Mengurangi Food Loss Buah Tropis di Indonesia

Jakarta, Technology-Indonesia.com – Indonesia memiliki beragam buah tropis yang memegang peranan penting dalam aspek ekonomi dan sosial masyarakat. Rerata kehilangan hasil (food loss) dari komoditas buah-buahan lebih dari 30% karena buah-buahan umumnya memiliki umur simpan yang relatif pendek.

Karena itu, diperlukan strategi penelitian buah-buahan tropis dari mulai tahapan produksi, penanganan pascapanen, pengolahan, dan pengemasan untuk meningkatkan nilai tambah ataupun mempertahankan kualitas buah-buahan dalam jangka waktu yang panjang.

Merujuk pada persoalan yang terjadi di sepanjang rantai produksi dan pasokan pada buah tropis tersebut, termasuk kehilangan pasca panennya, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melalui Organisasi Riset Pertanian dan Pangan (ORPP) menggelar SHARING SESSION #1 yang membahas topik “Reduction of Food Loss on Tropical Fruits”, pada Jum’at, 03 Juni 2022.

BRIN sangat peduli terhadap food loss buah-buahan tropis di dalam negeri. Karena itu, penelitian kolaborasi untuk mendorong pencapaian tujuan pada penelitian dan inovasi ini sedang digagas oleh BRIN bersama Osaka University, Jepang.

Kepala ORPP, Puji Lestari mengatakan bahwa food loss dari segi kuantitas dan kualitas memiliki dampak lingkungan yang negatif. Hal itu dijelaskannya karena air, tanah, dan sumber daya alam lainnya untuk memproduksi makanan tidak dikonsumsi oleh siapa pun.

“Besarnya dampak food loss akan memengaruhi tingkat pengolahan, pemurnian produk makanan, serta tahap (hulu atau hilir) dalam rantai pasokan makanan. Hal itu menyebabkan kuantitas dan kualitas makanan menjadi hilang,” tuturnya.

Menurut Puji, umumnya kerugian yang lebih rendah dikaitkan dengan efisiensi yang lebih tinggi dalam pasokan makanan. Pada akhirnya, daur ulang sumber daya yang lebih efektif, kebutuhan penyimpanan yang lebih rendah, jarak transportasi yang lebih pendek, dan penggunaan energi yang lebih sedikit.

“Namun, solusi untuk mengurangi kerugian sering menyebabkan peningkatan penggunaan energi, terutama untuk pengawetan produk makanan,” sambung Puji.

Kepala Pusat Riset Agroindustri BRIN, Mulyana Hadipernata menjelaskan, kehilangan hasil dari buah-buahan tropis dapat ditangani dengan penerapan teknologi penanganan segar maupun pascapanen. Salah satu teknologi penanganan pascapanen yang dihasilkan Pusat Riset Agroindustri adalah teknologi coating dari produk turunan kelapa sawit untuk memperpanjang umur simpan buah-buahan.

“Aplikasi coating ini dapat memperpanjang umur simpan buah 2 hingga 4 kali lipat dibandingkan buah tanpa coating sehingga losses buah dapat ditekan seminimal mungkin dan memberikan keuntungan ekonomi untuk pelaku usaha buah-buahan,” jelasnya.

Sebagai informasi, penelitian lain yang terkait dengan reduksi losses buah adalah penelitian kerjasama dengan Osaka University terkait karakterisasi buah mangga Indonesia dari aspek profil metabolik maupun sensori.

Data yang diperoleh sangat dibutuhkan untuk perkembangan industri buah mangga di masa depan. Kerjasama penelitian dengan Osaka University akan terus dikembangkan dalam kerangka penekanan losses pertanian maupun peningkatan nilai tambah produk Pertanian.

“Buah-buahan tropis memberi kita spektrum nutrisi sehat yang luas dan memperkaya hidup kita dengan beragam pengalaman sensorik yang menyenangkan. Komoditas ini, bagaimanapun, sangat mudah rusak,” urai Mulyana.

“Sekitar 33% dari hasil panen tidak pernah dikonsumsi karena produk ini secara alami memiliki umur simpan yang pendek, yang menyebabkan kerugian secara ekonomi,” pungkasnya. (Foto: pixabay.com/Pexels)

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author