Balitbangtan Diseminasikan Benih Kakao Unggul BL 50 di Blitar

Jakarta, Technology-Indonesia.com – Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) terus melakukan hilirisasi hasil inovasi dan teknologi di beberapa daerah. Kali ini Balitbangtan melalui Balai Penelitian Tanaman Industri dan Penyegar (Balittri) menyerahkan benih unggul kakao BL 50 di Kampung Coklat kabupaten Blitar pada Sabtu (11/9/2021).

Acara tersebut dihadiri Wakil Ketua Komisi IV DPR RI, Anggia Erma Rini; Kepala Balittri, Tri Joko Santoso dan Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jawa Timur, Catur Hermanto.

Acara dimulai dengan penandatanganan serah terima benih unggul kakao BL 50 dari Kepala Balittri kepada owner Kampung Coklat Kholid Mustofa disaksikan Wakil Ketua Komisi IV DPR RI dan Kepala BPTP Jatim.

Benih yang diserahkan sebanyak 100 batang, diharapkan menjadi langkah awal diseminasi benih kakao unggul bermutu di Blitar pada khususnya dan Indonesia pada umumnya. Selanjutnya dilakukan penanaman di lapang oleh Wakil Ketua Komisi IV DPR RI, Kepala Balittri dan Kepala BPTP Jatim.

Wakil Ketua Komisi IV DPR RI, Anggia mengapresiasi peran Balitbangtan atas penerapan teknologi dan inovasi di bidang perkebunan, salah satunya penyediaan benih unggul bermutu kakao. Mbak Anggi, sapaan akrabnya, menyampaikan harapan supaya Balitbangtan terus melakukan inovasi terkait bahan tanam unggul sehingga mampu mensejahterakan petani.

Kakao Unggul

Kepala Balittri dalam penyerahan benih berharap langkah ini hanya starting point dalam pengembangan kakao. Beliau juga berharap ke depan dengan Kampung Coklat dapat melakukan kolaborasi riset khususnya dalam merakit varietas baru kakao.

Varietas unggul tanaman kakao BL 50 dilepas Balitbangtan melalui Balittri pada 2017. Varietas unggul ini merupakan hasil perbanyakan klonal dari pohon induk tunggal hasil seleksi dalam populasi asal biji oleh petani di Desa Jorong Balubus, Kecamatan Guguak, Kabupaten Lima Puluh Kota, Provinsi Sumatera Barat.

Tanaman Kakao BL50 merupakan klon unggul lokal dari Sumatera Barat, yang dikembangkan oleh petani setempat melalui hasil seleksi partisipatif yang kemudian diberi nama BL 50 (singkatan dari Balubuih Lima Puluh Kota). Selain di Kabupaten Lima Puluh Kota, kakao BL 50 juga telah menyebar luas di wilayah Payakumbuh dan Tanah Datar, Sumatera Barat.

Kakao BL50 memiliki bentuk biji lonjong dengan jumlah biji per buah 48-52 biji dengan rata-rata potensi produksi 3,36 kg/pohon/tahun atau setara dengan 3,69 ton/ha/tahun pada populasi 1.100 pohon. Varietas ini sesuai apabila dikembangkan di wilayah dengan kondisi agroklimat spesifik seperti wilayah dengan tipe iklim B, tipe tanah lempung berpasir di ketinggian 490 m dpl.

Dengan kadar lemak mencapai 44% dan persentase serangan penggerek buah kakao (PBK) sebanyak 0,46%, keparahan penyakit busuk buah kakao (BBK) hanya 9.36%, dan keparahan penyakit vascular streak dieback (VSD) sebesar 41,66% menjadikan keunggulan khas varietas ini dibandingkan dengan varietas kakao lainnya. (Sumber Balittri)

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author