Solok, Technology-Indonesia.com – Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Sumatera Barat kembali mendapat kunjungan dari perusahaan multinasional yang tertarik dengan inovasi teknologi spesifik lokasi Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan). HPA International, perusahaan asal Malaysia yang bergerak di bidang herbal menegaskan ketertarikannya dengan mengirimkan Divisi Kerjasama Bidang Pertanian Yohandrizon Syamsu untuk bertemu dengan Kepala BPTP Sumatera Barat Dr. Jekvy Hendra, Jumat (13/12/2019) di kantor BPTP Sumatera Barat, Solok.
Sebelumnya, pada Oktober 2019, HPA International menyatakan tertarik untuk ikut mengembangkan Ayam KUB. Kini Yohandrison menyatakan keinginannya menggandeng lembaga penelitian dan pengkajian untuk ikut mengawal program Pertanian Hidayah dan Indonesia Berbuah yang dikembangkan oleh perusahaannya. Tujuannya, agar program ini di lapangan mendapat pendampingan dari lembaga yang berwenang.
Kepala BPTP Sumatera Barat menyambut baik ajakan ini dan berharap dapat menjadi sarana pemberdayaan petani di daerah. “Akan lebih baik jika kerjasama ini dituangkan dalam bentuk MoU, dan diturunkan melalui perjanjian kerjasama sehingga dalam tataran operasional lapangan terkait komoditas spesifik lokasi akan mudah dilakukan,” tambahnya.
BPTP Sumatera Barat juga siap untuk mengawal uji formula baru dari produk HPA International yang akan dilibatkan dalam kegiatan tersebut.
“Meski produk-pupuk organik cair ini dibuat dari bahan-bahan alami yang tentunya akan bermanfaat bagi peningkatan hasil produksi pertanian, namun tetap perlu pelibatan lembaga yang berwenang guna mengawal pelaksanaan teknologi tersebut di lapangan,” tegas Jekvy.
HPA International pun berkomitmen akan melakukan pembicaraan mengenai MoU ini dengan Badan Litbang Pertanian di Jakarta.
Selain itu, Yohandrison menegaskan kembali mengenai ketertarikan HPA International pada pengembangan peternakan Ayam KUB untuk memberdayakan peternak lokal, serta pengembangan produk sehat pertanian lainnya dengan dukungan BPTP Sumatera Barat.
“kami juga tertarik untuk membuat mini pabrik pupuk organik cair yang berlokasi di Kabupaten Solok guna menekan biaya produksi dan transportasi sehingga harga pupuk organik cair ini dapat terjangkau oleh petani sekitar,” pungkas Yohandrison.