BPPT dan Industri Adakan Forum Kerjasama

BPPT merangkul industri dalam satu forum kerjasama. Forum ini akan mengawali kerjasamanya dengan menitikberatkan pada penguatan industri dan peningkatan daya saing nasional.

“Bagi BPPT, sebetulnya pusat inovasi seharusnya ada di industri, tapi di Indonesia ini belum bisa, karena industri kita tidak melakukan riset dan pengembangan. Karena itulah peran itu sementara diperankan oleh BPPT, dan  lembaga riset yang lain seperti juga LIPI, atau perguruan tinggi,  tapi secara bertahap kita ingin ada pergeseran. ke industri, baik melalui lisensi-lisensi, paten ataupun melalui kerjasama riset ataupun para peneliti dan perekayasa ini bekerja  di industri,” kata Kepala BPPT Marzan A Iskandar di Jakarta, Rabu (14/12).

Selanjutnya Marzan menyebut hal itu merupakan salah satu cara untuk mendorong industri melakukan kegiatan riset, pengembangan, dan inovasi., supaya daya saingnya semakin meningkat.

“Forum ini ditujukan untuk saling mendekatkan antara industri dengan lembaga pemerintah yang mengurusi kebijakan, riset dan pengembangan, seperti BPPT dan Industri. Dengan demikian masalah-masalah yang potensial dapat terungkap dan terselesaikan,” katanya.

Saat ini beberapa capaian BPPT yang siap untuk diaplikasikan pada industri antara lain Panser 6×6, pipa apung, teknologi modifikasi cuaca, e-voting, perisalah, teknologi digital broadcasting, e-development, fasilitas uji dinamika kereta api (Fudika), ikan Nila Salin, Pangan Darurat Bencana (Biskuneo), Sistem Pengolahan Air Bersih, Teknologi Bahan Bakar Nabati, dan Pupuk Lepas Lambat (Pupuk SRF).

Marzan pada kesempatan itu juga menawarkan teknologi untuk penghematan pemanfaatan di sektor energi misalnya  untuk peningkatan efisiensi penggunaan energi. “Kalau kita bisa menghemat 10 persen dari kapasitas yang ada sekarang, dimana kapasitas yang ada sekarang sekitar 20.000 MGw. Kalau sepuluh persen kita hemat sekitar 2.000 mega watt, sedangkan 2.000 mega watt tersebut biayanya sama dengan kalau satu pembangkit kita buat 1 mega watt biayanya satu juta dolar Amerika maka kita bisa menghemat dua miliar dolar Amerika,” katanya.

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author