Jakarta, Technology-Indonesia.com – Menjalani perawatan gigi kadang memunculkan rasa tidak nyaman seperti pegal dan kaku di area rahang akibat membuka mulut lebar. Bahkan pada beberapa kasus pasien masih merasakan pegal dalam jangka waktu lama. Hal ini berpotensi memunculkan gangguan sistem pengunyahan atau Temporo Mandibular Disorder (TMD).
Persoalan tersebut kini bisa teratasi dengan Gadjah Mada Ultrasound Therapy atau Gusta, alat besutan tiga mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM). Gusta dirancang oleh Amri Siddiq Pangestu dari Fakultas Teknik dan Eltrin Khotimah Maharti serta Nurzahra Sekar Ningrum yang merupakan mahasiswi Fakultas Kedokteran Gigi (FKG). Perangkat yang dikembangkan mampu memberikan relaksasi otot-otot di sekitar area rahang.
Amri menjelaskan Gusta merupakan inovasi alat kesehatan yang mampu memancarkan gelombang ultrasonik dengan frekuensi tepat. Kondisi ini bisa memberikan rasa nyaman dan merelaksasi otot sekitar rahang sehingga meminimalisir terjadinya pegal, kaku rahang maupun terjadinya TMD.
Amri menyebutkan, gelombang ultrasonik telah lama digunakan di dunia medis. Gelombang ini diketahui mampu menyembuhkan rasa sakit dan kaku pada otot dengan menghasilkan efek mekanis dan termal sehingga mampu meningkatkan temperatur jaringan disekitarnya serta melancarkan aliran darah.
Alat ini tersusun dari tujuh komponen utama yaitu mikrokontroler, generator gelombang ultrasonik, pengatur input-output, headphone, sensor suhu, LCD, dan tranduscer ultrasound. Cara kerjanya dengan mengubah sinyal listrik menjadi gelombang ultrasonik yang bisa diatur melalui alat ini.
“Penggunaannya pasien bisa memakai headset dengan menyesuaikan dengan sendi rahang pasien. Setelah itu tombol power dihidupkan untuk menyalakan alat serta frekuensi dapat diatur sesuai kenyamanan pasien,”paparnya.
Nurzahra menambahkan, sebelum mengeluarkan frekuensi alat ini akan diberikan gel untuk meminimalisir kontak kulit yang membuat tidak nyaman dan memaksimalkan efek pancaran gelombang ultrasonik.
Penggunaan Gusta, tidak hanya memberikan rasa nyaman bagi pasien. Alat ini juga memudahkan dokter saat melakukan perawatan gigi dan mulut karena dilengkapi LCD yang menampilkan suhu dan frekuensi Gusta.
“Dengan alat ini bisa mengurangi ketidaknyamanan pasien saat perawatan gigi. Dengan begitu dapat menjaga loyalitas pasien melakukan perawatan gigi dan mulut,” ujarnya.
Tim Gusta menghabiskan biaya hingga Rp. 11 juta untuk pengembangan alat. Apabila diproduksi massal alat ini bisa dijual seharga Rp.2,5 juta.
Purwarupa ini lahir dari Progam Kreativitas Mahasiswa bidang Karsa Cipta (PKM-KC) UGM 2018 dan berhasil memperoleh dana penelitian dan pengembangan dari Kemenristekdikti.