Keingintahuan mengenai hasil panen karena beda tipe tanah di tempat kelahirannya mendorong, Dr. Yiyi Sulaeman untuk mempelajari dan mendalami ilmu pedologi dan pemetaan tanah. Lulus dari SMA Negeri Situraja Sumedang (Jawa Barat) pada 1994, Yiyi melanjutkan pendidikan sarjana di Institut Pertanian Bogor. Jurusan tanah menjadi pilihannya meski beberapa seniornya memberitahukan bahwa ilmu tanah adalah pelajaran yang sulit.
“mun ce’nge’ng tangtu pareng” (pepatah sunda yang berarti kalau berkemauan keras pasti berhasil) menjadi pegangannya saat mempelajari bidang-bidang ilmu tanah yang memang memerlukan ekstra usaha untuk menguasainya. Dengan tekad dan perjuangan yang keras, bidang-bidang ilmu tanah dikuasainya dan gelar sarjana pertanian pun diraihnya pada 1999.
Penelitian S1-nya yang mengkaji hubungan antara ragam tanah, pemupukan dan pengelolaan tanah serta keragaan tanaman dan hasil tananam kakao di Perkebunan Panumbangan Sukabumi mendorongnya untuk mendalami lebih jauh tentang ilmu pedologi, suatu cabang ilmu tanah yang mempelajari keragaman tanah secara vertikal dan spasial.
Ilmu pedologi merupakan ilmu terapan karena memerlukan penguasan ilmu kimia tanah, fisika tanah, geologi dan geomorfologi, matematika, ilmu batuan dan mineralogi, hidrologi, klimatologi, botani, fisiologi tanaman, komputer, pengindraan jauh, dll.
Ilmu tanah adalah ilmu lapangan, menuntut Yiyi untuk terbiasa bekerja mandiri di lapangan. Entah berapa kilometer telah ditempuh dan entah berapa lubang tanah telah digali untuk mempelajari keragaram tanah, mendeskripsikan morfologi dan sifat tanahnya, menganalis hubungan setiap sifat tanah dengan kondisi lingkungan kemudian menggambarkannya dalam peta tanah, dan mengevaluasi kesesuaian lahan untuk pengembangan pertanian.
Jauh sebelum waduk Jatigede dibangun, Yiyi terlibat dalam pemetaan tanah DAS Cimanuk Hulu yang antara lain mengkaji keragaman tanahnya, memetakan tanah dan mengevaluasi kesesuaian lahannya dan merencanakan skenario penggunaan lahan untuk memastikan erosi tanah di hulu dan sedimentasi Waduk Jatigede terkendali.
Tempaan lapang dan pengalanan pemetaan semenjak Kuliah membantu lolosnya Yiyi saat melamar dan wawancara untuk bekerja di Puslitanak. Puslitanak satu-satunya lembaga penelitian di bawah Badan Litbang Pertanian yang khusus mempelajari tanah, membuat aneka peta tanah dan teknologi pengelolaan tanah. Lembaga ini sekarang berubah nama mnejadi Balai besar Peneitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian (BBSDLP).
Beberapa hari setelah diterima sebagai tenaga honor, Yiyi ditugaskan untuk menjadi anggota tim yang memetakan tanah di wilayah di Kalimantan Timur yang membentang dari Tanah Grogot hingga Sangkurilang, membuatnya harus berlama-lama tinggal di hutan dan perdesaan dan sebagai laboratorium lapangan dimana ia belajar dari para pakar pemetaanh tanah, senior-seniornya.
Pada 2001, Yiyi resmi diterima menjadi peneliti di Puslitbangtanak (nama baru untuk Puslittanak. Tidak tanggung-tanggung, survei dan pemetaan tanah terus berlanjut dari banda Aceh hingga merauked dari Manado hingga Kupang. Didikan lapang oleh seniro-senironya dan pengaamannya di berbagai tempat yang dijelajahinya di darat maupun di rawa, di lahan mineral maupun lahan gambut, semakin menguatkan dan mendorongnya untuk mendalami ilmu pedologi dan pemetaan tanah tingkat lanjut.
Sekitar 2002, Yiyi ditugaskan mengikuti pendidikan Master of Science di University of the Philippines Los Banos (UPLB). Yiyi kemudian menggabungkan ilmu tanah dengan ilmu statistika dan matematika. Pelajaran ilmu tanah lanjutan berhasil dikuasainya termasuk ilmu statistika. Penelitian masternya mengkaji hubungan tanah-lanskap di Lampung merupakan cikal menjadi contoh bagi yuniornya yang mendalami ilmu pedologi di universitas tersebut. Master of Sciene diraihnya dalam waktu dua tahun an tahun 2004, Yiyi kembali ke instansi penelitian asalnya.
Pemahaman akan ilmu statistika dan matematika dan pengalamannya mengintegrasikna ke bidang ilmu pedologi, membuatnya menjadi ahli pedometrika nusantara. Pedometrika adalah ilmua terapan yang menaplikasin prinsip matematikan dan statistikan keilmu pedologi dan menerapkannya dalam bidan pemetaan tanah air. Pada saat itu (2004) pengajaran pedometrika belum banyak di dalami di univeristas-universitas tanah air.
Yiyi kemudian menjabat wakil kepala instalasi basis data. Hal ini mendorongnya mendalami keragaman sifat tanah dan mengabungkan setiap sifat tanah dengan faktor linglungan. Upaya ini dipercepat karena penguasaanya terhdapa ilmu pemograman komputer, sistem informasi geografis, serta pengindraaan jauh.
Tahun 2009, Yiyi mendapat tugas belajar S3 di IPB. Pemodelan tanah-lansekap menjadi obyek kajiannya. Penguasan pedometrik dikombinasikan dengan penguasan teknik digital soil mapping menciptakan perpaduan teknik untuk mempercepat pembuatan peta tanah. Genap tiga tahun, Yiyi meraih gelar doktor dari IPB dengan mempertahankan disertasinya tentang “Hubungan sifat tanah dan lanskap di Pulau Jawa”. Belajar digital soil mapping dibimbing Prof. Alex Mc. Bratney dan Prof. Budiman Minasny dari Universitas Sydney diramu dengan penelitian doktoralnya, akhirnya menjadikan Yiyi sebagai Digital Soil Mapper pertama di tanah air.
Banyak tulisan ilmiah yang telah Yiyi terbitkan baik sebagai penulis pertama maupun co-author melengkapi referensi jurnal-jurnal ilmiah ternama dan juga bagian dari buku internasional. Selain itu, tulisannya pun dapat di majalah-majalah ilmiah ilmu tanah nasional, prosiding dan laporan teknik. Sedikitnya tiga buku telah ditulisnya untuk menularkan ilmu tanah dan imu pemetaan ke generasi muda, sebanyak tiga software dan 4 aplikasi berbassis web telah diciptkannya bersama-sama dengan koleganya.
Saat ini Yiyi sebagai peneliti karaterisasi dan penelitian lahan, banyak membimbing mahasisawa S1 dan S2 sebagai wahana untuk mengajarkan pedometrika dan digital soil mapping ke generasi muda tanah air, menulis buku dan menjadi pembica tamu di seminar internasional dan nasional, di tengah kesibukannya sebagai Kepala Bidang Kerjasama dan Pendaya gunaan Hasil Penelitian BBSDLP. Sejumlah buku karyanya juga dipublikasikan untuk masyarakat luas.