Jakarta, Technology-Indonesia.com – Dalam suasana Idulfitri, Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir mengajak seluruh pegawai Kemenristekdikti dan pegawai Lembaga Pemerintah Nonkementerian (LPNK) yang berada dalam koordinasi Kemenristekdikti untuk saling memaafkan dan menjaga kerukunan bangsa.
“Saya atas nama pribadi dan atas nama Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi mengucapkan minal aidin wa fadzin, taqabbalallahu minna wa minkum, taqabbal ya Karim, mohon maaf lahir dan batin. Apabila mungkin tutur kata saya kurang berkenan bagi bapak ibu semuanya dalam bekerja sehari-hari dalam setahun ini atau selama saya jadi Menteri, saya mohon maaf yang sebesar-besarnya, baik yang saya sengaja maupun tidak saya mohon maaf,” ungkap Menteri Nasir saat Halalbihalal Idul Fitri 1440 Hijriah di lingkungan Kemenristekdikti di Auditorium Gedung II BPPT, Jakarta pada Senin (10/6/2019).
Selain mengajak saling memaafkan, Menteri Nasir turut memaafkan semua kesalahan yang dilakukan para pegawai Kemenristekdikti dan LPNK dalam koordinasi Kemenristekdikti.
“Demikian pula bagi bapak dan ibu sekalian, apapun yang bapak ibu lakukan, barangkali pernah membicarakan saya, atau apa yang menyakitkan bagi saya, belum minta maaf, saya maafkan, sehingga saya katakan nol: nol,” ungkap Menteri Nasir.
Pendaftaran SBMPTN Dimulai
Pada kesempatan ini, Menristekdikti mengucapkan selamat mendaftar Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) bagi peserta SBMPTN yang sudah mendapat hasil Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK).
“SBMPTN hari ini ada pendaftaran. Dasarnya adalah dari UTBK. Jadi UTBK sudah berjalan, (peserta) sudah dapat nilai. Bagi seluruh peserta atau seluruh anak Indonesia yang sudah ikut UTBK, silakan mendaftar sesuai kemampuan masing-masing karena ini terbuka dari tanggal 10 sampai 24 Juni,” ungkap Menristekdikti.
Dengan sistem baru SBMPTN 2019, Menteri Nasir berharap pendaftar PTN pada tahun ini tidak menumpuk di beberapa program studi di beberapa PTN tertentu, karena calon mahasiswa sudah dapat memperkirakan dia akan diterima dengan nilainya atau tidak di progran studi PTN tujuan.
“Nanti grade program studi berbeda-beda, makanya anak harus bisa melihat pada grade itu apakah banyak peminatnya. Contoh katakanlah kapasitasnya Kedokteran 100. Nilai terendah katakan 90, yang nilainya 80 atau 75 ini pasti tidak diterima. Tidak lagi pendaftar perguruan tinggi menumpuk, akan menyebar pada program studi sesuai kemampuan (hasil UTBK) masing-masing,” ungkap Menteri Nasir.
Menristekdikti menyatakan masih ada kesempatan bagi calon mahasiswa yang belum mendapatkan progam studi pada SBMPTN pada seleksi mandiri yang diselenggarakn PTN masing-masing.
“Kalau tidak bisa lolos dalam SBMPTN masih ada kesempatan yang namanya ujian mandiri. Ujian mandiri sesuai Peraturan Menteri itu maksimal 30 persen dari total kuota yang tersedia bagi seluruh perguruan tinggi (negeri), jadi cukup besar, masih dimungkinkan. Harapan saya mudah-mudahan mereka bisa memilih sesuai dengan bidang yang diinginkan dan diminati sesuai kemampuannya,” harap Nasir.