Jakarta, Technology-Indonesia.com – Kopi merupakan salah satu komoditas perkebunan andalan Indonesia sebagai penghasil devisa dari sektor non migas. Indonesia saat ini masih menduduki peringkat ketiga sebagai penghasil kopi dunia setelah Brasil dan Vietnam.
Indonesia memiliki lahan pertanaman kopi yang lebih luas dari Vietnam akan tetapi secara produksi masih kalah. Potensi Indonesia sebagai penghasil kopi terbesar di dunia masih terbuka lebar, tinggal bagaimana meningkatkan produksi dari tanaman kopi itu sendiri.
Berbagai upaya pemerintah telah dilakukan mulai dari perbaikan klon, teknologi budidaya hingga penanganan pasca panen. Upaya pemerintah melalui Kementerian Pertanian dalam meningkatkan produktivitas kopi telah banyak dilakukan.
Salah satunya dengan pengembangan klon kopi unggul. Klon kopi robusta BP 308 merupakan klon kopi unggul yang dikembangkan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) sebagai batang bawah karena memiliki keunggulan tahan terhadap penyakit yang disebabkan oleh nematode parasit.
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bali bersama Anggota DPR RI Adhi Mahendra Putra melaksanakan serah terima benih kopi BP 308 sebanyak 29.165 pohon kepada lima subak dan dua kelompok tani di Wilayah Desa Pucaksari Kecamatan Busungbiu, Kabupaten Buleleng, Bali pada Senin (13/12/2021)
Acara penyerahan benih dirangkai dengan kegiatan Bimtek Inovasi Perbenihan Kopi Robusta, dan Pengendalian organisme penggganggu tanaman (OPT). Acara juga dihadiri oleh Camat Busung Biu, Kepala Desa Pucak Sari, Koordinator BPP, Kepala Kebun Induk Kopi Robusta sai Pupuan, PPL, Babinsa, Babinkamtibmas, serta undangan lainnnya.
Menurut Kepala BPTP Bali, I Made Rai Yasa rendahnya produksi kopi di Bali disebabkan oleh beberapa faktor. Pertama, karena tanaman kopi petani sudah berumur tua. Kedua, karena adanya penurunan kesuburan lahan akibat penggunaan pupuk kimia secara terus menerus, adanya serangan hama penyakit tanaman kopi yang sulit dikendalikan
”Dari hasil FGD kami diketahui kopi di Desa Pucaksari ini sudah berumur tua-tua dan harus segera dilakukan peremajaan. Karena hal itulah benih kopi BP 308 diserahkan untuk petani di sini dan semoga dapat menjadi solusi dalam meningkatkan produktivitas kopi di daerah ini” ujarnya.
Kepala BPTP Bali juga menjelaskan pada tahun 2021 Komisi IV DPR RI bekerjasama dengan Kementerian Pertanian melalui BPTP Bali telah memproduksi benih kopi klon BP 308 sebanyak 58.330 pohon. Lokasi pembibitan dilaksanakan di kebun Taman Teknologi Pertanian di Desa Sanda, Kecamatan Pupuan, Kabupaten Tabanan, Bali. Perbanyakan benih menggunakan tehnik setek ruas dari batang air tanaman kopi. Dengan teknik-teknik inovasi perbenihan yang dikembangkan oleh BPTP Bali.
Adhi Mahendra Putra dalam sambutannya berharap bantuan benih kopi yang diberikan dapat dipelihara dengan baik sehingga nantinya petani bisa merasakan manfaatnya “Saya harap dengan 29.165 benih kopi ini nantinya kita bisa membuat kawasan kopi unggulan di Desa Pucaksari ini,” ujarnya.
Adhi Mahendra Putra, juga mengajak petani agar melakukan pengolahan pasca panen kopi sehingga nilai harga jual kopi dapat ditingkatkan. “Masalah kita khususnya di Bali ini selalu puas dengan menjual biji kopi, padahal kita bisa juga menjual dalam bentuk disangrai maupun bubuk kopi. Dengan kemasan yang baik produk kopi tersebut bisa kita jual dengan harga yang lebih tinggi” ungkapnya.
Sementara itu, Perbekel Desa Pucaksari I Ketut Maliani mengatakan bahwa Desa Pucaksari sebenarnya merupakan salah satu dari lima desa yang ada di Kecamatan Busungbiu yang terbanyak memproduksi kopi robusta di Kabupaten Buleleng. Dari segi kualitas kopi Pucaksari memiliki kualitas terbaik dan sudah diakui oleh desa-desa sekitarnya.
“Akan tetapi kopi dari Pucaksari tidak pernah muncul namanya, hal ini dikarenakan kurang profesionalnya petani kopi dalam hal pengolahan hasil. Inilah kendala yang dihadapi petani kami yaitu masalah pasca panen dan pemasaran hasil,” ungkapnya.