Lahan Rawa Terbukti Hasilkan Padi Lebih Dari 10 Ton/Hektare

Banyuasin, Technology-Indonesia.com – Dari pagi hingga siang yang terik, banyak kapal keluar masuk sungai dari arah Kecamatan Muara Telang ke Palembang membawa panenan padi. Saat ini, wilayah tersebut mulai memasuki panen raya. Tampak senyum cerah para petani menyaksikan tanaman padinya dipotong oleh combine harvester.

Setelah melewati kendala ketersediaan air yang berubah kualitasnya saat kemarau dan musim hujan yang mundur dari pola hujan tahunan, ternyata tanaman padi dapat bertahan dan memberikan harapan baru bagi petani di kecamatan setempat. Hari itu, Rabu (5/2/2020) di kawasan Program Selamatkan Rawa Sejahterakan Petani (SERASI) Kementerian Pertanian di lahan rawa Desa Telang Rejo, Kecamatan Muara Telang, Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan juga memasuki panen raya.

Inovasi pertanian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) telah diadopsi oleh petani setempat seperti budidaya legowo/tabela menggunakan alsintan (alat mesin pertanian), menanam padi varietas unggul baru (VUB) Inpari 32, pengelolaan hara yang lebih berimbang, menanam dan memanen dengan alsintan, serta menata kelola air menggunakan pompa-pompa dengan kapasitas besar untuk mengatur air keluar dan masuk.

Rasiman, salah satu petani yang ikut program SERASI menginformasikan bahwa produksi padi pada lahannya mencapai 8,6 ton GKP/hektare (ha). Sebelumnya ia memperoleh hasil dibawah 6,5 ton/ha. Petani lain memperoleh produksi terendah 6,5-7 ton GKP/ha karena faktor ketelatenan petani dalam mengelola lahannya. Semangat bertani mereka saat ini meningkat sehingga direncanakan 2 minggu kemudian lahan akan diolah menggunakan traktor pada musim tanam MK I (walik jerami) untuk memenuhi target IP-200.

Di dalam area demfarm dilakukan percobaan Superimphose untuk perbaikan paket teknologi demfarm musim tanam selanjutnya yang dilaksanakan oleh Balitbangtan (Balittanah – BPTP Sumatera Selatan). Teknologi yang diterapkan untuk pengelolaan kesuburan tanah lahan rawa meliputi teknologi ameliorasi khususnya dalam memperbaiki kemasaman tanah dan penanggulangan unsur-unsur yang bersifat racun serta teknologi pemupukan untuk memenuhi kebutuhan hara tanaman.

Inovasi paket budidaya yang diterapkan yaitu penggunaan NPK berimbang, fosfat alam, pupuk hayati sebagai seed treatment, serta amelioran berkualitas seperti Nitromag (Dolomit + Zeolit + Nitrogen), dan campuran abu sekam dan pupuk kandang. Sebagai indikator digunakan padi VUB Inpari 22 dan diperoleh hasil ubinan pada kisaran sebesar 10 – 12,5 ton GKP. Hal ini dimungkinkan karena pertumbuhan padi menjadi lebih sehat dan semua bulir padi terisi dengan sempurna. Petani kooperator Maryono, menyatakan sangat senang dengan naiknya produksi panen di lahannya ini.

Tim peneliti yang mengawal kegiatan demfarm diantaranya adalah Dr. I Gusti Made Subiksa dan Dr. I Wayan Suastika turut merasakan kegembiraan. Petani di desa ini sangat kompak dan mudah tertarik pada inovasi tekonologi pertanian, ungkap Subiksa. Kelelahanpun tidak terasa bila dapat mengawal para petani untuk menghasilkan produksi yang lebih tinggi lagi dan berkelanjutan.

Kepala Balai Penelitian Tanah (Balittanah), Dr. Ladiyani Retno Widowati yang mewakili Balitbangtan menghimbau kepada petani di kecamatan ini khususnya, dan petani di Indonesia pada umumnya untuk memanfaatkan berbagai inovasi teknologi pertanian dari Balitbangtan yang telah terbukti dalam meningkatkan produktivitas dan kualitas produk pertanian. Semua inovasi tersebut dapat diperoleh informasinya dari website Balittanah ataupun Balitbangtan. (LRW, IGMS, IWS, dan M.Is)

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author