan menyampaikan bahwa Pengembangan Kompetensi BRIN merupakan unit yang bertugas dan berfungsi memberikan atau mengelola pelatihan serta pendidikan untuk seluruh fasilitas yang dimiliki oleh BRIN.

“Pengembangan kompetensi di Karangsambung melalui penguatan sumber daya manusia dalam rangka menciptakan ekosistem riset berstandar global berbasis sumber daya alam, dan keragaman geologi yang memiliki keterkaitan dengan keragaman hayati serta keragaman budaya,” tuturnya.

Yustiar juga menjelaskan bahwa sudah adanya aplikasi geodiversitas yang dibuat peneliti yang bisa diunduh dari telepon gengggam. Di dalamnya terdapat penyedia layanan dan edukasi dalam rangka pemasyarakatan Iptek kebumian di Karangsambung.

Sementara, Kampus Lapangan Geologi Karangsambung merupakan organisasi yang bergerak di bidang pendidikan, pelatihan, penelitian dan sosial. Organsasi ini diharapkan dapat berkontribusi pada perkembangan ilmu kebumian di Indonesia dan dunia.

Kampus lapangan Karangsambung direncanakan untuk memfasilitasi program mata kuliah lapangan dari berbagai program studi dari universitas dan program lainnya yang berbasis kebumian, jelas Mirzam Abdurrachman, Pengurus Kampus Lapangan Geologi, Yayasan Pendidikan Geologi Karangsambung ITB.

Dijelaskannya pendidikan atau kuliah lapangan Ilmu Kebumian khususnya Geologi sangat membutuhkan kampus lapangan yang representatif untuk mendukung kegiatan kuliah lapangannya.

“Kuliah lapangan tersebut bermanfaat untuk pengembangan dan mengasah keterampilan dan indera geologi kita atau yang biasa disebut geological skill and sense, karena ini tidak bisa dipelajari di meja kuliah di kampus tetapi harus turun dan di dapati dilakukan di lapangan,” tutur Prasetyadi Asprogdigeti bagian Kurikulum dan Pendidikan Pasca Sarjana, UPN Veteran Yogyakarta.

Hasil yang diharapkan dari pendidikan geologi lapangan agar bisa mempergunakan alat, mampu menerapkan teori atau konsep dasar geologi dan menguasai metoda lapangan serta menguasai cara-cara observasi, dapat bekerjasama dalam satu tim dan terakhir dapat membuat dokumentasi dan reportasi.

“Tatanan geologi dan kelengkapan Kampus Geodiversitas Karangsambung sangat komplit dan memenuhi untuk keperluan tersebut,” pungkasnya. (sumber brin.go.id)

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author