Panen Bersama Varietas Padi Tahan Tungro di Kabupaten Bone

Jakarta, Technology-Indonesia.com – Loka Penelitian Penyakit Tungro (Lolit Tungro) bersama Dinas Tanaman Pangan, Perkebunan, dan Hortikultura Kabupaten Bone menggelar panen bersama dan temu lapang pada Selasa (24/8/2021). Panen bersama dilakukan di lahan sawah kelompok tani Turucinnae, di Kelurahan Waetuo, Kecamatan Tanete Riattang Timur, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan.

Lahan sawah tersebut digunakan sebagai demplot dari kegiatan hilirisasi inovasi teknologi Lolit Tungro, Badan Litbang Pertanian (Balitbangtan). Paket teknologi yang diaplikasikan yaitu penggunaan varietas tahan tungro inpari 36 dan inpari 37 dengan sistem jajar legowo 2:1.

Kepala Lolit Tungro, Sumarni Panikkai dalam sambutannya menyampaikan hasil pengambilan ubinan yang telah dilakukan sehari sebelumnya (23/8/2021). Varietas inpari 36 memiliki hasil ubinan dengan berat 7,84 kg atau bila dikonversi setara dengan 12,54 ton/ha. Adapun berat ubinan pada varietas inpari 37 sebesar 7,89 kg dengan potensi 12,64 ton/ha.

Pada kesempatan tersebut, Sumarni mengapresiasi petani yang telah bekerjasama dengan baik sehingga kegiatan demplot sukses terlaksana. Ia menjelaskan bahaw kegiatan hilirisasi inovasi teknologi Balitbangtan melalui Lolit Tungro berlangsung di 5 lokasi di Indonesia. Untuk Sulawesi Selatan berlokasi di Kab. Bone merupakan panen pertama, berikutnya bulan Oktober menyusul Sulawesi Tengah dan Jawa Tengah.

Kepala Dinas Tanaman Pangan, Perkebunan, dan Hortikultura Kab. Bone, Sunardi Nurdin mengucapkan terima kasih atas terpilihnya Kab. Bone sebagai salah satu lokasi demplot kegiatan diseminasi teknologi. Ia juga menyampaikan bahwa Kab. Bone merupakan kabupaten dengan luasan sawah terluas di Sulawesi Selatan dan kerap mendapatkan informasi tentang keluhan serangan wereng dari petani.

“Kami berharap setiap kecamatan mendapatkan hal serupa karena Kelurahan Waetuo dianggap telah berhasil” tandasnya.

Kegiatan ini ditutup dengan temu lapang yang menghadirkan 3 peneliti Lolit Tungro sebagai narasumber. Materi pengenalan tungro dan upaya pengendaliannya disampaikan oleh Elisurya Ibrahim, dilanjutkan Rini Ismayanti mengenai budidaya tanaman padi tahan tungro, dan Mansur tentang produksi benih tahan tungro.

Padi Tahan Tungro

Penyakit tungro merupakan salah satu penyakit penting tanaman padi karena memiliki potensi menyebabkan kerusakan yang cukup tinggi. Penyakit ini disebabkan oleh infeksi ganda dari rice tungro bacilliform virus (RTBV) dan rice tungro spherical virus (RTSV). Kedua jenis virus penyebab tungro tersebut ditularkan oleh wereng terutama wereng hijau secara semipersisten, dan spesies N. virescens adalah vektor yang paling efisien menularkan penyakit tungro.

Dalam sebuah kesempatan, Kepala Balitbangtan, Fadjry Djufri menyampaikan, untuk mengatasi penyakit tungro, Balitbangtan sudah memiliki inovasi berupa paket teknologi Taro yakni teknologi tahan tungro yang didalamnya termasuk padi varietas unggul seperti varietas Inpari 36 Lanrang dan varietas Inpari 37 Lanrang yang dapat meminimalisir serangan tungro pada daerah endemi tungro.

“Teknologi sudah ada, varietas tahan tungro sudah ada. Kalau masih ada serangan tungro yang diakibatkan penggunaan varietas lama, artinya perlu perhatian dan peran Pemerintah Daerah agar dapat memfasilitasi tersedianya benih serta teknologi Taro pada daerah tersebut,” ujar Fadjry.

Sesuai deskripsinya, padi varietas Inpari 36 Lanrang ini dilepas tahun 2015 dengan umur ± 114 hari setelah sebar. Selain tahan terhadap tungro varian 073 dan tahan penyakit blas ras 033 dan ras 073, varietas Inpari 36 Lanrang nasinya bertekstur pulen. Potensi hasilnya bisa mencapai 10,0 ton/ha GKG dengan rata-rata hasil ± 6,7 ton/ha GKG.

Sementara Inpari 37 Lanrang ini termasuk golongan cere, mempunyai potensi hasil 9,1 t/ha GKG dengan rata-rata hasil ± 6,3 t/ha GKG dan bertekstur nasi pulen. VUB ini cocok ditanam di ekosistem sawah irigasi dataran rendah sampai ketinggian < 600 m dpl. Selain memiliki ketahanan terhadap penyakit tungro, Inpari 37 juga memiliki ketahanan terhadap penyakit blas. (Sumber Lolit Tungro)

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author