Kemenristekdikti Luncurkan BOPTN untuk Riset dan Pengabdian Masyarakat 2018

alt
 
 
Jakarta, Technology-Indonesia.com – Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) meluncurkan Biaya Operasional Perguruan Tinggi Negeri (BOPTN) untuk riset dan pengabdian kepada masyarakat tahun anggaran 2018. Pendanaan ini salah satunya bertujuan untuk mewujudkan keunggulan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat di perguruan tinggi.
 
Menristekdikti Mohammad Nasir, dalam sambutannya menyatakan tujuan penelitian dan pengembangan atau research and development (R&D) untuk menciptakan inovasi dan invensi, dan yang menjadi penentunya adalah komunitas global terkait, melalui mekanisme peer review di jurnal ilmiah yang diakui komunitasnya.  Sehingga jurnal bukan sekedar alat disemimasi saja, tetapi sebagai filter atas substansi hasil riset.
 
“Kalau hasil riset hanya asal didesiminasikan di sembarang jurnal menjadi kurang bermakna, baik bagi pelaku, institusi dan negara yang membiayai,” imbuh Menristekdikti saat peluncuran BOPTN untuk Riset dan Pengabdian Masyarakat 2018 di Kantor Kemenristekdikti, Senayan, Jakarta, Selasa (16/1/2018).
 
Menteri Nasir menambahkan bahwa R&D bukan hanya untuk publikasi, menghasilkan Kekayaan Intelektual atau prototipe saja tetapi perlu ditindaklanjuti untuk kesejahteraan Masyarakat. Karena itu,  R&D perlu difokuskan pada kegiatan yang mampu mengentaskan masyarakat tersisih (preferential option for the poor) pada semua strata, serta kepada masyarakat untuk pengembangan martabat manusia dan kelestarian sumber daya alam sebagai bentuk hilirisasi hasil penelitian yang dapat langsung diaplikasikan ke masyarakat.
 
Total dana penelitian yang diluncurkan sebesar Rp. 1.291.526.673.999 dengan total judul penelitian 18.433 judul. Sementara total dana untuk pengabdian kepada masyarakat sebesar Rp. 138.831.000.000 untuk 2.201 judul.
 
Menristekdikti mengatakan, terjadi peningkatan jumlah penelitian yang didanai pada 2018 dari tahun sebelumnya yaitu 15.124 judul (Rp 1.030 T) atau meningkat sekitar 22%. Namun, untuk pengabdian kepada masyarakat terjadi penurunan dari 2.288 judul (Rp.153.589.500.000) pada tahun sebelumnya. 
 
Penurunan ini terjadi karena terdapat program khusus semacam penugasan sebanyak 70 lokasi diseminasi Teknologi Tepat Guna (TTG) untuk mendukung pembangunan Perdesaan (Rp.11.500.000.000), kurang lebih sebesar 2.1%.
 
Total judul dan dana penelitian sesuai dengan 10 bidang fokus adalah bidang pangan dan pertanian (2.708 judul),  kesehatan dan obat (2.571 judul), energi dan energi terbarukan (1.018 judul), pertahanan dan keamanan (78 judul), teknologi informasi dan komunikasi (2.097 judul), kemaritiman (429 judul), kebencanaan (537 judul), transportasi (331 judul), material maju (994 judul), dan sosial humaniora (7.670 judul).
 
Sepuluh perguruan tinggi dengan jumlah judul penelitian didanai terbanyak adalah UGM (573 judul), ITB (399 judul), IPB (336 judul), UI (318 judul), ITS (295 judul), UNHAS (280 judul), USU (265 judul), UNAIR (262 judul), UNPAD (232 judul), dan UNDIP (212 judul).
 
Total judul dan dana penelitian sesuai dengan klasternya adalah kelompok perguruan tinggi (PT) Mandiri (4.624 judul) dengan dana Rp. 540.561.995.999; kelompok PT Utama (3.645 judul) dengan dana Rp. 334.966.785.000, kelompok PT Madya (3,823 judul) dengan dana Rp. 218.972.324.000; serta Kelompok PT Binaan 6.341 judul dengan dana Rp. 197.025.569.000.
 
Untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas penelitian, penyelenggaraan penelitian dilaksanakan dengan menerapkan paradigma baru dalam pembiayaan penelitian dengan menggunakan Standar Biaya Keluaran (SBK). Hal ini untuk mencapai target indikator publikasi internasional, kekayaan intelektual yang didaftarkan serta prototipe pada Tingkat Kesiapan Teknologi sampai dengan tujuh. 
 
Sedangkan untuk Pengabdian kepada Masyarakat, pendanaan 2018 difokuskan pada kegiatan membangun desa dan mampu mengentaskan masyarakat tersisih pada semua strata, yaitu masyarakat yang tersisih secara ekonomi, politik, sosial, dan budaya. Serta melakukan alih teknologi, ilmu, dan seni kepada masyarakat untuk pengembangan martabat manusia dan kelestarian sumber daya alam sebagai bentuk hilirisasi hasil penelitian yang dapat langsung diaplikasikan ke masyarakat.
 
Dalam kesempatan tersebut Menristekdikti kembali mengingatkan pentingnya menggelorakan kembali Gerakan Indonesia Menulis yang harus dilakukan oleh seluruh kalangan masyarakat, terutama para akdemisi, seperti dosen dan peneliti, karena tulisan adalah sumber pengetahuan. 
 
“Budayakan kembali menulis, sehingga bermanfaat bagi orang lain. Salah satu cara untuk memperkenalkan hasil-hasil penelitian adalah melalui tulisan yang dipublikasikan, dengan menulis maka peneliti dan dosen dapat mengharumkan nama Indonesia di kancah pergaulan ilmiah dunia,” pungkasnya.
Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author