Gunakan Rice Transplanter, Petani Parit Bugis Bintan Terapkan Teknologi Pertanian

Jakarta, Technology-Indonesia.com – Kampung Parit Bugis, Desa Bintan Buyu, Kecamatan Teluk Bintan merupakan salah satu sentral produksi padi untuk daerah Bintan, Kepulauan Riau (Kepri). Sejak dua tahun terahir, para petani di kampung Parit Bugis telah memanfaatkan alat tanam modern atau rice transplanter.

Rice transplanter merupakan inovasi teknologi mesin tanam pindah bibit pada tanaman padi yang berfungsi antara lain untuk mengisi kekurangan tenaga kerja manusia yang semakin langka dengan tingkat upah yang semakin mahal, meningkatkan produktivitas tenaga kerja, meningkatkan efisiensi usahatani melalui penghematan tenaga, waktu dan biaya produksi.

Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Kepri, Sugeng Widodo mengatakan mesin rice transplanter merupakan salah satu teknologi yang dikembangkan Kementerian Pertanian (Kementan) dalam mewujudkan pertanian modern dalam revolusi industri 4.0. Rancangan dari mesin rice transplanter dapat beroperasi pada lahan dengan kedalaman lumpur kurang dari 40 cm, sehingga sangat cocok di pergunakan di wilayah Bintan terutama di kampung parit Bugis.

“BPTP Kepri selalu mendampingi petani dalam hal penggunaan teknologi dan mendata Luas Tambah Tanam (LTT) untuk wilayah Kepri agar ketahanan pangan nasional di era New Normal selalu terjaga dan terukur. Untuk itu pada setiap minggu dua kali BPTP Kepri melakukan pendataan LTT untuk Padi Jagung dan Kedelai (Pajale) di Provinsi Kepulauan Riau,” kata Sugeng.

Menurut para petani di kampung parit Bugis, keberadaan rice tranplanter sangat membantu pekerjaan dalam penanaman padi, penyemaian lebih mudah, umur penyemaian lebih singkat, penghematan dalam benih yang disemai dan penanaman tidak adi membutuhkan banyak tenaga kerja dan waktunya lebih cepat.

Rice transplanter ini telah dilengkapi dengan dengan pengaturan jarak tanam memakai jajar legowo 2:1, pengaturan kedalaman lumpur. Sistem tanam jajar legowo merupakan cara tanam padi sawah yang memiliki beberapa barisan tanaman kemudian diselingi oleh 1 baris kosong dimana jarak tanam pada barisan pinggir 1/2 kali jarak tanaman pada baris tengah. Teknologi tanam Jajar Legowo merupakan rekayasa teknologi untuk memperbaiki produktivitas usahatani padi.

Adopsi Inovasi yang terjadi pada petani parit Bugis bukanlah sesuatu yang terjadi begitu saja, tetapi merupakan langkah akhir dalam berbagai tingkatan yang berurutan dalam berbagai karakteristik sosial. Langkah-langah dalam adopsi di antaranya kesadaran akan adanya inovasi, tumbuhnya minat untuk mengetahui lebih banyak/dalam yang berkaitan dengan inovasi, adanya penilaian terhadap baik/buruknya inovasi atau manfaat inovasi yang telah di ketahui informasinya secara lebih lengkap, serta mencoba untuk meyakini penilaian hingga sampai pada tahap adopsi. (Sumber BPTP Kepri)

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author