Transformasi Digital Harus Berjalan Sesuai Sifat Rasulullah

TechnologyIndonesia.id – Proses transformasi digital harus berjalan sesuai dengan karakter dari Rasulullah, Nabi Muhammad SAW. Ada empat sifat utama Rasulullah yaitu siddiq (jujur), amanah (dapat dipercaya), tabligh (menyampaikan kebenaran), dan fathonah (cerdas).

Staf Ahli Sosial, Ekonomi, dan Budaya, Kementerian Komunikasi & Digital (Kemkomdigi) Wijaya Kusumawardhana menyampaikan hal tersebut dalam CSR Ramadan – Huawei I Do Care di Jakarta pada Selasa (18/3/2025).

Lebih lanjut Wijaya menjelaskan bahwa siddiq artinya jujur dan benar. Artinya, dalam transformasi digital kita harus benar-benar menyampaikan hal yang benar. Jika, kontennya tidak benar bisa menyesatkan bagi siapa pun yang mengaksesnya.

“Dalam proses transformasi digital juga ada unsur amanah. Jadi penting bagi kita semua untuk menjaga bahwa proses transformasi digital jangan sampai diwarnai atau terkontaminasi hal-hal yang sifatnya negatif,” terangnya.

Wijaya juga berpesan agar siswa didik menjauhi informasi hoaks, konten yang mengandung pornografi maupun judi online.

Selanjutnya, transformasi digital berfungsi untuk tabligh (menyampaikan kebenaran). Terakhir, fatonah artinya cerdas. Wijaya berpesan agar menggunakan perangkat digital untuk mencerdaskan bangsa.

“Kita manfaatkan konten yang ada untuk bisa memberi nilai tambah bagi kemajuan bangsa dan perkembangan ekonomi Indonesia. Jadikan transformasi digital untuk mendorong kita berinovasi, berkreasi, dan menumbuhkan produktivitas,” tuturnya.

Pada kesempatan tersebut, Wijaya mengapreasiai terhadap langkah Huawei dalam memperkuat literasi digital di lingkungan pesantren.

“Kontribusi Huawei terhadap transformasi digital di Indonesia sangat luar biasa. Huawei tidak hanya men-deliver produk dan solusi teknologi, tetapi juga mendorong tumbuh kembang talenta digital. Mari kita optimalkan transformasi digital untuk mencerdaskan bangsa,” katanya.

Dalam Program CSR Huawei 2025, Huawei menyalurkan donasi makanan bergizi serta perangkat digital untuk pesantren di 16 kota di Indonesia yaitu Banda Aceh, Medan, Padang, Jakarta, Bekasi, Bogor, Depok, Karawang, Ciamis, Kudus, Situbondo, Malang, Sampang, Lombok, Balikpapan, dan Makassar.

Vice President, Huawei Indonesia, Kian Chen dalam acara serah terima donasi bertajuk “Sharing Happiness toward Healthy and Better-Connected Communities for Indonesia Vision 2045”, menyampaikan bahwa pihaknya berharap dapat memberikan kontribusi nyata dalam mewujudkan Visi Indonesia 2045.

“Inisiatif yang menjadi bagian dari ‘Huawei I Do Care’ ini bertujuan mendukung program pemerintah dalam menciptakan genreasi muda yang sehat dan berkualitas,” ujar Kian Chen.

Demi mendukung pencapaian Visi Indonesia Emas 2045, Huawei konsisten meluncurkan berbagai inisiatif guna memperkuat ekosistem digital yang inklusif. Salah satunya melalui program pengembangan talenta digital di berbagai pondok pesantren di seluruh Indonesia. Melalui program ini, Huawei berupaya meningkatkan akses pendidikan berbasis teknologi bagi para santri.

Kegiatan tersebut juga dihadiri oleh Direktur Pesantren Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama, Basnang Said, dan Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, Suharti.

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014). Buku terbarunya, Antologi Puisi Kuliner "Rempah Rindu Soto Ibu"
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author